Namun sekarang saya harus menelan ludah sendiri dan mulai mencoba membuka hati ini pada topik-topik tentang politik, lalu menuliskannya sebisa mungkin.
Tidak saja soal politik, saat ini juga saya mulai membuka diri dengan topik-topik lain, seperti olahraga ataupun ekonomi. Yang jelas, saya sudah mulai berusaha beralih dari spesialis menjadi generalis.
Kecuali jika anda memang seorang praktisi, seperti Dokter, atau Musisi misalnya. Maka wajar saja jika tulisan anda akan lebih banyak dan sesuai dengan kompetensi anda. Maka teruskan saja, jangan pernah ada niatan untuk berusaha beralih pada topik atau bidang lain. Karena pengetahuan dan pengalaman anda amat sangat di butuhkan oleh pembaca diluar sana.
Berbeda halnya dengan kita yang notabene sebagai penulis recehan yang bermula dari hobi, ngeblog, atau nulis suka-suka di media sosial, maka menjadi penulis generalis adalah pilihan yang tepat.
Ketika anda memutuskan ingin menjadi seorang generalis, syaratnya adalah anda perlu mempelajari dasar-dasar, basic dari bidang yang ingin anda kuasai.
Bukan hanya dalam tulis menulis, saya kira seperti halnya dalam musik pun jika kita ingin menjadi generalis tentu kita harus bersedia mempelajari semuanya dari nol.Â
Atau juga dalam hal memasak, seorang "Master Chef" tentu saja tidak hanya mampu memasak satu jenis olahan saja, tapi dia juga mampu memasak beragam jenis olahan, hingga masakan manca negara pun pasti dia kuasai.
Karena dia mempelajari ilmu masaknya itu benar-benar dari nol, sehingga dia paham betul dan bisa membuat resep dan racikannya sendiri akibat dari pondasi dasar yang dia kuasai.
Seorang generalis adalah seorang "Empu" atau ahli dibidangnya. Dia mampu menciptakan, atau membuat beragam karya karena keahliannya.Â
Seperti halnya tadi, seorang empu pasti akan mampu memasak beragam jenis olahan. Entah itu digoreng, dibakar, direbus atau dikukus. Seorang empu pasti mampu memasak beragam jenis makanan. Mau itu rendang, soto, semur, sup, atau apapun dia pasti bisa.
Berbeda dengan seorang tukang yang hanya mampu memasak satu olahan saja. Dia cuma bisa masak nasi goreng, akhirnya jadi tukang nasi goreng.
