Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Baca cerita terbaru saya disini : https://www.wattpad.com/user/Reypras09

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Pengalaman Hampir Tertipu Investasi Bodong dan Pentingnya Cross Check Sebelum Berinvestasi

22 Januari 2020   22:37 Diperbarui: 23 Januari 2020   09:18 1082
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Investasi Bodong (Sumber Foto: Istimewa)

Tidak hanya itu, para member juga di iming-imingi dan dijanjikan hadiah berupa mobil mewah sekelas Pajero Sport atau Fortuner dan beragam bonus lainnya bilamana mampu mencapai posisi tertentu, atau sudah menjadi Leader dengan cara merekrut member baru sebanyak-banyaknya.

Namun yang menjadi miris dari kasus ini adalah, dalam menjalankan bisnis investasinya, Nuryanto dengan cerdik menyisipkan nuansa keagamaan sebagai tambahan pemikat daya tarik untuk menjerat calon membernya.

Tak heran bila ia mendapat julukan "Abuya Nuryanto" dari para membernya, yang dalam beberapa kesempatan sering terlihat mengenakan gamis, lengkap dengan sorban yang melilit di kepalanya. Layaknya seperti seorang Kiyai atau Ulama sungguhan.

Salman Nuryanto (Sumber : https://m.kaskus.co.id)
Salman Nuryanto (Sumber : https://m.kaskus.co.id)
Padahal menurut Wikipedia sendiri, Abuya/Buya adalah sebutan untuk seorang Kiyai di tanah Minang, dan gelar ini hanya pantas diberikan kepada orang yang alim atau ahli dalam ilmu agama. 

Di samping itu, seorang Buya sama halnya dengan Kiyai di tanah Jawa dan juga merupakan tokoh teladan yang tindak tanduk dan perilakunya menjadi contoh bagi masyarakat awam.

Sebuah gelar yang sama sekali tidak pantas disematkan pada sosok Salman Nuryanto yang hanya merupakan lulusan SD.

Tapi apa boleh dikata, strategi yang ia gunakan dengan cara menggunakan atribut agama itu pun, rupanya berhasil menyedot dan mendistraksi akal sehat para membernya untuk bergabung dengan bisnis investasinya.

Sesuai dengan Tagline yang ia dengungkan, "Hidup ini Indah bila Bersilaturahmi dan Bersedekah".

Tagline itu pula yang kemudian digunakan oleh temannya sodara saya, sebagai alat untuk membujuk rayu dan mengajak saya bergabung pada bisnis investasinya.

Sebenarnya dari awal ajakannya itu, saya pun cukup ragu dan menaruh curiga, karena sistem investasinya memang terkesan ambigu dan tidak jelas.

Tidak banyak yang dijelaskan oleh teman sodara saya itu tentang bagaimana sistem dan mekanisme bisnis investasinya bekerja.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun