Mohon tunggu...
Retno Permatasari
Retno Permatasari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Usaha Kecil

seorang yang senang traveling

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Kita, Indonesia, dan Para Buzzer

19 Februari 2021   13:45 Diperbarui: 19 Februari 2021   13:59 261
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media sosial punya history perkembangan yang cukup luar biasa sampai saat ini. Sejak ditemukannya pada sekitar 2000-an, media sosial dengan berbagai platform baik facebook, twitter, instagram dan lain sebagainya sudah dipakai lebih dari lima miliyar warga dunia.

Sang bayi yang tumbuh super cepat ini memang sangat digemari. Di Indonesia misalnya. Facebook yang mulai dikenal sekitar 2008 di negara ini berkembang dengan sangat cepat dan pada tahun 2010 platform ini diikuti oleh sekitar 64 juta warga Indoensia. Rentang empat tahun kemudian diketahui faceboik dimiliki ileh sekitar 90 juta warga Indoensia.

Apa menariknya media sosial ini bagi masyarakat kita ?

Seperti warga dunia lain yang juga menggemari media sosial, warga Indoensia yang gemar berteman dan ramah ini memang terbuka berteman dengan siapa saja termasuk di dunia maya. 

Malah warga kita termasuk warga dunia yang super ramah, karena seseorang bisa saja bisa punya teman lebih dari 1000 orang, tanpa harus mengenal mereka satu persatu dan tanpa embel-embel seorang selebrity. 

Bandingkan dengan warga negara lain yang berkoneksi sekitar 150 -300 orang  saja, dengan asumsi dia mengenal mereka dengan baik.

Hanya saja kehadiran media sosial ini punya dampak selain positif tapi juga negative. Seperti yang dipaparkan di atas, media sosial punya dampak positif yaitu menambah pertemanan. 

Di sisi lain dampak negative yang timbul adalah bahwa media sosial bisa menyebabkan polarisasi masyarakat bertambah tajam, terutama jika dikaitkan dengan politik.

Penggunaan media sosial di bidang politik memang tidak bisa lepas dari kesuksesan bidang marketing menggunakan media sosial sebagai alat (tools) dalam pemasaran. 

Seorang yang berparas cantik (mungkin artis) dan memiliki jumlah follower yang cukup banyak, mungkin dihubungi oleh beberapa pihak yang ingin memanfaatkan dia dan media sosialnya untuk memasarkan alat kecantikan atau busana misalnya. 

Jika itu terjadi maka dijamis kosmetik yang dipakai sang artis akan laris. Inilah yang disebut dengan istilah influencer (sang pemberi pengaruh)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun