Mohon tunggu...
REY-ZHA
REY-ZHA Mohon Tunggu... -

Sebaik-baik manusia adalah yang baik budi pekertinya dan bermanfaat bagi orang lain.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Bibit Kepemimpinan Itu Muncul di Kampung Nan Damai

10 Desember 2015   17:17 Diperbarui: 10 Desember 2015   18:35 373
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

[caption caption="Darussalam, Kampung nan Damai."][/caption]

Sosok pemimpin merupakan faktor terbesar yang mempengaruhi keberhasilan sesuatu apa yang dia pimpin, tanpa adanya kepemimpinan tidak mungkin sesuatu akan berjalan dengan baik. Jika pemimpinnya baik, maka baik bula apa yang dia pimpin. Jika pemimpinnya kurang baik, maka kurang baik bula apa yang dia pimpin. Begitu pula dengan negara kita, jika Presidennya cerdas, berwibawa, maka majulah negara kita. Jika Presidennya kurang berilmu dan hanya menjadi boneka, maka hancurlah negara ini. Tetapi jika kita melihat di sebuah desa di Provinsi Jawa Timur, tepatnya di Kota Ponorogo, disana ada dinamika kehidupan yang mendidik akan arti sebuah kepemimpinan. Dinamika kehidupan tersebut berada di sebuah lembaga pendidikan yang mungkin namanya tidak asing lagi bagi kita, yaitu Pondok Modern Darussalam Gontor.

Tidak hanya sistem pembelajarannya yang sudah diakuai dimana-mana, Gontor juga mempunyai dinamika kehidupan yang begitu rapi, teratur, dan tentunya dengan disiplin yang tinggi. Itu semua tak lain dan tak bukan adalah pendidikan bagi santri-santrinya.

Dalam dinamikanya yang begitu padat, Gontor mendidik para santri-santrinya untuk selalu belajar bertanggung jawab, memimpin, mengatur, ataupun menggerakkan orang lain. Maka dibentuklah sebuah organisasi yang bernama Organisasi Pelajar Pondok Modern(OPPM). Organisasi ini bertugas mengatur kehidupan para santri selama 24 jam penuh, dan tentunya tidak lepas dari arahan dan bimbingan Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor beserta para guru-guru yang lain.

Organisasi ini dibentuk untuk memberi kesempatan kepada santri-santrinya berorganisasi, khususnya bagi mereka para siswa senior, yaitu siswa kelas 6 KMI, yang rata-rata usia mereka tidak lebih dari 20 tahun. Organisasi ini seperti halnya Organisasi Intra Sekolah(OSIS), yang berada pada sekolah-sekolah pada umumnya. Tetapi bedanya, organisasi ini tidak hanya mengurusi ratusan siswa dan hanya bertugas pada jam pelajaran sekolah saja, tetapi harus mengurusi lebih dari 3000 siswa selama 24 jam penuh.

Jika kita ibaratkan OPPM ini adalah sebuah kepemerintahan, maka ketua OPPM lah yang menjadi seorang Presiden. Ketua OPPM ini dipilih langsung oleh para santri melalui utusan dari setiap daerah masing-masing. Karena seperti kita ketahui, para santri yang belajar di pondok ini berasal dari berbagai daerah di Indonesia, bahkan dari mancanegara. Dengan adanya hal seperti ini, secara tidak langsung Gontor mengajarkan kepada para santrinya akan arti Demokrasi. Tetapi perlu diingat, bahwa keputusan terakhir berada di tangan Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor.

Ketua OPPM ini memimpin bagian-bagian OPPM lainnya, sebagaiman Presiden memimpin kementerian-kementerian yang ada. Setidaknya ada lebih dari 20 bagian OPPM yang mengatur dinamika kehidupan yang ada. Jika dibuat struktur, bagian-bagian OPPM ini mengatur semua asrama yang ada di dalam pondok, yang dipimpin oleh ketua asrama. Kemudian ketua asrama ini mengatur semua anggotanya melalui ketua kamar. Maka, ketua kamar ini akan memimpin kamar yang dia tempati tersebut.

Dengan adanya sistem yang rapi seperti ini, semua kegiatan ataupun disiplin akan berjalan dengan baik. Contohnya jika ada peraturan atau pengumuman, cukup ketua OPPM menyampaikannya kepada bagian tertentu, kemudian diteruskan ke ketua asrama, dan ketua asrama meneruskannya ke ketua kamar dan akhirnya ketua kamar tersebut menyampaikannya ke anggota kamarnya masing-masing. Akhirnya, semua santri mengetahui peraturan atau pengumuman yang ada tersebut.

Bagi mereka yang diberi amanat untuk memimpin, maka mau ataupun tidak mau dia harus bisa memimpin dan menggerakkan orang lain, dan tentunya harus tetap amanah, jujur, dan bertanggungjawab atas kepemimpinannya. Jika ada anggota yang dia pimpin melanggar disiplin yang ada, maka ketua kamar ataupun ketua asrama tersebut siap-siap mendapat hukuman dari bagian tertentu.

Contohnya, jika ada banyak santri yang berbicara dalam Bahasa Indonesia, yang biasanya terjadi pada santri baru. Maka siap-siap pengurus asrama dimana santri tinggal tersebut mendapat hukuman dari Bagian Bahasa. Mereka mendapat hukuman karena kurangnya tanggungjawab dalam mendidik/menggerakkan anggotanya dalam hal bahasa. Maka dengan hal seperti ini sosok pengurus asrama sangat penting dan akan terdidik bagaimana menggerakkan bahasa yang ada di asrama tersebut.

Jadi, semua santri yang pernah belajar di tempat ini, bisa dipastikan pernah menjadi pemimpin, pengatur ataupun penggerak bagi orang lain. Karena di Gontor tidak hanya OPPM saja sebagai sarana untuk belajar memimpin, tetapi di kelas, klub-klub olahraga, kegiatan ekstrakulikuler, kepramukaan, dan berbagai macam kepanitiaan juga bisa dijadikan sebagai sarana untuk belajar bertanggungjawab ataupun memimpin. Anak yang baru masuk Gontorpun sudah merasakan pendidikan kepemimpinan ini, minimal menjadi ketua kamar ataupun ketua kelas. Apalagi mereka yang sudah bertahun-tahun belajar di pondok ini, pasti sudah berkali-kali merasakan bermacam-macam pendidikan kepemimpinan yang ada.[caption caption="Salah satu hukuman yang diberikan Bagian Keamanan Pusat bagi mereka yang melanggar disiplin."]

[/caption]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun