Pola Budaya yang Bisa Ditemukan di Kehidupan Suku Baduy
Tak ada apotek? Bukan masalah berarti!
Pegunungan Kendeng yang menjadi tempat bermukim suku Baduy Luar rupanya betul-betul sumber kehidupan. Selain menyediakan air berlimpah, tanaman obat yang tumbuh liar pun tak kalah banyak.
Ada daun kaca piring buat meredakan demam, daun berenuk untuk sakit kepala, pangkal sirih sebagai obat mata, hingga pangkal tangkai daun salak yang mujarab menyumbat diare.
"Semua jenis tanaman obat harus diminum dengan air mentah," terang Jakam, warga Baduy Luar yang menetap di Kampung Cicakal, kepada KompasTravel saat berkunjung pada Desember 2018.
Memasak dengan kayu bakar Kayu bakar
menjadi salah satu bahan pokok yang mesti dipenuhi untuk kebutuhan sehari-hari suku Baduy Luar.
Meski sudah mengenal praktik membeli makanan dari luar kampung, suku Baduy Luar masih memakai cara tradisional dalam mengolahnya, yakni menggunakan kayu bakar. Oleh sebab itu, stok kayu bakar harus selalu tersedia di dapur maupun bagian belakang rumah
Arsitektur kukuh tanpa semen
Bahan-bahan konstruksi semacam batu bata atau semen yang lazim digunakan di kota tidak akan ditemui di perkampungan Baduy Luar.
Fungsi semen dan batu bata digantikan oleh kayu, bambu, dan bahan-bahan alami lainnya. Potongan-potongan kayu dipakai untuk menopang rumah. Anyaman bambu digunakan sebagai lantai dan dinding rumah.
Sementara itu, bilah-bilah bambu bahkan sanggup dirangkai membentuk jembatan besar yang melintangi sungai.
Mengebumikan jenazah tanpa kuburan
Sama seperti penduduk di kota, suku Baduy Luar juga punya lahan untuk pemakaman jenazah. Namun, lahan itu berada di belantara hutan dan tidak diberi tanda seperti gundukan atau tancapan batu nisan sebagaimana lazimnya.
Usai menggali liang kubur, warga Baduy Luar akan meratakan lahan kuburan ke bentuk semula.
Selang tujuh hari, mereka akan membiarkan lahan tersebut ditumbuhi tumbuhan, bahkan memakai lagi lahan tersebut buat berladang.