MÂ : "Iya, tapi itu kekencengan kan karena bercanda berlebihan, atau kakak yang memang suka bergerak berlebihan"
KÂ : "Iya, maaf mi"
Saya jadi sedih, si kakak lekas minta maaf karena takut saya marah.
M : "Terus kemaren kakak bercanda gimana sama teman-temannya?"
K : "Gak bercanda gimana-gimana, kok mi"
M : "Cerita jujur dong sama mami, mami tahu loh kakak bercanda nimpa badan teman-teman kakak?"
K : "iya mi, maaf mi"
Duh kaaann, si kakak mencoba menghindari masalah daripada kena marah, hiks.
M : "Kakak kemarin kenapa liatin 'lolo'nya" (sejujurnya, sampai detik ini, saya masih risih jika harus ngomong p*nis langsung ke anak, sejak kecil hingga kini, kami sepakat menyebutnya dengan sebutan 'lolo' . Akan tetapi, anak saya tetap tahu, jika 'lolo'Â itu adalah alat kelamin yang biasa dinamakan Qubul, dan itu aurat yang sama sekali tidak boleh diperlihatkan ke orang lain)
K : "Maaf mi, Darrell cuman main-main aja" (sampai di sini si kakak sudah mulai ketakutan dan mulai meneteskan air matanya, saya berusaha keras tidak menangis di depannya karena sedih si kakak sedemikian takutnya sama saya, tapi masih mau jujur).
M : "Kakak, liatin 'lolo' itu kan aurat kak, dosa banget! kakak liatin ke siapa?"
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!