Mohon tunggu...
Retno Permatasari
Retno Permatasari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Usaha Kecil

seorang yang senang traveling

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Memancing di Air Keruh

6 September 2022   12:14 Diperbarui: 6 September 2022   12:15 123
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Presiden Joko Widodo beberapa hari lalu mengumumkan soal kenaikan BBM. Senin (5/9/2022) ini, beberapa komponen masyarakat melakukan demonstrasi soal itu di beberapa daerah. Demo itu rencananya akan berlanjut pada Selasa (6/9/2022) di Jakarta dan beberapa daerah.

Mahasiswa dan beberapa komponen masyarakat seperti buruh dan masyarakat transportasi mengeluhkan soal kenaikan itu. Ini memang terasa berat mengingat kita baru saja mengalami pandemic Covid-19 berkepanjangan.

Beberapa tahun sebelum ini, komponen mahasiswa pernah melakukan demonstrasi soal omnibuslaw. Demo itu berujung bentrok dan dalam minggu itu terdapat demo yang melibatkan non mahasiswa yang berujung bentrok. Dari beberapa orang yang diperiksa oleh aparat diketemukan bahwa mereka bukanlah mahasiswa tetapi pihak tertentu yang sengaja menunggangi demo itu. Ini terjadi juga pada beberapa peristiwa demo mahasiswa.

Seringsekali kelompok-kelompok tertentu memanfaatkan momentu demonstrasi sebagai "wadah" untuk membenturkan satu kelompok dengan kelompok lain. Atau dengan satu pihak dengan pemerintah dan lain sebagainya. Benturan-benturan ini adalah konflik yang seringkali sengaja dihadirkan sehingga suasana menjadi tidak nyaman di negara ini.

Apalagi keberadaan media sosial memungkinkan semua orang menulis dengan apa yang ada di pikirannya. Narasi yang dituliskannya itu bisa benar atau tidak, namun biasanya dia meyakini apa yang ada pikiran dan kelompoknya.

Itulah yang menyebabkan perang narasi. Kelompok A menarasikan bahwa situasi X adalah kebenaran. Sedangkan kelompok B menarasikan bahwa situasi Y adalah kebenaran. Narasi-narasi itu disebarkan secara massif  sehingga itu membuat masing-masing kelompoknya yakin akan kebenaran narasi itu sehingga dia tidak segan-segan mencerca kelompok lain dan sebaliknya. Hal itu terjadi berbalas-balsan, sehingga memungkinkan kegaduhan terjadi.

Jika itu terjadi secara berulang maka itu akan memungkinkan terjadi konflik antar kelompok seperti yang terjadi pada saat pilkada Jakarta tahun 2017 dan Pilpres 2019 lalu. Kita melihat ada kelompok yang sengaja membenturkan pendukung dua kandidat yang berkontestasi politik. Benturan yang cukup massif itu sangat kuat sehingga terjadi konflik dan membuat warga Jakarta dan warga Indonesia terbelah.

Konflik yang kemudian membentuk keterbelahan ini adalah air keruh yang tercipta karena informasi dan keyakinan yang sering keliru atau salah. Inilah yang menjadi penyebab ada pihak yang memancing di air keruh itu. Akibatnya kita bisa tahu sendiri, selain ketebelahan tapi juga membuat masyarakat menjadi tidak toleran dan kebersatuan sebagai bangsa juga menjadi sirna. Orang menjadi tak segan merusak sesuatu kebersatuan sehingga kita menjadi terpecah belah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun