Mohon tunggu...
Reyvan Maulid
Reyvan Maulid Mohon Tunggu... Freelancer - Writing is my passion
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Penyuka Seblak dan Baso Aci. Catch me on insta @reyvanmaulid

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Toxic Masculinity, Racun Berbisa dan Pemikiran Sempit Kaum Pria

4 Oktober 2021   18:36 Diperbarui: 5 Oktober 2021   19:15 1717
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi pemahaman bahwa semua laki-laki harus tampil gagah, menyukai olahraga tertentu, tidak boleh menangis, dan lain-lain itu sebenarnya adalah toxic masculinity. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Berpenampilan rapi juga menunjukkan bahwa saya tetap menjadi diri saya sendiri. Saya jadi teringat semasa kuliah bahwa saya selalu mengenakan batik karena saya pikir batik itu juga bukan hanya dipakai di acara penting saja tapi juga bisa dibawa di kehidupan sehari-hari. 

Orang tua saya juga mengajarkan etika dan berpenampilan itu wajib apalagi harus pakai wangi-wangian seperti parfum agar terlihat lebih mengesankan dan lebih dikenal siapa diri saya dari baju atau kemeja yang saya kenakan.

3. Cowok Menangis Bukan Pertanda Seorang Lelaki Sejati

“Dih, cowok apaan kok nangis?”
“Jadi cowok tuh gaboleh nangis, jadi cowok itu harus kuat kayak Captain America tuh”

Laki-laki pun juga selayaknya manusia lumrah, pasti dari kita pernah merasakan emosi. Emosi itu wajar dialami oleh setiap manusia baik cewek maupun cowok. Perasaan sedih, gundah, gelisah, galau, cemas bahkan berujung tangis air mata juga pasti dialami oleh setiap orang. 

Menangis bukan berarti kita lemah, justru dengan menangis maka kita bisa melepaskan stress atau emosi yang mengendap pada diri kita. Jika hal tersebut tidak dikeluarkan maka akan menjadi energi buruk dari diri kita sendiri. Kita menangis itu merupakan sebuah sinyal kalau manusia juga punya perasaan. 

Kamu ditolak, kamu dikecewakan oleh orang lain, kamu dipandang bodoh, dipandang tidak “maskulin” seperti standar abcde dari orang-orang yang seharusnya a ternyata kamu b. It’s okay to be not okay, boy. 

Cowok dianggap merasa culun kalau menangis, padahal kalian tidak tahu betapa susahnya melupakan dan sulitnya untuk menghilangkan persepsi buruk yang menggerogoti pikirannya. Emosinya seakan meluap dikeluarkan melalui tangisan di sepertiga malam, overthinking di dini hari membuat susah untuk tidur karena memikirkan omongan orang-orang terkait standar maskulinitas. 

Kita sebagai yang diejek juga tidak memiliki kekuasaan apa-apa selain menangis. Apalagi aku yang notabene tipikal orang yang tidak suka dibentak. Jadilah dirimu sendiri tanpa memperdulikan dan memperdebatkan soal maskulinitas orang lain. Karena dengan meniru orang lain maka akan sulit menemukan apa yang menjadi ciri khas dari dirimu.

4. Kalau Bukan Nongkrong Bukan Cowok Namanya

“gak nongkrong bukan cowok bro”
“kalau bukan merokok ga lakik bro”
“ayo sini kita dugem dan mabuk bareng”

Laki-laki yang tidak nongkrong seringkali dianggap tidak gaul atau dibilang anti sosial. Padahal nongkrong bukan sesuatu hal yang penting untuk diperdebatkan apalagi dipaksakan. Misalnya kamu tidak nongkrong bukan berarti kamu bukan cowok. Bisa jadi kamu sedang ada agenda lain yang lebih penting sehingga kamu mungkin bisa menunda nongkrongnya di lain waktu. 

Setiap orang memiliki kepribadian yang berbeda-beda, ada yang introvert, ada yang ekstrovert, apalagi ambivert. Tiap orang juga berbeda-beda, ada yang suka di tempat keramaian, ada yang sukanya menyendiri, jadi jangan jadikan nongkrong sebagai tolak ukur kalau kamu cowok atau bukan ya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun