Mohon tunggu...
Retno Permatasari
Retno Permatasari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Usaha Kecil

seorang yang senang traveling

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Perlunya Da'i Rahmatan Lil Alamin

9 September 2020   20:10 Diperbarui: 12 September 2020   06:29 39
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Anda masih ingat Bahrun Naim? Lengkapnya Muhammad Bahrun Naim Anggih Tamtomo. Dia pernah menjabat sebagai ketua himpunan mahasiswa jurusan ilmu computer sebuah universitas sekaligus aktivis Hizbut Tahrir Indonesia (HTI).

Bahrun Naim dikenal sebagai nama yang terkait dengan bom Sarinah Jakarta yang meledak dekat Starbuck Caf dekat pusat perbelanjaan Sarinah dan menewaskan beberapa orang termasuk aparat polisi yang sedang berjaga di jalan Thamrin. Polisi ini juga tewas karena orang yang membawa bom meledakkan bomnya dekat pos polisi di situ.

Dia tidak ada di tempat kejadian namun kenapa dia dikaitkan? Tak lain karena para pelaku bom bunuh diri di Sarinah dan pos polisi di jl Thamrin itu memiliki mentor bernama Bahrun Naim yang saat itu sudah berada di luar negeri. Mereka menerima faham radikal dan cara membuat bom dari Naim yang disampaikan dengan komunikasi melalui internet. Sehingga bisa dikatakan bahwa Naim adalah inspirator sekaligus otak dari bom awal 2016 itu.

Tidak bisa dipungkiri bahwa Bahrun Naim menguasai ilmu computer sehingga dia dapat menembus informasi dari mana saja dan mengolahnya. Itu sebabnya dia 'bertemu' dengan faham-faham radikal melalui internet. Mungkin pertama-tama dia bertemu dengan HTI kemudian ISIS, dan kemudian berangkat ke Suriah dan kemudian tewas di sana.

Dengan teknologi dia menerima faham radikal dan dengan teknologi juga dia mengajarkan radikalisme kapada orang-orang yang lebih junior. Alur ini sangat rentan karena dua hal. Pertama, teknologi internet amat mudah diakses yaitu melalui handpone dengan berbagai merek dengan jangkauan global. Kedua adalah Naim dan juniornya memilih mentor yang salah dalam menjalankan agama.

Mentor-mentor atau lebih spesifik kita namai ustaz atau dai ini memang mulai merambah media sosial; secara teknis mudah diangkau karena teknologi. Mereka bisa melakukan siaran langsung melalui facebook, twitter atau instagram ataupun line. Mereka juga bisa "berkumpul" di grup whattsapp atau telegram dll. Singkat kata secara teknis sangtat mudah diakses.

Hanya saja, mengapa mereka memilih dai atau mentor agama yang radikal dan bukan moderat? Inilah yang akhir-akhir ini disoal oleh beberapa pihak karena sudah terlalu banyak orang meneladani Islam yang dia ingini bukan yang dia butuhkan. Islam yang dia ingini ini bisa saja mengajarkan hal-hal yang radikal. Konyolnya Islam yang jenis ini tidak mencerminkan islam yang rahmatan lil alamin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun