Mohon tunggu...
Retno Permatasari
Retno Permatasari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Usaha Kecil

seorang yang senang traveling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Musyawarah Menguatkan NKRI

4 April 2018   07:37 Diperbarui: 4 April 2018   16:35 976
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi: pujodadi-kecbonorowo.kebumenkab.go.id

Berbeda dalam pandangan atau ideologi, sebenarnya menjadi hal yang lumrah. Apalagi Indonesia merupakan negara yang mempunyai tingkat keberagaman yang sangat tinggi. Karena perbedaan itulah, membuat Indonesia semakin kaya. 

Bayangkan, apa jadinya jika Indonesia berisi orang Papua semua, atau orang Batak semua. Tentu akan membuat negara ini tidak menarik. Bahwa Indonesia mempunyai berbagai macam suku yang tersebar dari Aceh hingga Papua, menjadi hal yang tak bisa dibantah. Seharusnya, kita semua sudah terbiasa dengan yang namanya perbedaan.

Tak hanya itu, kita pada dasarnya juga sudah terbiasa mencari solusi jika terjadi perbedaan pendapat. Dan untuk mendapatkan solusi tersebut, mekanisme yang biasa dilakukan adalah dengan cara musyawarah. Dan karena musyawarah itulah, keberagaman yang ada di negeri ini bisa saling bersandingan satu dengan yang lain. 

Melalui musyawarah ini pula potensi konflik yang sewaktu-waktu terjadi, bisa diminimalisir. Semuanya itu adalah budaya masyarakat Indonesia, yang sudah dilakukan sejak dulu. Bukan hal yang berlebihan pula, jika musyawarah ini masuk dalam sila keempat Pancasila.

Tak dipungkiri, luasnya negara Indonesia dengan berbagai macam keanekaragaman budayanya, berpotensi memunculkan perbedaan pandangan. Dan perbedaan itu bisa berpotensi menjadi sumber perpecahan, jika diprovokasi oleh pihak-pihak yang tak bertanggung jawab. 

Untuk itulah, mendorong musyawarah untuk memecahkan segala persoalan perlu menjadi perhatian semua pihak. Termasuk para politisi yang saat ini sedang bertarung dalam pemilihan kepala daerah (pilkada). Kenapa hal ini penting? Karena dalam setiap momentum pertarungan politik, tak jarang banyak pihak memanfaatkannya untuk kepentingan yang tidak baik.

Jika melihat kondisi saat ini, ujaran kebencian begitu marak terjadi. Banyak orang mudah marah, hanya karena terprovokasi oleh informasi yang belum tentu benar. Berbeda menjadi hal yang mengkhawatirkan di negeri yang sangat menjunjung tinggi toleransi. 

Bahkan, berbeda keyakinan yang diatur dalam undang-undang, seakan menjadi hal yang salah, bagi kelompok intoleran dan radikal yang terus berusaha menunjukkan eksistensinya di negeri ini. 

Jika masyarakatnya terus diprovokasi dan diadu domba, maka Indonesia akan hancur. Indonesia hanya akan dikuasai oleh orang yang berkuasa. Sementara kemerdekaan ini direbut dari hasil jerih payah rakyat.

Presiden Soekarno pernah mengingatkan, bahwa syarat kuatnya negara Indonesia adalah permuswaratan perwakilan. Ini artinya, diperlukan keterlibatan semua pihak untuk membangun negkaeri ini. Tidak bisa membangun negeri ini dengan tetap mengedepankan suara mayoritas, tapi juga harus tapi mendengarkan suara minoritas. Membangun Indonesia harus mengakomodir kepentingan semua pihak. 

Sekali lagi, keterlibatan semua pihak menjadi hal yang mutlak dilakukan. Dan musyawarah bisa menjadi forum untuk menyatukan semua kepentingan. Musyawarah bisa menyatukan tujuan bersama, setelah melalui proses tukar ide dan gagasan. Karena itulah, mari kita jaga tradisi musyawarah ini, demi terjaga negara kesatuan republik Indonesia.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun