Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Baca cerita terbaru saya disini : https://www.wattpad.com/user/Reypras09

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Jangan Terlalu Sering Share Berita Negatif di Medsos

27 Desember 2019   23:02 Diperbarui: 28 Desember 2019   18:35 400
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi share berita di sosial media (Sumber: moneyinsight.id)

Padahal sebenarnya, ketika kita semakin intens memberikan pengamatan dan atensi negatif kepada lokasi kejadian itu, malah bisa memungkinkan terjadi suatu pengulangan peristiwa yang hampir mirip di lokasi kejadian itu.

Makanya tidak heran, sering kali kita menyaksikan peristiwa-peristiwa naas dan kecelakaan-kecelakaan tragis yang hampir mirip dan lokasinya di situ-situ saja.

Karena ketidaktahuan dan kurangnya kesadaran, akhirnya kita terpaksa berasumsi dan meyakini bahwa di lokasi kejadian itu memang angker dan ada hantunya.

(Sumber gambar ilustrasi : DataRiau.com)
(Sumber gambar ilustrasi : DataRiau.com)
Padahal, seperti yang kita ketahui bahwa sebelum realita itu mengerucut, ada banyak sekali sebab-sebab dan variabel di belakangnya. Dan kurang tepat bilamana kita menyimpulkan suatu kejadian hanya dengan satu sebab dan mengabaikan sebab-sebab yang lain.

Ketika suatu kejadian diberikan perhatian dan diamati secara terus menerus, maka besar kemungkinan akan mengundang kejadian yang serupa dan hampir mirip. Karena di tingkatan yang "halus", semua hanya probabilitas alias potensi, alias kemungkinan. Dan akan menjadi "nyata" saat diberi perhatian dan diamati terus menerus.

Saya tidak tahu, apakah Anda akan langsung menggangguk setuju dengan argumen tersebut, atau malah ingin menyanggah dan menuduh saya sedang membual. Namun bagi Anda yang memahami bagaimana mekanisme Fisika Quantum, saya yakin Anda akan langsung menyetujui pernyataan di atas.

Untuk menjawab, "Mengapa kok bisa begitu ?" Tentu ini akan menghasilkan jawaban dan uraian yang cukup panjang, karena bila sudah menyentuh area quantum, sudah pasti Anda akan disuguhkan dengan segudang penjelasan yang rumit dan njlimet. 

Sederhananya jika suatu benda diurai, maka kita akan menemukan yang namanya molekul, kemudian jika molekul kita urai, maka kita akan menemukan yang namanya atom, atom jika kita urai lagi, maka kita akan menemukan yang namanya partikel. Nah jika partikel ini kita urai lagi, maka kita akan menemukan yang namanya quantum. Dan seterusnya dan seterusnya.

Nah sederhananya, quantum adalah suatu "bahan" yang akan kita temukan dalam semua hal yang ada di alam semesta ini. "Bahan dasar" alam semesta inilah yang akan menjadi titik pendalaman kita kali ini, bagaimana perilakunya, dan apa hubungannya dengan kita dalam mewujudkan peristiwa tertentu. 

Ada banyak sekali hasil riset ilmuwan yang berupaya mengungkap bagaimana perilaku atom, partikel dan quantum. Namun ada satu percobaan yang menurut saya paling pas dan sederhana untuk menjelaskan bagaimana fenomena tersebut. Salah satunya adalah percobaan dua celah (double slit experiment) yang dilakukan oleh Thomas Young. 

Percobaan fisika ini awalnya bertujuan untuk mengetahui apakah cahaya itu partikel (particle) atau gelombang (wave)? Partikel bisa kita definisikan sebagai gumpalan kecil sari bahan, sementara gelombang adalah gangguan tak berbentuk yang dapat menyebar dan berhamburan ke mana-mana. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun