Berteman itu idealnya jangan pilih-pilih, mau bergaul dengan siapapun asal tujuannya baik, ya tidak masalah. Bahkan sebisa mungkin kita harus mampu membaur dengan siapapun dan dengan kalangan apapun.
Namun menjadi masalah ketika teman dan lingkaran sosial tempat di mana kita bergaul ternyata malah membawa dampak negatif dan justru kian mempersempit ruang gerak kemajuan dan masa depan kita.
Karena sudah bukan lagi rahasia umum, bahwa lingkaran sosial adalah salah satu aspek penting dalam kehidupan ini dan mempunyai dampak yang cukup signifikan terhadap perkembangan individu maupun kelompok dalam suatu definisi masyarakat.
Lingkaran sosial mampu memberi stimulus dan pengaruh yang cukup besar dalam membentuk pemikiran, kebiasaan, budaya serta perubahan perilaku bagi masing-masing individu.
Berdasarkan kenyataan ini, akhirnya timbul satu pertanyaan untuk Anda. Apakah anda adalah tipe Protector atau tipe Influencer?
Salah satu ciri khas yang bisa dikenali dari seorang protector adalah mereka cenderung membentuk suatu "pertahanan diri" dengan cara menghindar dan menjauhi lingkaran sosial yang di anggap negatif dan toxic. Pokoknya paling anti deh kalau gabung atau bergaul sama orang-orang yang mereka anggap bermasalah, payah, dan tidak berdaya.
Di lain sisi, adapula mereka yang mampu berperan sebagai seorang influencer, yang amat lihai dan mempunyai skill yang mempuni dalam beradaptasi. Mereka bahkan mampu menyusup ke dalam lingkaran sosial yang gelap dan toxic sekalipun.
Alih-alih mereka akan terpengaruh bila berbaur pada dunia yang toxic itu, justru aura dalam dirinya malah membawa pengaruh dan dampak positif pada teman-teman dan lingkaran sosialnya.
Namun bilamana Anda ternyata sudah lebih jauh berkembang dan mempunyai prinsip sekokoh batu karang, apa salahnya jika Anda mencoba menjadi jalan dan jembatan bagi perubahan hidup mereka?
Tentu bukan hal yang mudah, untuk berbaur ke dalam lingkaran sosial yang tidak memberdayakan itu. Terjadi koneksi batin (baca: chemistry) saja cukup sulit, apalagi harus sampai menyebur dan menyeragamkan diri dengan pemikiran, budaya dan kebiasaan mereka.