Mohon tunggu...
Reyvan Maulid
Reyvan Maulid Mohon Tunggu... Freelancer - Writing is my passion
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penyuka Seblak dan Baso Aci. Catch me on insta @reyvanmaulid

Selanjutnya

Tutup

Nature Pilihan

Invensi Green Jobs, Transformasi Ketenagakerjaan Menuju Net Zero Emissions

17 Oktober 2021   13:02 Diperbarui: 17 Oktober 2021   13:03 305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Isu Net Zero Emissions telah menjadi sorotan yang menghangatkan akhir-akhir ini. Isu ini mulai dibicarakan saat adanya presentasi Direktur Jenderal Perubahan Iklim Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Dalam presentasinya dibeberkan soal Long Term Strategy on Low Carbon and Climate Resilience 2050 bahwa Indonesia menargetkan kondisi Net Zero Emissions dapat dicapai pada tahun 2060. Jika Indonesia ingin mencapai kondisi Net Zero Emission ini maka hal yang bisa diterapkan adalah menentukan strategi yang jelas sehingga tidak jauh dari negara-negara lainnya. Strategi ini termasuk penerapannya di beberapa sektor salah satunya sektor ketenagakerjaan dalam hal invensi berbentuk green jobs atau pekerjaan hijau.

Mungkin kalian disini belum pernah mendengar terkait apa itu Green Jobs? Apakah pekerjaan yang gedungnya berwarna hijau? Perabotan dan inventaris kantor yang warnanya hijau? Pekerjaan yang berhubungan dengan fokusnya di dunia pertanian, kehutanan, lingkungan dan lain-lain? Mari kita telisik lebih jauh terkait green jobs ini.

Menelusuri Arti Green Jobs

Dilansir dari The United Nations Environment Program (UNEP), definisi green jobs ialah pekerjaan yang mengarah pada kontribusi secara substansial untuk melestarikan atau memulihkan kualitas lingkungan. Namun, juga pekerjaan yang mampu melindungi ekosistem dan keanekaragaman hayati, mengurangi konsumsi energi, membatasi emisi gas rumah kaca, material dan air, dekarbonisasi ekonomi dan meminimalisir segala bentuk limbah dan polusi. Pekerjaan yang diarahkan oleh Green Jobs ini haruslah ke pekerjaan yang ramah kepada lingkungan dan tidak merusak lingkungan sehingga baik untuk lingkungan, ekonomi dan manusia secara bersama-sama.

Meningkatnya kebutuhan akan pekerjaan hijau atau green jobs ini disinyalir dari sektor-sektor penting yang menyebabkan peningkatan emisi gas rumah kaca. Beberapa contoh di sektor strategis seperti pertanian dan peternakan melalui timbulan gas metana (CH4) dan dinito oksida (N2O) dari sawah yang tergenang dan penggunaan pupuk yang berlebih, pembakaran padang sabana dan sisa-sisa pertanian yang membusuk merupakan salah satu pemicu peningkatan emisi gas rumah kaca. 

International Labor Organization mendorong gagasan green jobs guna meningkatkan efisiensi penggunaan energi dan meminimalisir emisi gas rumah kaca dan limbah polusi. Setidaknya gagasan ini bisa menjadi langkah yang tepat guna mendukung net zero emission atau emisi bersih dan terbarukan. Melalui penerapan green jobs dapat membuka kesempatan bagi kehidupan masa depan dan ruang hidup yang tenteram bagi semua orang di bumi.

Istilah green jobs disematkan oleh ILO diberikan kepada pekerjaan yang terkait dengan agenda sustainable development atau pembangunan berkelanjutan dan rendah emisi. Green jobs disinyalir dari adanya kualitas lingkungan yang semakin menurun sehingga menjadi permasalahan serius untuk ditangani. Bidang-bidang pekerjaan dapat berkontribusi dalam upaya pelestarian lingkungan. Jenis pekerjaan ini dapat mengarah pada penanganan limbah dan daur ulang, ketahanan pangan dan kehutanan, konstruksi hijau, manufaktur dan rantai pasokan, suplai energi serta pelestarian biodiversitas dan ekosistem.

Gagasan green jobs melahirkan profesi-profesi baru yang menjadi garda terdepan dalam penyelamatan misi menuju pekerjaan yang ramah lingkungan seperti Forestry Manager, Water Quality Scientist, Agricultural Scientist, Environmental Health Officer dan berbagai pekerjaan lainnya dengan mengemban misi yang sama. 

Orang-orang yang mengabdikan dirinya pada pekerjaan ini juga mengundang beberapa perusahaan untuk bertransformasi menuju Green Social Responsibility yakni tanggung jawab perusahaan terkait andilnya dalam penyelamatan lingkungan dan melakukan perekrutan terhadap banyak tenaga kerja atau ahli yang concern dalam bidang lingkungan, energi terbarukan, pertanian, kehutanan demi menyelamatkan lingkungan dan memperkuat ketahanan pangan dan energi.

Selain sebagai solusi terhadap bentuk dukungannya mencapai target Net Zero Emission, gagasan green jobs ini juga dapat diimplementasikan dalam menyokong bonus demografi. Seperti yang kita tahu sendiri bahwa pada tahun tersebut maka bonus demografi didominasi oleh usia produktif sehingga banyak sekali keterlibatan generasi muda untuk pelan-pelan mulai dibangun kecintaannya berkontribusi di sektor lingkungan dan EBT. Dengan adanya bonus demografi diharapkan perlunya risk culture dan awareness terhadap kesadaran lingkungan. 

Bentuk implementasi yang bisa diterapkan dengan menciptakan peluang mendorong produktivitas, mendorong pendekatan budaya sadar dan peduli risiko untuk meminimalkan adanya eksternalitas negatif yang ditimbulkan seperti pencemaran lingkungan, penurunan kualitas air sungai dan lain-lain. Perlu juga membangun mindset masyarakat yang sudah saatnya memandang lingkungan hidup sebagai poros utama dengan mengutamakan konsep hidup green living.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun