Mohon tunggu...
Reyne Raea
Reyne Raea Mohon Tunggu... Penulis - Blogger Influencer Surabaya

Panggil saya Rey, mom blogger di reyneraea.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Pesan untuk para Marketing

6 Desember 2012   14:39 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:05 314
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Beberapa waktu yang lalu saya mengunjungi sebuah supermarket yang ada di wilayah Surabaya Timur untuk berbelanja keperluan bulanan, setelah menelusuri lorong – lorong barang yang dijual, sampailah saya di lorong yang memajang produk susu balita. Karena saya mempunyai anak yang masih mengkonsumsi susu formula, maka saya segera melangkah ke dalam lorong yang penuh dengan berbagai macam merk susu balita, mulai dari yang paling murah sampai paling mahal.

Akan tetapi baru saja kaki saya menapak di awal lorong tersebut, saya sudah didekati oleh seorang wanita dengan dandanan lumayan rapi dan make up yang lumayan tebal.

“Siang bunda, belanja susu ya bunda” kata wanita itu, sepertinya dia seorang sales sebuah produk susu formula.

“iya” jawabku sedikit acuh dikarenakan sedang sibuk meneliti satu persatu produk susu yang ada, mencari produk susu yang biasa dikosumsi anak saya.

“Putranya umur berapa bunda?” wanita itu semakin mendekat dengan senyum lebarnya.

“2 tahun” aku tetap acuh tak acuh.

“Minum susunya apa bunda? Sudah pernah mencoba susu ini bunda, ini lebih baik loh, kandungan nutrisinya lebih banyak dan mengandung DHA lebih banyak dari susu itu, nih bisa bunda bandingkan labelnya” si wanita langsung nyerocos tanpa memberikan kesempatan aku menjawab.

“udah tau” aku cepat memotong pembicaraannya karena memang sedang tidak mood meladeni ocehannya.

“Bunda coba aja dulu deh buat putranya, kan sayang putranya dikasih produk yang lebih mahal tapi kandungannya gak lebih baik dari produk ini” si wanita terus aja berceloteh.

Merasa terganggu aku langsung menggeleng dan segera berlalu dari wanita tersebut, namun belum juga aku bernapas lega sambil mencari produk susu yang kuperlukan kembali wanita lain dengan dandanan lebih rapi dan heboh datang mendekatiku. Dan selanjutnya percakapan yang kurang lebih sama seperti sebelumnya terjadi lagi, namun kali ini sang sales lebih agresif dan terkesan memaksa hingga mau tidak mau membuat moodku semakin bertambah buruk.

“Saya kasih samplenya ya bundaaa, biar bunda bisa cobain ke dedeknya dulu, ntar kalo gak cocok gak usah diterusin, produk ini lebih bagus loh bunda, kandungan DHAnya jauh lebih tinggi, harganya juga lebih ekonomis” kira – kira demikian rayuan maut si wanita sales tersebut.

Kali ini mood burukku mulai merasukiku dan tiba – tiba muncul ide untuk membuat si wanita terdiam,

“maaf ya mbak, saya gak mau nyoba – nyoba buat anak saya, kalo untuk DHA tenang saya sudah kasih minyak ikan murni untuk anak saya, nutrisi yang lain sudah saya usahakan untuk terpenuhi dari asupan makanannya dan saya mau tetap pakai produk ini, boleeehhh kannn?”

Saya sudah bersiap untuk beranjak pergi dari tempat itu tapi di luar dugaan si wanita sales itu masih mengikuti saya dan tetap berusaha melancarkan rayuannya hingga membuat wajahku semakin cemberut kesal dan akhirnya dengan sedikit hampir melotot saya bertanya,

“memang anak embak minum susu apa?”

“maaf bunda, saya belum punya anak” katanya dengan senyum yang tetap lebar.

“Heh? Jadi sejak tadi menceramahi saya tentang dunia anak, makanan dan minuman anak yang sehat itu hanya berdasarkan teori?, asal mbak tau ya! Memberikan makanan atau minuman kepada anak itu gak boleh hanya berdasarkan lihat label dan lihat teori saja, tidak semua anak cocok dengan produk yang anda tawarkan, dan tau gak kalo gak cocok apa resikonya? Bisa masuk RS , bla bla blaaa,,,”

Sedikit lega rasanya menceramahi sang sales super agresif itu. Hal seperti itu bukan hanya sekali dua kali aku alami dan bukan hanya untuk produk susu formula saja, hanya saja yang paling mengesalkan biasanya untuk sales produk susu dan beberapa SPG/SPB di pusat perbelanjaan.

Inti dari kejadian di atas adalah saya hanya ingin berpesan untuk para salesman/woman, marketing, SPG/SPB dan sejenisnya agar :


  • Lihat sikon dan mood konsumen, jangan hanya egois memikirkan target tapi jadinya mengganggu kenyamanan orang lain.

  • Kuasai produk yang akan dijual, bukan hanya produk itu tapi hal – hal lain yang mendukung produk tersebut, agar pada saat konsumen bertanya, bisa mendapatkan jawaban memuaskan dan bukannya malah membuat konsumen kesal.

Alangkah indahnya jika kita hidup saling menghormati dan menghargai kenyamanan orang lain :)

Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun