Kasus Covid-19 telah menyerang hampir semua negara di dunia termasuk Indonesia.
Penyakit yang disebabkan oleh infeksi SARS Coronavirus 2 (SARS-CoV-2) ini membuat sebagian besar penduduk dunia mengurung diri di rumah masing-masing demi mengurangi potensi terinfeksi virus tersebut.
DKI Jakarta sebagai provinsi di Indonesia yang paling aktif dalam seluruh sektor kehidupan pastinya memiliki potensi penduduk terkena penyakit Covid-19 lebih besar dibandingkan provinsi lainnya.Â
Potensi penyebaran Covid-19 terus meningkat didukung dengan masih adanya perkantoran yang mempekerjakan karyawannya sampai sekarang.
Begitupula dengan kegiatan penduduk yang cukup tak acuh dengan pedoman pemerintah mengenai Covid-19, hal ini terlihat dengan masih adanya kegiatan di pasar tradisional, kumpul-kumpul di rumah tetangga, bahkan mengadakan acara yang mengundang banyak orang seperti resepsi pernikahan.Â
Hadirnya Covid-19 di negara manapun bahkan secara global mempengaruhi semua sektor kehidupan, seperti ekonomi, politik, dan kemajuan teknologi.
Melihat hal ini, sudah semestinya penanganan Covid-19 di Indonesia dan DKI Jakarta perlu lebih serius serta menyeluruh, khususnya dalam bidang kesehatan sebagai sektor utama permasalahan.Â
Penanganan Covid-19 di DKI Jakarta masih jauh dari kata baik. Selain jumlah penduduk yang telah melakukan rapid test ataupun PCR test masih sedikit, salah satu hal fundamental juga memiliki kekurangan yakni jumlah rumah sakit rujukan yang hanya berjumlah delapan rumah sakit.Â
Menurut Pandu Riono, pakar epidemiologi dari Universitas Indonesia, jumlah kapasitas rumah sakit yang ada tidak akan mampu menangani kasus Covid-19. Perlu ada kesiapan lebih dari pemerintah, khususnya dalam bidang kesehatan dan ekonomi supaya mencegah masalah lainnya muncul dan memperkeruh kondisi yang ada.
Kapasitas Pelayanan Kesehatan Terhadap Covid-19 di DKI Jakarta