Kesaktian Pancasila di Masa Pandemi
Kita tahu bahwa saat ini bangsa Indonesia sedang menghadapi hantaman besar yaitu pandemi COVID-19 yang meluluhlantakkan dunia termasuk Indonesia.Â
Nilai-nilai Pancasila ternyata juga bisa diimplementasikan di masa pandemi seperti ini. Melalui semangat gotong-royong bahu-membahu untuk memerangi COVID-19 dengan menerapkan protokol kesehatan 5M.Â
Mencuci tangan, memakai masker, menjaga jarak, menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas. Salah satu bentuk pengamalan sila yang erat kaitannya dengan pandemi ini adalah sila keempat "Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan yaitu gotong royong untuk bersama-sama memutus rantai penularan COVID-19.
Bentuk penerapan sila dalam Pancasila juga diejawentahkan dalam bentuk yang lainnya. Misalnya diimplementasikan dari tingkat terkecil yakni tingkat keluarga, RT/RW, kota/kabupaten hingga nasional.Â
Mengapresiasi kinerja tenaga kesehatan yang tanpa kenal selalu mengusahakan agar pasiennya bisa sembuh dan bersama-sama menyintas pandemi ini agar cepat berlalu.Â
Memanjatkan doa agar diberikan keselamatan agar pandemi ini segera berakhir. Pancasila hadir dan merasuki insan bangsa yang sejatinya mengingatkan bahwa bangsa Indonesia memiliki sinergitas untuk bersama-sama dan bersatu memeranginya.Â
Pandemi COVID-19 adalah kewajiban bersama seluruh insan bangsa agar dapat mampu mengembalikan kondisi negara seperti sediakala. Mari kita jabarkan pemaknaan tiap sila Pancasila yang diimplementasikan di masa pandemi
1.Sila Ketuhanan Yang Maha Esa
Nilai ketuhanan erat kaitannya dengan hubungan antara individu dengan Tuhan. Memaknai arti ketuhanan sebagai pandangan hidup adalah mewujudkan masyarakat yang berketuhanan, memiliki jiwa dan semangat untuk mencapai ridho Tuhan dalam setiap langkah baik tindakan, perkataan dan perbuatan. Misalnya di masa pandemi COVID-19 ini masyarakat dihimbau untuk melaksanakan ibadah dirumah masing-masing.Â
Namun sesudah memasuki kenormalan baru kini tempat ibadah sudah mulai ramai namun dengan syarat mematuhi protokol kesehatan yakni menggunakan masker sesuai anjuran pemerintah. Walaupun terdapat keterbatasan saat melaksanakan ibadah dan tidak seperti biasanya namun tidak menyurutkan kita untuk selalu mendekatkan diri kepada Tuhan. Yang diperlukan ialah mampu menciptakan relasi dan komunikasi yang khusyuk dan ibadah bukan hanya sekadar hubungan manipulatif yang datang kepada Tuhan saat terdesak dan kepepet.