Mohon tunggu...
Reyvan Maulid
Reyvan Maulid Mohon Tunggu... Freelancer - Writing is my passion
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penyuka Seblak dan Baso Aci. Catch me on insta @reyvanmaulid

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Renungan Maulid Nabi, Mengerem Lidah dan Tangan

19 Oktober 2021   08:52 Diperbarui: 19 Oktober 2021   19:10 490
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Umat Muslim Saat Bercengkrama. Photos by Rawpixelimages/Dreamstime.com

Cukuplah menjadi suatu dosa bagi seorang manakala ia membicarakan semua apa yang telah ia dengar (HR. Muslim)

3. Menghindari Perdebatan

Menghindari adanya kasak-kusuk, desas-desus perdebatan dan bantahan di sana-sini juga merupakan salah satu poin penting kenapa kita harus menjaga lisan kita. Rasulullah SAW pernah menyampaikan dihadapan para sahabat bahwa 

Aku adalah penjamin sebuah istana di taman surga bagi siapa saja yang menghindari pertikaian (perdebatan) sekalipun ia berada pada posisi yang benar, dan aku adalah penjamin istana di tengah-tengah surga bagi siapa saja yang meninggalkan dusta sekalipun hanya sekedar bercanda (HR. Abu Daud)

4. Bersikap Tenang dalam Berbicara

Seringkali dalam kehidupan sehari-hari kita tidak luput dari salah perkataan, salah ucap maupun salah tingkah laku. Misalnya kita tidak sengaja atau bahkan sengaja mengucapkan kata-kata yang menyakitkan hati, seperti menyebut nama orangtua sebagai bahan gunjingan, menyebut nama binatang sebagai bahan cacian dan sebagainya. 

Walaupun kata-kata yang diucapkan terbilang umum tapi tidak semua orang-orang bisa menerimanya, bukan berarti kata-kata berikut diperbolehkan untuk disampaikan. 

Tolong untuk berpikir dengan bijak sebelum berucap dan melakukan tindakan. Ada aksi ada reaksi, ada perlakuan ada konsekuensi. Silahkan cari padanan atau susunan kata yang santun, bijak dan beretika. Mengedepankan sikap tenang demi ucapan yang tertata dengan baik, sistematis dan runtut

Barangsiapa yang melihat kemungkaran maka ubahlah dengan tangannya. Jika dia tidak mampu maka (ubahlah) dengan lisannya dan jika dia tidak mampu (juga), (ubahlah) dengan hatinya dan itulah iman yang paling lemah (HR Muslim)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun