Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Baca cerita terbaru saya disini : https://www.wattpad.com/user/Reypras09

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama FEATURED

"Bromance": Strategi Ciamik Membentuk Persahabatan yang Ideal

14 Desember 2019   16:23 Diperbarui: 30 Juli 2021   06:04 1876
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bromance (Sumber:Nicholas Heath via hellosehat.com)

Berkat kehadiran mereka jugalah hidup ini bisa dipastikan akan terasa lebih mewah, meriah, dan menyenangkan.

Jadi bila wanita saja mampu menciptakan lingkaran persahabatan yang kuat, solid, dan suportif, kita juga sebagai pria sudah pasti mampu menciptakan persahabatan ideal yang seperti itu.

Wanita lebih mudah dan cepat akrab dan terbuka satu sama lain, mereka juga kerap menguatkan satu sama lain di saat satu di antara sahabatnya sedang terjatuh. Mereka sama-sama merasa saling memiliki dan merasa lebih puas bila sebagian waktunya dihabiskan unuk melewati kegiatan sehari-harinya bersama-sama.

Wanita bisa dengan mudah menciptakan ikatan persahabatan yang kuat karena mereka tidak merasa ingin saling mendominasi dan menguasai satu sama lain, atau merasa lebih unggul, lebih pintar, dan lebih hebat dari teman yang lainnya. Mereka berkumpul dan bersahabat secara alami karena mereka merasa itulah sebagian aspek terpenting yang mereka perlukan dalam hidup ini.

Bagaimana dengan pria? 

Sejak kecil pria sepertinya lebih sering didoktrin dan diajari untuk bisa lebih unggul, lebih hebat, lebih kuat, hingga pada saat dewasa munculah benih-benih ego dalam dirinya untuk selalu ingin bersaing, menguasai, dan mendominasi kelompok dan lingkaran sosialnya. Mereka selalu dituntut untuk tidak cengeng, lemah, payah.

Sehingga akibatnya pria jadi lebih sering terlihat jaim, dingin, dan cuek-cuek bebek bila sedang berada di dalam lingkaran teman-temannya. Mereka jadi merasa bukan pria dan telah kehilangan jati dirinya bila secara sengaja mau terbuka dan curhat tentang segala seluk beluk persoalan hidupnya pada temannya.

Hingga muncullah ide untuk selalu berusaha lebih kuat, lebih hebat, lebih pintar, lebih sukses, lebih dominan, dan lebih lainnya dibandingkan temannya yang lain. 

Hal itu tentu tidak sepenuhnya keliru, sikap-sikap dominan seperti kepemimpinan, kepintaran, keperkasaan, kejantanan, kewibawaan, kesuksesan memang sangat penting dan amat diperlukan oleh seorang pria karena ia ditakdirkan untuk menjadi seorang pemimpin bagi wanita-wanitanya kelak

Namun dalam hal persahabatan dan proses dinamika sosial sering kali kita sebagai pria merasa cukup kesulitan untuk melucuti ego-ego yang menempel itu sejenak.

Jujur saja saya pun masih kerap merasa ingin terlihat dominan dan lebih unggul dari yang lain, yang akhirnya hal ini bisa saja membawa kita tergelincir untuk tidak mau kalah dan ingin selalu show of untuk membuktikan diri kepada yang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun