Mohon tunggu...
Rey Laotong
Rey Laotong Mohon Tunggu... Mahasiswa - A writer who likes to see the world through imagination and different perspective.

Biarkan setiap tulisan itu bersuara dengan nada nada yang tidak pernah kita dengarkan, membantu membangun imajinasi menjadi sebuah realitas yang dapat mengubahkan kita dan seisi dunia.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Manusia Politik

22 Oktober 2021   14:30 Diperbarui: 22 Oktober 2021   19:55 304
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bagaikan sebuah tembikar yang selalu menjadi media akan sebuah kencantikan, seni, keberhasilan, dan kegagalan. Politik menjadi sebuah media  yang baik ditangan orang yang tahu apa itu "POLITIK" sebenarnya, tidak hanya sekedar menjadikannya sebagai alat untuk menimbun kekayaan dan kekuasaan bagi diri sendiri. 

Politik yang sedang mengalami suatu perubahan besar dan juga mengalami turbulensi yang keras secara bersamaan telah menghadirkan konotasi negatif akan apa yang diberikan oleh sebuah sistem /wadah yang disebut dengan politik  itu sendiri dan yang menjalankannya sebagai seorang politisi. 

Bukan maksud ingin membela tapi tulisan ini hanya berdasarkan pemikiran serta harapan - harapan akan apa yang arti sebenarnya tentang politik itu sendiri, begitu banyak hal yang dapat di selesaikan dengan menjadi seorang politisi dilain ia dipercayakan untuk menjadi orang yang dapat membantu manusia lain dengan kuasa yang suci dan tidak bercacat melalui sebuah sistem yang di sebut "POLITIK" membuat yang ditolong atau mereka yang menggantungkan angan dan harap nya kepada para politisi semakin besar.

Bagi beberapa orang yang tidak mengerti akan apa sebenarnya niatan dan tujuan dari politik itu sendiri kadang menciptakan pengertiannya sendiri, mendefinisikan tanpa bertanya dan membaca membuat para oknum "POLITISI" tersebut hanya menjadikan politik sebagai alat untuk memperbesar kuasa, link, dan mencari sebuah penegasan diri tanpan melihat tuan dan puan yang sedang ia tinggalkan setelah "MEMBELI" suara mereka untuk kekuasan yang semu. 

Hal ini sama seperti dengan apa yang dikatan oleh Thomas Hobbes : Homo Homini Lupus; manusia adalah serigala bagi manusia lainnya, apa yang diutarakan oleh Hobbes ini membuat kita yang dewasa ini semakin mengambil pandangan skeptis terhadap pola perpolitikan negara kita, para politisi hanya menggunakan jubah domba ketika ingin mencapai pucuk kekuasaan dan mengeluarkan sisi serigalanya ketika ia sedang berkuasa, mengabisi rakyat dengan zero contribution yang seharusnya dipenuhi dengan kinerja serta integritas sebagai seorang manusia yang mempunyai akal budi serta melambangkan sebagai makhluk yang paling tinggi derajatnya dari ciptaan lain karena dapat merasakan dan juga ikut dalam kesusahan manusia lainnya. 

Apa yang akan diterima oleh generasi yang akan datang ? jika yang dibangun saat ini adalah sebuah kesia - siaan semata, jangan meninggalkan sebuah persoalan untuk dibereskan oleh generasi penerus, hari - hari ini para generasi muda keliatannya sudah mulai membasahkan diri mereka untuk terjun langsung dalam menanggapi perosalan bangsa, mereka tidak hanya sekedar berkoar - koar tanpa sebuah tindakan, generasi muda saat ini sedang mempersiapkan diri mereka merangkai narasi - narasi yang lebih sehat untuk turut serta dalam membenahi rumah yang kita cintai ini, Indonesia. Politik yang baik, politik yang sehat, dan politik yang jujur adalah sebuah impian generasi yang akan datang dalam menciptakan sistem atau cara berpolitik yang tidak lagi melibatkan deal-deal jabatan, money politic, dalam setiap klausul akan sebuah konsolidasi kekuasaan. 

Kesadaran mendasar muncul dari manusia - manusia yang ingin menyelamatkan manusia lainnya, hanya dengan mempunnyai kuasa dan dukungan politik kita dapat menciptakan sebuah keadilan bagi masyarakat dan hanya dengan "BERPOLITIK" kita dapat mencapai impian itu bersama, tapi untuk menjadi sebuah politisi yang tidak berorientasikan kekuasaan dan kerakusan semata maka setiap individu yang ingin memperoleh kekuasaan harus mengatasnamakan "RAKYAT" dan hanya kepada "RAKYAT"lah semua kekuasaan harus diberikan. Kesadaran kolektif akan rakyat adalah tuan dan puan yang harus dilayani  bukan untuk dirampok dan diperkosa hanya agar mendapatkan kekuasaan bagi individu, peroorangan, ataupun kelompok semata.

MANUSIA POLITIK sejatinya perlu mempunyai karakter yang kuat sebagai pemimpin dan pemecah permasalahan dia tidak hanya sekedar menjadi patung batu, tetapi dia perlu memahami apa yang sedang dibutuhkan oleh rakyat nya sendiri, keluh kesah mereka dengarlkan! 

Tidak hanya sekedar menutup mata dan kemudian membudekkan telinga ketika telah nyaman duduk di singgasana berlapiskan emas nan empuk padahal dibangun diatas derita dan tetesan air mata rakyatnya sendiri. Almarhum Jenderal (Purn )T.B. Simatupang pernah mengatakan : " Sebagai manusia, kita adalah orang yang berutang. " kita harus sadar ketika kita mempunyai kuasa yang diberikan oleh rakyat kepada kita maka itu menjadi sebuah " HUTANG " yang harus  kita bayar selama kita diberikan amanat tersebut sebagai seorang penguasa. 

Rakyat berhak atas apa yang mereka titipkan dan harapkan kepada kita, mereka hanya mampu berharap kepada kita sebagai pemangku jabatan untuk menciptakan aturan dan keadaan yang menguntungkan bagi rakyat bukan terhadap diri sendiri, seperti salah satu buku yang dituliskan untuk menulis kisah seorang politisi yang dianggap oleh politisi lainnya sebagai seorang negarawan adalah buku Politik itu suci yang menuliskan perjalanan seorang politisi hebat yang mampu tetap tegar dan menjujung tinggi nilai nilai politisi yang sesungguhnya yaitu Sabam Sirait.

Berkacah dari sosok alm. Sabam Sirait membuat saya menjadi lebih yakin bahwa nilai nilai yang baik, luhur dan mengedepankan rakyat menajadi kunci untuk tetap teguh akan terpaan serta godaan dalam dunia politik beliau memberikan begitu banyak contoh serta pengalaman terhadap para politisi muda ataupun mereka yang baru ingin menceburkan diri dunia politik harus mendelegasikan diri sepenuhnya bagi kepentingan rakyat dan juga negara, tidak ada yang lebih tinggi dari kepentingan bangsa sekalipun itu kadang dapat merugikan diri sendiri dan menimbulkan pertentangan tetapi bagi sabam sirait itu semua harus dihadapi untuk tetap mejaga integritas serta kesucian dunia politik itu sendiri. prinsip yang juga tertulis dalam buku beliau ketika dia mengutip seorang filsuf Cina di abad 6 SM Lao Tze, dia berkata " Paling baik bagi seorang pemimpin, kalau rakyat tidak sadar ia ada. Kurang baik bila rakyat mematuhi dan mengakuinya. Paling buruk bila rakyat membencinya. Kalau pemimpin tak menghormati rakyat, rakyat pun tak aakn menghormatinya..." 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun