Mohon tunggu...
Reysabel Ruviana
Reysabel Ruviana Mohon Tunggu... -

Mahasiswi Universitas Atma Jaya Yogyakarta

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pernah Dengar Media Baru? Inilah 6 Ciri-ciri Media Baru

27 Agustus 2018   22:53 Diperbarui: 4 September 2018   00:03 1171
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tanpa disadari, media telah berkembang secara pesat. Media berkembang mengiringi perkembangan di dunia teknologi. Perkembangan ini memumnculkan sebuah istilah yaitu new media atau yang sering disebut media baru.  

Istilah new media (media baru) muncul pada akhir tahun 1980an. Adanya istilah ini menandakan media mulai berkembang. Fenomena media baru menunjukkan bagaimana media berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Perkembangan media ini membuat keadaan sosial, ekonomi, dan budaya ikut berubah. Perubahan-perubahan tersebut adalah sebagai berikut:

  1. Perubahan yang di dunia sosial, ekonomi dan budaya merupakan kunci dari munculnya media baru.
  2. Batasan-batasan budaya, identitas, dan perdagangan antar negara mulai runtuh karena adanya media baru. Budaya, identitas, dan perdagangan negara lain akan mudah keluar masuk ke negara lainnya. Hal tersebut merupakan dampak globalisasi terhadap media. Dampak lainnya berupa new technoculture. New technoculture adalah masuknya teknologi bersifat digital ke dalam proses produksi, distribusi, dan konsumsi media.
  3. Pekerjaan ikut berubah. Pekerjaan yang mendukung perubahan teknologi mulai muncul.
  4. Kekuatan negara di belahan dunia barat mulai melemah. Hal ini merupakan dampak dari jaringan komunikasi yang mudah melintasi batas negara.

Terdapat karakteristik atau ciri-ciri untuk mendeteksi adanya media baru. Karakteristik tersebut ialah:

  1. Digital: Dalam karakteristik ini, data-data yang diinput akan diubah menjadi angka. Tentu saja data-adata tersebut merupakan data yang berkaitan dengan kebutuhan media, yaitu gambar, suara, dan sebagainya. Data tersebut menghasilkan output berbentuk online, digital disk, atau memory drive. Output tersebut disebarluaskan dengan berbagai macam bentuk media. Bisa disebarluaskan lewat jaringan internet, televisi, maupun hardcopy seperti majalah dan surat kabar.
  2. Interaktivitas: Media baru mengubah konsumen atau audiens yang dulunya pasif menjadi aktif. Artinya, audiens dapat terlibat secara tidak langsung dalam produksi dan distribusi konten media yang diakses. Dalam media baru, audiens bukan sekedar penikmat media. Audiens dalam media baru dinyatakan sebagai user atau pengguna.
  3. Hipertekstual: Hipertekstual merupakan adanya tautan yang berada di luar sebuah teks namun tetap saling berkaitan.
  4. Jaringan: Jaringan adalah cara menyebarluaskan konten media. Jaringan memungkinkan semua pengguna media dapat mengakses konten media sesuai kebutuhan dan keinginannya. Pengguna media juga dapat mengakses konten media yang sesuai dengan preferensinya kapan pun dan di mana pun.
  5. Virtualitas: Media baru menggunakan teknologi ini terutama di ranah internet. Media baru dapat merepresentasikan kenyataan dan menyajikannya kepada konsumen.
  6. Simulasi: Simulasi terkait dengan virtualitas. Karakteristik ini tidak lepas dari media lama. Simulasi ini berupa peniruan atau imitasi yang diperlukan media bagi  audiens.

Media baru membuat suatu informasi dapat tersebar secara cepat melalui jaringannya. Internet sangat membantu kecepatan akses informasi. Hal itu juga membuat batasan-batasan negara menjadi lebur. Segala informasi mengenai negara lain akan mudah masuk ke negara sendiri. Begitu juga sebaliknya.

Hal ini bisa menjadi pisau bermata dua. Di satu sisi, konsumen dapat mengetahui segala kenyataan yang ada di dunia. Di lain sisi, budaya negeri sendiri tergeser oleh budaya luar yang masuk lewat media. Maka dari itu, perkembangan media baru harus diikuti dengan konsumen yang cerdas dalam memilih informasi.

Sumber: 

Lister, Martin dkk. (2009). New Media: A Critical Introduction Second Edition. London : Routledge

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun