Mohon tunggu...
Revaputra Sugito
Revaputra Sugito Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

We Love Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Politik

Ahok Memang Semakin Patut untuk Dikasihani

12 November 2016   01:52 Diperbarui: 12 November 2016   02:30 1668
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pertanyaannya kemudian, bagaimana mungkin menerapkan Aturan Pilkada soal seperti ini bila yang menolak sudah merupakan kumpulan massa yang begitu banyak dan meliputi beberapa wilayah? Siapa yang mau menangkap sekian banyak jumlah massa yang menolak seorang kontestan melakukan kampanye di wilayahnya?

Saya pikir ini persoalan yang sangat sulit untuk ditanggulangi Bawaslu. Lebih baik biarkan saja. Lebih baik kontestannya yang mengalah daripada harus bentrok dengan massa.

Dan kembali lagi di sisi Ahok, tentu saja kondisi seperti ini sama sekali tidak dibayangkan olehnya. Analsia saya, selama Kasus Penistaan Agama belum tuntas diselesaikan maka selama itu pula aka nada kumpulan-kumpulan massa yang akan menghadang kampanyenya.

*** Ahok Mulai Stress dan Ngaco sehingga Melempar Tuduhan-Tuduhan ke Banyak Pihak***

Bila kita cermati dalam seminggu terakhir, terlihat bahwa Ahok sudah semakin stress dengan perkembangan yang ada. Ahok mulai ngaco dan mulai menyalahkan siapa saja atas perubahan kondisi yang “menyakitkan” ini.

Tuduhan pertama dilemparkan Ahok kepada Buni Yani. Dari media diberitakan Ahok telah menuduh Buni Yani sebagai Penipu. Ini riskan sekali dalam kondisi kampanye dan dalam kondisi kasus hukumnya. Tuduhan ini berpotensi akan dijadikan amunisi oleh Pengacara Buni Yani untuk menggugatnya. Ini akan menjadi Kasus berikutnya untuk Ahok dan akan mengganggu konsentrasinya menghadapi Pilkada.

Tuduhan Kedua adalah Ahok menuduh ada yang mengancamnya dan menyuruhnya Mundur dari Pilgub DKI 2017. Sayangnya ketika ditanya media siapa yang menyruhnya mundur, Ahok tidak bersedia menjawabnya. Secara politik yang seperti ini salah. Publik juga akan menilai Ahok lebay dan Playing Victim. Belum lagi lawan politiknya akan menggunakan amunisi ini untuk menekannya. Bisa-bisa Ahok dituduh melakukan fitnah tanpa dasar.

Tuduhan berikutnya yang paling fatal adalah Menuduh Para Kontestan Pesaingnya Menggunakan Cara-cara Barbar untuk Mengalahkannya. Waduh ini benar-benar Blunder terbesar Ahok.

Hari ini di rumahnya di komplek Mutiara Pluit Ahok sempat menyatakan kepada media hal-hal sebagai berikut.

"Kenapa, sih, takut sama Ahok? Kalau kamu bagus, ya, kamu buktikan, dong, kamu satu putaran. Ahok kalah, ya, sudah. Kenapa mesti pakai cara barbar, pakai cara turun (ke jalan). Apalagi sekarang ada hoax di mana-mana," ujar Ahok , Kamis malam, 11 November 2016. (tempo.co).

Ini tuduhan yang sangat Ngaco dan sangat Fatal. Siapa yang sebenarnya dituduh Ahok bisa menang 1 putaran dan menggunakan cara-cara Barbar?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun