Mohon tunggu...
Reynaldo Reynaldo
Reynaldo Reynaldo Mohon Tunggu... lainnya -

Anyyone could be great.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Hidup itu Penuh Warna, Bersyukur Membuatnya Lebih Indah

14 Januari 2011   01:49 Diperbarui: 26 Juni 2015   09:37 4743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup itu penuh warna. Banyak di antara kita pasti sudah sering mendengar maupun membaca judul di atas. Ya, benar. Hidup itu memang penuh warna. Dari mulai warna yang paling suram hingga yang paling cerah dan ceria. Namun, tingkat kesuraman dan keceriaan sebuah warna tidak selalu mutlak melainkan relatif dalam berbagai kondisi. Bisa jadi menurut orang pertama ,warna kuning terlihat lebih ceria dibandingkan warna hijau. Sedangkan menurut orang kedua , adalah sebaliknya.  Sama halnya dengan warna gelap. Bisa jadi menurut orang pertama, warna cokelat lebih suram daripada warna abu-abu sedangkan menurut orang kedua, warna abu-abu lah yang lebih suram. Relatif bukan?! Hidup, dengan segala permasalahan dan sukacita yang ada di dalamnya. Berbeda orang, mungkin berbeda pula pandangannya akan apa yang telah terjadi dalam hidupnya. Mungkin dia mengatakan itu merupakan sebuah berkah tetapi mungkin bagi orang lain itu adalah sebuah malapetaka. Namun, dari segala perbedaan pandangan yang kita punya dengan orang lain tentang hidup, ada satu yang pasti sama tetapi sering terlupakan oleh kita manusia. Bersyukur. Hari ini saya mengalami hari yang penuh dengan masalah dari pagi hari hingga sore hari. Sifat dasar manusia ketika diterpa masalah adalah mengeluh dan itulah yang terjadi pada saya pagi ini. Namun, di sore hari ketika saya hendak pulang ke rumah, yang ada dalam pikiran saya hanyalah ceria dan senyum pun menghiasi wajah saya hingga mencapai pintu depan rumah. Mengapa, teman?! Semata-mata karena pada akhirnya saya menyadari bahwa tidak ada gunanya saya memurungi masalah-masalah itu karena hanya akan mendatangkan masalah baru. Tersenyum dan merelakan serta mensyukuri apa yang telah terjadi akan mendatangkan rasa lega dan pembentukan yang baru dalam hari-hari ke depan kita. Terkadang kita lupa untuk bersyukur, tidak hanya untuk segala kesenangan dan keceriaan yang kita peroleh melainkan juga untuk segala masalah yang boleh kita hadapi dan membentuk kita secara perlahan menjadi bejana yang indah di mata-NYA. Sama halnya ketika kita memutar warna - warna yang ada dalam spektrum sesuai dengan urutannya maka yang terlihat adalah warna putih. Dari segala warna kehidupan yang kita alami dan datang silih berganti dalam hidup kita, ada yang terlupa, yakni warna putih itu. Semua hal yang terjadi bercampur aduk dan yang seharusnya tertinggal hanyalah rasa syukur atas apa yang kita terima. 

Bukankah itu menjadikan hidup kita lebih indah?! Terkadang kita lupa mencampurkan dan memutar warna - warna kehidupan kita sehingga yang ada hanyalah warna-warna yang terpisah padahal hidup kita merupakan susunan warna-warna yang memberikan keindahan. Belajar bersyukur berarti belajar lebih rendah hati dan yang terpenting belajar menghargai apa yang telah IA berikan. 
B'ri syukur, teman... Sekian, Semoga berguna...

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun