Mohon tunggu...
Reviyanda Charisma Suci Imani
Reviyanda Charisma Suci Imani Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswa

.✨.

Selanjutnya

Tutup

Money

Dampak Pandemi terhadap UMKM

27 Januari 2021   08:12 Diperbarui: 27 Januari 2021   18:44 239
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Semenjak Covid-19 ditetapkan berstatus pandemi, ada banyak sektor ekonomi domestik dan global yang terpengaruhi. Meningkatnya kasus Pandemi Covid-19 tersebut mengakibatkan Ekonomi di Indonesia melemah, dan Pandemi Covid-19 ini sangat berdampak pada Bisnis Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).

Berdasarkan hasil survey, sebanyak 96% pelaku UMKM di Indonesia mengaku sudah mengalami dampak negatif Pandemi Covid-19 terhadap proses bisnisnya. Pandemi ini mengganggu proses produksi serta perdagangan, mempengaruhi kegiatan atau aktivitas jual beli dan menyebabkan turunnya kinerja permintaan yaitu konsumsi dan daya beli. Pada 2020 ini hampir 48% UMKM hanya dapat bertahan maksimal tiga bulan. Jika pandemi terus berlanjut, maka 80% usaha mikro tidak akan memiliki uang dan tidak ada tabungan lebih dari 60%.

Berdasarkan hasil riset dari otoritas yang berwenang, telah dilaporkan beberapa dampak pandemi terhadap umkm sebagai berikut:  

Pertama, dampak pada omzet penjualan. Hasil riset BI melaporkan bahwa tingkat penurunan yang terjadi pada rata-rata penjualan produk UMKM adalah sebesar 50%. Penyebab terjadinya penurunan ini disampaikan oleh LIPI sebagai dipengaruhi oleh keputusan 58,8% UMKM untuk menurunkan harga produk dan jasanya untuk tujuan mempertahankan usaha sehingga keuntungan turun lebih dari 75%.

Kedua, dampak pada permodalan. Menurut penjelasan Menteri Koperasi dan UKM yang disampaikan di pertengahan Agustus 2020, bahwa 40% UMKM telah gulung tikar sebagai imbas sulit mendapatkan modal kembali akibat Pandemi Covid-19.

Ketiga, dampak pada distribusi. Riset dari Kemenkop UKM melaporkan bahwa sebanyak 20,01% UMKM mengaku mengalami hambatan distribusi akibat kebijakan PSBB. Penurunan akibat PSBB ini juga terjadi pada permintaan produk dan dialami oleh total 22,90% UMKM.  

Alhasil, berdasarkan riset terakhir ini total ada kurang lebih 62,84% UMKM sebagai yang terkendala pandemi dengan indikasi keluhan terjadi pada sektor distribusi, penurunan keuntungan penjualan dan kesulitan modal.

Tentu saja ada sebuah solusi pada adanya dampak pandemi terhadap UMKM ini yaitu perlunya adaptasi dan penyesuaian pola usaha di tengah pandemik covid-19 agar pelaku UMKM bisa mengembangkan usahanya, misalnya dari bisnis offline menjadi online, mungkin hal ini bisa diatasi. Untuk itu, pemanfaatan informasi teknologi sangat membatu bagi pelaku UMKM untuk mengembangkan usaha karena di tengah kondisi pendemi para pengusaha UMKM terbatas untuk berinteraksi kepada para konsumen.

Oleh :

 Reviyanda Charisma Suci Imani (281)

Sumber:

 https://www.nu.or.id/post/read/123247/dampak-pandemi-covid-19-terhadap-umkm-di-indonesia

https://www.kompas.tv/article/116643/adaptasi-umkm-dan-koperasi-ditengah-pandemi-covid-19

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun