Mohon tunggu...
Revy Ardian Pradana
Revy Ardian Pradana Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Sosiologi Universitas Sebelas Maret

FISIP Sosiologi 2021 UNS

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Menurunnya Tingkat Toleransi di Masyarakat Indonesia yang dapat Memicu Disintegrasi Sosial

14 Mei 2022   11:35 Diperbarui: 14 Mei 2022   11:39 2218
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

            Toleransi di Indonesia telah menurun pada era globalisasi ini. Di Indonesia sendiri banyak kasus diskriminasi sosial. Seperti yang diketahui diskriminasi sosial merupakan suatu pembatasan, pengucilan yang dilakukan secara langsung maupun tidak langsung yang didasarkan pada perbedaan seperti agama, ras, kelompok, etnik, suku, kelompok, golongan, status sosial, status ekonomi, dan lain-lain. Diskriminasi sosial ini sangatlah berdampak buruk terhadap   Indonesia, contohnya dapat menyebabkan Disintegrasi Sosial. Disintegrasi Sosial merupakan perpecahan atau pemisahan dari kesatuan.

            Pada Negara Indonesia sendiri sudah terjadi beberapa kasus diskriminasi sosial. Seperti kasus rasisme suku papua dan rasisme agama. Kasus rasisme suku papua berawal dari adanya pendapat politik mahasiswa Papua yang diacuhkan oleh aparat keamanan Indonesia dengan tindakan yang represif. Tindakan represif ini merupakan tindakan yang dilakukan setelah terjadinya suatu kejahatan yang berupa tindakan hukum. Kemudian, Siklus rasisme dan tindakan represif terhadap mahasiswa Papua yang dilakukan oleh aparat keamanan Indonesia meningkat sejak tahun 2016.

           Di Yogyakarta juga terjadi tindakan kekerasan yang berbalut rasialisme. Hal ini dikarenakan mahasiswa Papua ditangkap paksa dan asramanya dikepung oleh organisasi masyarakat. Kejadian ini berawal mula karena mahasiswa Papua di Yogyakarta tersebut yang bergabung dengan Persatuan Rakyat untuk Pembebasan Papua Barat, yang ingin menyampaikan aspirasinya dan mendukung ULMWP bergabung dalam Melanesian Spearhead Group. Organisasi internasional di negara tetangga papua juga memperjuangkan bangsa melanesia. Namun sebelum aksi demo dilaksanakan, aksinya sudah diberhentikan oleh ormas & pihak keamanan

           Ada juga kasus di Malang pada tanggal 1 Juli 2018. Kasus ini terjadi karena dibubarkannya diskusi Aliansi Mahasiswa Papua yang dibubarkan oleh sekelompok ormas dan dikawal oleh polres Malang. Kemudian 6 hari setelah pembubaran tersebut, terdapat diskusi lagi dan pemutaran film yang berjudul "Peringatan 20 Tahun Peristiwa berdarah (1998)" . Diskusi ini dilakukan di asrama mahasiswa papua yang kemudian dibubarkan juga oleh aparat gabungan yang beralasan Operasi Yustisi. Pada situasi ini juga terdapat beberapa oknum aparat yang diduga melakukan kekerasan seksual terhadap perempuan di asrama tersebut.

          Setelah kasus rasisme terhadap suku papua terdapat juga rasisme terhadap agama. Rasisme ini biasanya terjadi karena kelompok minoritas tidak dianggap keberadaannya. Rasisme ini juga tidak hanya terjadi di Indonesia, seperti yang kita ketahui negara Amerika Serikat beberapa warga disana tidak menyukai orang yang beragama muslim karena warga amerika serikat menganggap orang yang beragama muslim itu teroris dan warga amerika serikat selalu menganggap orang yang berbusana muslim merupakan teroris

          Kemudian terdapat juga kasus rasisme di Negara Indonesia. Contohnya seperti kasus penutupan GKI Yasmin Bogor. Kasus ini biasanya terjadi karena adanya sikap intoleransi terhadap kaum minoritas. Biasanya sikap intoleransi ini terjadi karena tidak ingin membiarkan seseorang untuk berbeda. Maka dari itu muncul sikap penolakan terhadap orang lain yang berbeda. Dalam kasus ini jemaat dari GKI Yasmin Bogor berjuang terhadap adanya ketidakadilan terhadap penutupan gereja mereka. Namun pada tanggal 10 April GKI Yasmin telah disegel oleh pihak Satpol PP yang diperintah Walikota Bogor. Sehingga hal ini menyebabkan jemaat gereja tersebut beribadah di halaman gereja.

           Semua kasus rasisme tersebut dapat berdampak buruk bagi negara. Hal ini dikarenakan dapat memicu disintegrasi sosial sehingga. Disintegrasi sosial ini menyebabkan hubungan antar masyarakat tidak rukun, pertikaian antar warga dan juga dapat memunculkan perpecahan dalam kehidupan sosial. Untuk meminimalisir kasus rasisme ini kita harus menjadikan pancasila sebagai pedoman hidup seperti yang dijelaskan pada sila ke 2 dan 3. Setelah kita menjadikan pancasila sebagai pedoman hidup, sikap toleransi kita akan muncul dan hubungan antar masyarakat di negara kita akan harmonis.

           Menurut saya adanya rasisme di Indonesia, sangat berdampak buruk dalam hubungan sosial. Dampak dari rasisme dapat memecah belah antar masyarakat dan memunculkan pertikaian. Maka dari itu, kita sebagai warga negara Indonesia seharusnya tetap menjunjung tinggi toleransi kita karena Indonesia merupakan negara yang multikulturalisme sehingga kita harus menjaga persatuan di Negara Indonesia ini. Selain itu kita harus menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup seperti yang sudah tertulis pada sila 2 dan 3.

           Dari penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa, rasisme di Indonesia merupakan tindakan yang buruk. Hal ini dikarenakan dapat memicu disintegrasi sosial yang dapat memunculkan perpecahan dalam kehidupan sosial. Maka dari itu untuk meminimalisir rasisme di Indonesia, dapat dicegah dengan menjadikan Pancasila sebagai pedoman hidup seperti yang dijelaskan pada sila ke 2 dan 3. Hal ini dikarenakan Negara Indonesia merupakan negara yang multikulturalisme.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun