Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Baca cerita terbaru saya disini : https://www.wattpad.com/user/Reypras09

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Inilah Alasan Sebaiknya Kamu Tidak Mencari Jodoh lewat Layanan Kencan Online

19 Oktober 2020   09:22 Diperbarui: 19 Oktober 2020   21:06 1412
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Aplikasi kencan online (Sumber: Thinkstockphotos via kompas.com)

Sekarang coba kita perhatikan situs-situs kencan online atau dating apps yang menyediakan layanan untuk mencari jodoh. Sebut saja misalnya Tinder, Tantan, Bumble, BeeTalk dll, yang biasanya si pengguna ditawari untuk beralih ke layanan premium atau berbayar apabila ingin mendapatkan fasilitas-fasilitas dan layanan yang lebih eksklusif. Berapa biaya langganan per bulan atau pertahun yang harus kamu keluarkan?

Aplikasi-aplikasi semacam itu kini makin banyak bermunculan di pasaran, karena peminat dan penggunanya yang setiap tahun terus meningkat. Layanan kencan online, sudah selayaknya komoditas bisnis yang menggiurkan bagi para developer aplikasi kencan online.

Berdasarkan data yang dilaporkan oleh App Annie, perusahaan analisis dan data seluler ini menyebutkan bahwa orang Indonesia menghabiskan total USD 5,8 juta untuk aplikasi kencan di tahun 2019. Jika dikonversikan kedalam rupiah, berarti hampir dikisaran Rp 80 Milyar lebih. Angka ini meningkat pesat sebanyak 260% dari tahun 2018 yang hanya sebesar USD 2,7 juta.

Tren serupa juga terjadi di Singapura dan Malaysia, di mana pelanggan seluler di masing-masing negara tersebut menghabiskan total USD 7,1 juta dan USD 5,8 juta. 

Di tingkat global, pelanggan menghabiskan USD 2,2 Miliar untuk aplikasi kencan. Angka ini naik dua kali lipat jika dibandingkan dengan total belanja mereka dua tahun sebelumnya. Tinder berhasil mendominasi keseluruhan belanja pelanggan global di tahun 2019.

Apalagi bila sedang dalam situasi pandemi seperti ini, di mana segala macam pekerjaan dan kebutuhan sehari-hari kini berubah menjadi sistem online. Pertumbuhan pelanggan dan pengguna dating apps pasti mengalami peningkatan pengguna.

Situasi pandemi banyak membuat orang merasa bosan apabila harus tinggal di rumah seharian, tidak sedikit yang merasa kesepian dan ingin mencari hiburan dengan cara mencari kenalan atau teman baru di situs-situs online. Bagi kamu yang saat ini lebih nyaman mencari jodoh melalui aplikasi kencan online, ada baiknya berhati-hati dan lebih selektif dalam memilih.

Terutama bagi kaum wanita yang rentan terkena penipuan atau pelecehan. Nyaris sulit sekali menemukan orang yang betul-betul tepat untuk dijadikan sebagai pasangan.

Kita bisa saja dengan mudah akrab dengan gebetan dichating atau telpon, akan tetapi yang namanya chemistry itu baru bisa dibangun ketika kencan di dunia nyata. 

Interaksi yang meningkatkan keintiman adalah ketika kita bisa langsung bertemu dan bersentuhan. Tanpa ada sentuhan, tidak mungkin chemistry itu akan tercipta.

Sebuah survei yang dilakukan di Amerika Serikat mengungkapkan bahwa, dua dari tiga orang yang kenal lewat layanan kencan online, tidak pernah bertemu secara fisik meskipun sudah chatting atau berkomunikasi di internet sekian lamanya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun