Mohon tunggu...
Reyne Raea
Reyne Raea Mohon Tunggu... Penulis - Blogger Influencer Surabaya

Panggil saya Rey, mom blogger di reyneraea.com

Selanjutnya

Tutup

Money

PT Pos Overload Job?

3 Juli 2013   14:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   11:04 2007
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Entah sudah keberapa kalinya saya dikecewakan oleh PT Pos Indonesia karena paket kiriman saya yang selalu 'diperam' dulu sebelum dikirimkan ke alamat yang dituju. Namun apa daya? karena ibu saya yang begitu mencintai daerah terpencil tempat tugasnya di sebuah desa kecil di pulau Buton, hingga mau tidak mau saya harus kembali lagi memakai jasa PT Pos Indonesia.

Namun kali ini rasanya saya tidak mampu lagi menahan kesal yang memuncak manakala saya mengirim sebuah paket KILAT KHUSUS berisi kado buat ibu saya tercinta. Dengan tarif yang lumayan mahal serta janji waktu sampai maksimal 5 hari kerja, namun kenyataannya sangat jauh dari yang diharapkan.

Saya mengirim paket KILAT Khusus pada tanggal 25 Juni 2013, seharusnya tanggal 30 Juni sudah sampai ke tujuan, namun sampai detik saya menulis artikel ini, belum ada tanda-tanda paket buat ibu saya terkirim.

Pagi tadi akhirnya suami saya kembali menanyakan pada kantor pos pengiriman awal di kantor pos kota Jombang, namun saat itu petugasnya mengatakan lagi trouble dan tidak bisa diakses (entah apanya yang trouble), beberapa menit kemudian, kakak saya di kota BauBau, Buton menanyakan langsung ke kantor pos tujuan pengiriman kami, yaitu di kantor Pos kota BauBau, namun petugas kantor pos BauBau tidak bisa melacak paket saya karena nomor resinya tidak ada dalam catatan di websitenya.

Mulailah saya panik, tidak puas saya lalu mengecek sendiri melalui wesite nya http://www.posindonesia.co.id/ , dan fantastis.... memang nomor resi saya TIDAK ADA.

Suami saya akhirnya kembali ke kantor pos kota Jombang, tetap alasannya masih tetap sama, sedang trouble. Di BauBau kakak saya akhirnya mencoba meminta petugasnya untuk mengecek kiriman yang datang secara manual berdasarkan kode posnya, dan petugas kantor pos tersebut tidak menemukan juga paket saya.

Kepanikan saya semakin bertambah, bagaimana tidak? paket saya tersebut bernilai Rp. 2 juta dan dengan ongkos kirim nyaris 200rb, dan ibu saya setiap hari bagaikan orang kehilangan sesuatu duduk diam di depan pintu menantikan hadiah yang sangat diidam-idamkan tersebut.

Saya lalu memasukan keluhan saya ke semua layanan konsumen PT Pos Indonesia, melalui Twitternya @posindonesia tak satupun mendapat tanggapan, juga melalui FanPage Pos Indonesia, tetap tak ada tanggapan. Keluhan langsung melalui website tidak bisa dilakukan karena nomor resi saya tidak tercatat di websitenya.

Bingung, kemana lagi saya harus mengadu? masih beginikah kinerja buruk PT Pos Indonesia? Di saat jasa pengiriman swasta merajalela? di saat gaji karyawannya semakin bagus dibandingkan zaman dulu?

Penasaran, saya lalu membrowsing berita dan keluhan-keluhan lain mengenai PT Pos Indonesia, dan ternyata saya bukan satu-satunya yang sedih dan kecewa karena pelayanan mereka. Masih ada sebagian yang nomor resinya tidak tercantum, sebagian tercantum namun tidak pernah di update status pengirimannya dan ada juga yang telah ter update namun belum sampai ke alamat yang dituju.

Berita lainnya juga mengatakan seperti alasan salah satu petugas kantor Pos kota Jombang, katanya mereka overload karena harus melayani pembayaran BLSM yang ditugaskan kepada PT Pos Indonesia untuk menyalurkan pada yang berhak.

Jadi sepertinya, alasan website Pos Indonesia yang trouble itu tidak benar, yang benar adalah sebagian petugas merasa kewalahan sehingga lupa mengisi nomer resi ke websitenya, juga lupa meng update status pengiriman paket-paket yang telah dikirim. Entah itu benar kewalahan atau malas dan memakai alasan kewalahan karena overload.

Apapun itu, seharusnya PT Pos Indonesia jangan sampai lupa mengirim paket yang telah dipercayakan kepada mereka untuk dikirim, atau jika mereka benar kewalahan, kenapa harus menerima tanggung jawab sebesar itu? mestinya menutup saja penerimaan paket sampai selesai penyaluran BLSM, agar tidak banyak pihak-pihak yang dirugikan karena manajemen buruk dari PT Pos Indonesia.

Dan sampai saat ini, saya masih bingung hendak mengadu kemana?

Semoga PT Pos Indonesia bisa berbenah sebelum semua pelanggan beralih ke jasa pengiriman swasta yang notabene jarang mengecewakan pelanggan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun