Mohon tunggu...
Reyvan Maulid
Reyvan Maulid Mohon Tunggu... Freelancer - Writing is my passion
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penyuka Seblak dan Baso Aci. Catch me on insta @reyvanmaulid

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Toxic Masculinity, Racun Berbisa dan Pemikiran Sempit Kaum Pria

4 Oktober 2021   18:36 Diperbarui: 5 Oktober 2021   19:15 1717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemahaman bahwa semua laki-laki harus tampil gagah, menyukai olahraga tertentu, tidak boleh menangis, dan lain-lain itu sebenarnya adalah toxic masculinity. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Ya menurut kamu gimana? Coba kamu lihat di televisi hampir semua yang tampil di layar kaca juga menggunakan makeup sekedar info aja buat yang belum tahu.

7. Laki-laki Dilarang Masak!

"Gausah ikutan masak, biarkan istrimu aja yang masak"

Pekerjaan memasak kerap dianggap sebagai pekerjaan wanita sehingga diasumsikan sebagai kegiatan feminim. Padahal memasak adalah kegiatan universal tidak dipandang sebagai siapa dan gender mana. Kadang-kadang orang tua suka melarang laki-laki untuk bereksperimen di dapur dan ikut masak membantu ibunya.

Tetapi, sekarang koki pria juga tidak kalah kerennya. Koki pria menghiasi layar kaca seperti Chef Juna, Chef Arnold, Chef Reynold dan lain-lain itu juga laki-laki jangan salah. Dalam kegiatan memasak sudah tidak perlu lagi memperdebatkan gender. 

Buat apa. Justru memasak malah banyak manfaat yaitu melatih keterampilan motorik dan kesabaran. Dengan demikian pandangan anak laki-laki tidak boleh memasak sudah tidak relevan di era sekarang

Dilansir dari sudut pandang Psikolog bahwa pandangan laki-laki memasak berawal dari stigma masyarakat kalau laki-laki jika besar harus menjadi kepala keluarga yang memiliki pekerjaan tetap dan bercuan deras. Menurutnya pekerjaan memasak tidak begitu menjanjikan. 

Tapi sekarang nyatanya justru menjadi pekerjaan yang fantastis dan banyak dicari. Seharusnya tidak perlu dilarang untuk memasak justru dengan memasak kita jadi belajar menghargai makanan yang kita buat, mencoba belajar hal-hal baru, belajar berhemat dan irit, lebih bijak dalam memilah makanan yang baik untuk dikonsumsi.

Menjadi laki-laki sejati itu bukan soal kecenderungan toxic masculinity yang saya sebutkan diatas. Tetapi menjadi seorang laki-laki sejati adalah tentang bagaimana kamu menjalankan tanggung jawab, memberikan dampak positif, dan teguh dalam pendirian. Seorang pria sejati selalu menepati janjinya kepada siapa saja dan memperlakukan wanita dengan baik, bukan menyakiti dan merendahkan mereka. 

Pria dan wanita itu sama-sama manusia. Ingin terlihat maskulin boleh-boleh saja asalkan untuk tidak perlu menebarkan kesan yang buruk kepada orang lain. Segera hilangkan pemikiran sempit seperti ini. Kuat itu memang sebuah keharusan tapi bukan berarti kasar dan kekerasan, begitupun juga lembut bukan berarti lemah.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun