Mohon tunggu...
Reza Furqanza
Reza Furqanza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa yang hanya memiliki prinsip seperti titik

20107030012 Mahasiswa ilmu komunikasi UIN Sunan Kalijaga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas Pilihan

Kerja Sampingan bagi Anak Kuliahan antara Prestasi dan Kebutuhan Sehari-hari

31 Maret 2021   09:30 Diperbarui: 31 Maret 2021   09:43 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
sumber : pixabay.com

Pernahkah anda melihat seorang mahasiswa yang meski sedang menempuh studi tapi juga bekerja untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari ?. Ya, jawaban nya tentu saja hampir semua dari kita pernah melihat atau hanya sekedar mendengarnya. Bahkan mungkin, anda juga dulu termasuk salah satunya. Menjadi bagian dari mahasiswa yang harus bekerja untuk menambah pemasukan serta tetap fokus mengikuti kuliahan. Hal semacam ini sudah bukan sesuatu yang langka terjadi. Bahkan mungkin sudah menjadi sebuah tradisi.

Semakin kita dewasa maka akan semakin besar tingkat tanggung jawab dan kemandirian yang kita miliki. Hal ini tentu saja juga terjadi bagi para mahasiswa. Rasa ingin mandiri, membuat kita ingin terus berusaha dan mencoba melakukan sesuatu yang mampu memberikan penghasilan tambahan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari atau setidaknya bisa menambah uang jajan ketika kuliahan. Hal ini tentu saja bukan sekedar gengsi, tapi lebih ke rasa ingin mandiri yang terkadang tidak kita sadari. 

Ketika menjadi mahasiswa, rasa tidak ingin memberatkan orangtua nampaknya menjadi sangat besar. Berbeda dengan saat kecil dulu, saat menjadi mahasiswa agaknya rasa untuk tidak ingin terlalu bergantung pada orangtua menjadi lebih besar, terlebih bagi kita yang bukan berasal dari keluarga kaya raya. Hal ini disebabkan karena ketika diri kita bertambah dewasa, maka pola pikir kita akan semakin berkembang dan semakin terbuka khususnya dalam melihat bagaimana situasi yang yang dialami keluarga. Walaupun hal semacam itu tidaklah terjadi pada semua orang, tapi sebagian besar pastilah mengalami hal yang demikian. Perasaan dan faktor-faktor yang demikianlah yang kemudian menjadi alasan utama untuk bekerja sambil meraih gelar strata.

Saat ini, sudah begitu banyak mahasiswa yang sambil kuliah juga melakukan pekerjaan sampingan. Ada yang bekerja sampingan sebagai penyanyi, penjaga toko, barista, tukang pangkas, bahkan ada yang memulai bisnis sendiri. Tentu saja itu bisa dikatakan sebagai suatu hal yang membanggakan. Sifat kemandirian, patutlah dijadikan sebagai sesuatu yang bisa dibanggakan. Karena hal itu menunjukkan bahwa kita sudah memiliki pola pikir yang elegan serta tidak terjerat dengan tuntutan keadaan. 

Keadaan yang sulit, tidak membuat kita terlarut dalam keputusasaan tetapi malah membuat kita menjadi sesosok orang yang mampu mandiri dan berinovasi dalam mengubah keadaan. Kerja sampingan juga agaknya menjadi sesuatu yang sangat menantang. Dengan melakukannya, kita jadi dapat menambah berbagai pengalaman yang nantinya dimasa depan akan menjadi sesuatu yang sangat seru untuk diceritakan. Pengalaman yang membuat kita sadar bahwa hidup tidak boleh hanya sekedar mengikuti keadaan, tetapi juga tentang bagaimana kita mampu mengubah keadaan. 

Tidak hanya itu, kerja sampingan juga mampu menambah wawasan serta meluaskan relasi yang kita miliki. Kedua hal ini tentu saja sangatlah kita perlukan. Akan tetapi jika kita melihat lebih dalam, meski dipenuhi dengan berbagai dampak positif, kerja sampingan juga tentu saja memiliki dampak negatif bagi kita. Kerja sampingan terkadang bisa menjerat orang sampai keenakan dalam bekerja, hingga melupakan tugasnya sebagai seorang mahasiswa.

Faktor negatif itulah yang kemudian memunculkan anggapan dan pertanyaan tentang apakah kerja sampingan tidak mengganggu kuliahan serta apakah hal itu tidak mengurangi prestasi yang dimiliki. Terlepas dari benar atau tidaknya, kita juga pasti menyadari anggapan itu. Karena kita dapat melihat bahwa ada banyak mahasiswa yang terlena dan keasyikan dengan pekerjaan hingga lupa terhadap amanah dan tugasnya sebagai anak kuliahan. Banyak mahasiswa yang gara-gara bekerja malah membuat kuliahnya terbengkalai. 

Bahkan ada yang kuliahnya tak kunjung usai karena sudah terlalu nyaman dalam kerja sampingan. perasaan senang ketika berhasil menghasilkan uang sendiri itu memang terkadang melenakan dan membuat kita terlalu nyaman, hingga melupakan amanah sebagai anak kuliahan. Anggapan bahwa kerja sampingan dapat mengganggu kuliahan memanglah tidak bisa dipungkiri, karena hal ini sudah banyak terjadi dan memiliki begitu banyak contoh kasus yang mumpuni. Akan tetapi, kita juga tidak bisa memungkiri bahwa masih begitu banyak anak kuliahan yang tetap berprestasi meski mereka melakukan kerja sampingan. Bahkan mungkin jumlahnya lebih banyak dibandingkan kejadian yang mendasari anggapan tadi.

Ada banyak mahasiswa yang berhasil mempertahankan prestasinya walau tetap melakukan pekerjaan sampingan. Bahkan dari kerja sampingan itulah mereka mendapatkan relasi yang kemudian sangat membantu dalam mencapai prestasi, serta nantinya juga akan sangat membantu dalam kehidupan kerja setelah masa kuliah berakhir. sehingga tak jarang ada mahasiswa yang sudah ditawari pekerjaan bahkan ketika dia belum lulus kuliah. juga tak jarang ada mahasiswa yang sudah memiliki bisnis yang begitu berkembang bahkan sebelum menggapai gelar sarjana. 

Positif negatifnya fenomena kerja sampingan bagi anak kuliahan, tergantung dari bagaimana kita mampu mengatur waktu dan mengedepankan prioritas dalam menjalaninya. Namanya saja kerja sampingan, tentulah harus dilakukan tanpa melupakan prioritas utama yang sudah diamanahkan kepada kita. Ketika kita mampu mengaturnya, maka kita juga akan mampu untuk mendapatkan keduanya.

Kuliah bukan hanya tentang belajar mendapatkan nilai dan IPK. Tetapi lebih dari itu, kuliah adalah tentang bagaimana kita mempelajari kehidupan. Maka kuliah tidak hanya harus melulu tentang kuliah. Kuliah juga tentang seberapa banyak kita mampu mencari pengalaman, meluaskan jaringan, menjalin pertemanan, menambah wawasan dan pengetahuan, serta mampu mempelajari kehidupan. Sehingga dengan hal itu kita terbuka dengan keadaan serta mudah dalam melihat peluang. Dan ketika sudah benar-benar memahaminya maka kita tidak akan pernah lagi dikendalikan keadaan, karena kitalah yang akan menciptakan keadaan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun