sigaretmu tinggal sepanjang kelingking
tapi belum kau isap harum tembakau
hanya tatapanmu yang  jalang
memburu asap tersapu angin
seperti waktu kencan pertama
di taman kota yang menyeruakkan
pesing air kencing gelandangan
kau masih suka membagi cinta
separuh ketersiaan separuh ketakpastian
sial nasibku serupa puntung di asbak
saat kau setolol pemburu bayangan sendiri
di hutan yang ditenggelamkan lautan kabut
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!