Mohon tunggu...
Reza Imansyah
Reza Imansyah Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa Teknik Sipil Universitas Indonesia

Seorang mahasiswa teknik sipil yang sangat menyayangi ilmunya. Suka menguak sisi lain Indonesia, khususnya dalam sosial, budaya, dan politiknya. Menulis menjadi bagian dari hidup. Dan akan terus hidup walau saya mati. Saya yakin.

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Gagasan Energi Baru Terbarukan (EBT) untuk Meningkatkan Kesadaran Masyarakat Indonesia terhadap Perubahan Iklim

27 Agustus 2020   09:44 Diperbarui: 27 Agustus 2020   09:47 446
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Panel Surya sebagai Salah Satu EBT (rctiplus.com, 2020)

Pendidikan yang baik dapat membentuk masyarakat yang semakin memperhatikan kondisi sekitarnya walaupun sedikit disusahkan, dalam hal ini tidak lagi menggunakan bahan bakar fosil sebagai bahan dasar untuk pembangkit listrik melainkan menggunakan EBT. 

Hadirnya tindakan konkret yang akan memberikan kesimpulan tertentu pastinya akan semakin meningkatkan kesadaran dan kepercayaan masyarakat baik terhadap isu perubahan iklim maupun isu aktivitas manusia yang menyebabkan perubahan iklim.

Pemerataan Merupakan Kata Kunci

Menurut International Renewable Energy Agency (IRENA), terdapat empat sektor kunci dalam pengembangan EBT, yaitu transportasi, bangunan, industri, dan sumber energi. Sektor-sektor kunci ini pastinya dimiliki terlebih dahulu oleh daerah-daerah yang lebih maju, serta semakin modern akan semakin canggih keberadaan dan penggunaan sektor-sektor kunci tersebut. 

Dapat dikatakan, semakin modern sebuah daerah maka semakin berpengalaman daerah tersebut dalam mengoperasikan sektor-sektor kuncinya. Mungkin, ketika isu energi yang tidak dapat diperbaharui belum sebanyak sekarang, kota-kota yang lebih maju seperti Jakarta, Surabaya, Medan, dan Bandung belum memikirkan pembaharuan energi tetapi sudah menggunakan secara masif bahan bakar tidak dapat diperbaharui sebagai sumber energi. 

Akan tetapi, setelah majunya teknologi dan informasi, kota-kota yang sudah maju akan cenderung berusaha menggunakan EBT, didukung dengan aspek ekonomi, sosial, dan budaya yang mengikuti tren. Sayangnya, di daerah lain belum ada tren semarak di kota-kota besar, sehingga polanya akan terus tertinggal.

Dalam sektor transportasi, tidak hanya kota kecil bahkan Jakarta sebagai kota metropolitan pun tertinggal daripada kota-kota di negara lain. Indonesia masih belum mampu memanfaatkan dengan baik bahan bakar yang ramah lingkungan seperti biodiesel dan biofuels sebagai bahan bakar kendaraan. 

Banyaknya kendaraan disertai sulitnya mengontrol keberadaan kendaraan ini membuat semakin banyak penggunaan bahan bakar fosil, apalagi pemerintah masih memberikan biaya subsidi kepada beberapa bahan bakar fosil dan bahan bakar tersebut (yang disubsidi oleh pemerintah) memiliki nilai oktan yang kurang baik untuk lingkungan. 

Perlu ada langkah yang cukup sulit dilakukan pemerintah dalam menangani hal ini. Mengurangi jumlah kendaraan pastinya menjadi solusi utama, dengan dapat memberikan regulasi-regulasi tertentu yang lebih efektif dalam rangka memperkecil kemungkinan perubahan iklim di kota metropolitan karena polusi udaranya yang sangat masif. Semakin banyak regulasi yang ada, masyarakat akan semakin menyadari perubahan iklim sangat nyata.

Untuk sektor industri, diharapkan pabrik-pabrik dan penambangan-penambangan dapat memanfaatkan sumber energi untuk proses pengerjaannya seperti pemanasan dan pendinginan melalui EBT, contohnya sumber listrik untuk mengoperasikan mesin-mesin tersebut menggunakan pembangkit listrik tenaga angin. 

Dalam hal ini, perlu adanya kerjasama pemerintah sebagai penyedia lahan dan pembuat regulasi dan pihak swasta sebagai operator dari industri pada umumnya. Apabila industri yang ramah lingkungan tercapai, dapat terjadi kepekaan lingkungan baik dari pemilik industri, pekerja industri, dan stakeholders terkait industri tersebut yang dapat pula menjadi nilai jual sebuah perusahaan industri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun