K : "Liatin ke Hai....." (saya nyaris pingsan, dalam pendengaran saya, itu adalah nama perempuan, apa??? dia memamerkan kelaminnya pada teman perempuannya? Ya Allah!!!)
M : "Sama siapa kak? mami gak jelas dengarnya?" (berusaha tenang, padahal nyaris nangis dan nyaris pengen jambakin si kakak, saking malu dan sedihnya)Â
Percakapan selengkapnya baca : Saat Anak Memainkan Alat Kelaminnya
Sungguh saya terpukul sekaligus bersyukur mendengar semua jawabannya.
Terpukul, karena saya merasa kecolongan sampai tidak tahu anak bisa bercanda berlebihan seperti itu, tapi bersyukur karena anak masih mau percaya dan bisa jujur kepada saya.
Meskipun demikian, hal tersebut menjadi pelajaran penting buat saya dan suami, untuk lebih memperhatikan perkembangan seksualitas anak sesuai usianya.
Khususnya buat para ayah, dampingilah anak lelaki kalian dan ajari mereka tentang seksualitas lelaki sesuai usianya.
Agar anak, tidak salah mengartikan seksualitas mereka.
Dan juga, pelajaran buat saya sebagai ibu yang notabene lebih banyak waktu mendampingi anak ketimbang suami, agar bisa lebih peduli dan tidak menyerah untuk sounding hal-hal mengenai aurat pada anak.
Semoga anak-anak kita, terhindar dari hal-hal yang merugikan akibat kesalahan pola pikir seksualitas dan aurat.
Aamiin
Salam
Reyne Raea