Mohon tunggu...
Reza Allifia Annaz
Reza Allifia Annaz Mohon Tunggu... Seniman - Mahasiswi

Machiato

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Faktor Perubahan Masyarakat yang Disebabkan oleh Covid-19

29 April 2020   00:12 Diperbarui: 29 April 2020   00:12 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Pada maret 2020, Indonesia kedatangan tentara kecil yang memiliki dampak luar biasa bagi segala aspek kehidupan, tentara kecil itu bernama Covid-19. Sebuah virus yang datang dari Kota Wuhan China dan mengguncang hampir semua belahan dunia. Wabah virus ini mampu membuat seorang individu meregang nyawa. 

Penularan virus terus bertambah dari hari ke hari, baik terinfeksi, sembuh maupun meninggal. Upaya pemerintah gencar dilakukan guna memutus rantai penularan. Namun tetap saja, data terinfeksi terus meningkat. Tenaga medis menjadi garda terdepan untuk menyembuhkan pasien terinfeksi, tetapi sebenarnya garda terdepan bukan tenaga medis melainkan setiap diri individu. 

Covid-19 menginfeksi tubuh individu menyerang bagian paru-paru, virus ini mampu menular ke tubuh orang lain melalui udara. Tubuh individu dengan imun rendah rentan tertular, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa kondisi individu dengan imun yang baik tidak dapat terinfeksi. Virus ini tidak hanya berdampak pada diri individu melainkan masyarakat. 

Banyak perubahan terjadi setelah Covid-19 terus menjalar dalam kehidupan bersosial. Sebenarnya tanpa adanya virus Covid-19 manusia akan selalu berubah, baik langsung maupun tidak karena manusia itu mahluk perubahan. Fokus perubahan yang disebabkan oleh virus yang bisa menjangkit siapapun terletak pada dampak setelah virus menyebar luas dan interaksi sosial di masyarakat yang kian pudar.

Perubahan masyarakat saat ini didorong oleh kebijakan pemerintah mengenai penerapan social distancing. Kebijakan ini mengharuskan individu untuk menjaga jarak satu sama lain. Larangan berkerumun juga diterapkan demi memotong rantai penularan. Saat ini kebijakan social.distancing diganti dengan physycal distancing yang dirasa lebih cocok untuk masyarakat Indonesia. Atas kebijakan pemerintah banyak hal yang diambil alih, mulai dari pekerjaan, pendidikan, maupun sosial di masyarakat. 

Pekerja pabrik dirumahkan, minimnya bahan yang harus dikerjakan mengharuskan banyak buruh pekerja dirumahkan bahkan sampai di Phk. Hal ini menyebabkan tingkat pengangguran yang masih banyak semakin tinggi di Indonesia. pengangguran ini akan memunculkan perilaku menyimpang seperti mencuri melihat tidak ada lapangan pekerjaan sama sekali ditambah pembebasan para napi sebagai bentuk memutus rantai penularan.

Sistem pendidikan saat ini dialihkan menjadi sistem dalam jaringan (daring). Tingkat Sd, Smp, Sma, dan perkuliahan menggunakan sistem online. Cara demikian digunakan untuk meminimalisir orang berkerumun. Namun implikasi sistem daring di kalangan siswa maupun mahasiswa tidak berjalan efektif. Tugas yang diberikan banyak namun ilmu kurang menyerap dengan baik, sebab tidak ada bimbingan materi oleh pihak sekolah maupun perkuliahan. 

Sistem online dianggap kurang kondusif karena anak hanya akan memberi salam, hadir dalam.kelas, menjawab salam dimana tidak menutup kemungkinan bahwa anak mengikuti sampai akhir pembelajaran. Keberadaan sistem daring sedikit memberi beban karena anak harus selalu memiliki paket internet dan sinyal yang baik. Terlepas dari itu, sistem daring akan membagi konsentrasi anak antara game dan pelajaran melihat kecenderungan untuk tidak bisa lepas dari gadget.

Struktur sosial yang ada dimasyarakat turut berubah, kegiatan masyarakat seperti tahlilan, pkk, dan sholat jum'at ditiadakan untuk sementara. Masyarakat diminta untuk tetap di rumah. Keharusan individu untuk "di rumah saja" lebih mengkhawatirkan dibanding terkena paparan Covid-19. Betapa tidak, keharusan "di rumah saja" Dimana tidak boleh bertemu orang maupun bekerja berdampak seorang individu tidak memperoleh pendapatan. 

Maka, cenderung tidak bisa.memenuhi kebutuhan sehari-hari, pada akhirnya memungkinkan terjadi kelaparan dimasyarakat yang terkesan sama saja jika terkena paparan Covid-19. Namun pemerintah melalui kebijakannya berusaha untuk membantu masyarakat dengan cara menyalurkan dana sembako agar masyarakat tetap bisa memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kehadiran Covid-19 membuat masyarakat panik dan mengupayakan sebaik mungkin agar tidak terpapar virus. Beragam cara dilakukan seperti dengan mengenakan masker, handsinistizer, dan menjaga jarak satu sama lain. Akan tetapi, kewaspadaan yang berlebihan membuat banyak perubahan nyata di masyarakat. Ketika ada individu yang terpapar bahkan sampai meninggal malah mendapat sanksi sosial berupa penolakan atas keberadaannya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun