Mohon tunggu...
Retno Permatasari
Retno Permatasari Mohon Tunggu... Wiraswasta - Usaha Kecil

seorang yang senang traveling

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kesetiakawanan Menumbuhkan Generasi Saling Peduli

21 Desember 2017   07:16 Diperbarui: 21 Desember 2017   08:19 1742
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kasih Sayang - endometriosiscare.files.wordpress.com

Indonesia adalah negara yang mempunyai keanekaragaman suku, budaya, bahasa dan agama. Dari ujung Aceh hingga Papua, masyarakatnya mempunyai karakter yang berbeda. Karena perbedaan itulah, membuat Indonesia menjadi negeri yang kaya. 

Dan kekayaan itu perlu dijaga oleh setiap generasi. Ketika generasi tua berhasil merebut kemerdekaan, generasi berikutnya harus mampu mengisi kemerdekaan ini dengan hal-hal yang bermanfaat. Begitu juga dengan generasi milenial, yang dipenuhi dengan kecanggihan teknologi informasi ini. 

Tantangan generasi saat ini adalah, bagaimana harus mampu menghargai keberagaman itu, dan tidak pernah mempersoalkan perbedaan-perbedaan yang telah menjadi fitrah. Kenapa ini penting? Karena sebagian pihak telah sengaja melakukan provokasi, agar masyarakatnya saling curiga, saling mencaci dan membenci.

Provokasi negatif itu tentu harus diredam dan tidak boleh dibiarkan. Kepedulian harus terus dibangun antar generasi, antar suku, antar agama, dan antar sesama manusia. Sebenernya, sifat saling peduli itu merupakan sifat dasar dari manusia. Sebagai makhluk sosial, manusia tidak bisa hidup sendiri. Manusia perlu interaksi dan saling membutuhkan pertolangan satu dengan yang lain. 

Tidak ada satu manusiapun yang bisa hidup sendiri. Karena itulah, saling menghormati dan tolong menolong itu, mutlak dilakukan. Menghargai perbedaan mutlak dilakukan, karena Indonesia dari lahir sudah beranekaragam. Tolong menolong perlu dilakukan, tanpa harus memandang apa agamaku apa agamamu.

Almarhum Gus Dur sempat mengatakan, "Tidak penting apa pun agama atau sukumu. Kalau kamu bisa melakukan sesuatu yang baik untuk semua orang, orang tidak pernah tanya apa agamamu.

"Pernyataan ini mungkin perlu menjadi renungan kita semua. Karena saat ini banyak orang yang mempermasalahkan latarbelakang, untuk urusan yang tidak substansial. Misalnya, membantu harus pada orang yang satu kelompok. Orang yang beragama non musli, dianggap kafir dan harus dimusuhi. Contoh pandangan semacam ini, sejatinya sungguh menyalahi dari karakter masyarakat Indonesia. Dan yang lebih mengkhawatirkan, pandangan semacam ini akan mendekatkan diri pada perilaku radikal dan teror.

Membangun kesetiakawanan dalam keberagaman, harus terus diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari. Semuanya harus saling bergandengan. Semuanya harus saling berdampingan, tanpa harus mempersoalkan perbedaan. Indonesia dari lahir sudah mempunyai banyak agama. 

Sebaiknya tidak boleh lagi mengklaim muslim mayoritas, non muslim minoritas. Semua orang apapun agamanya mempunyai hak dan kewajiban yang sama. Toleransi harus terus dijaga oleh setiap orang yang mengaku warga negara Indonesia. Jika toleransi terbangun, kesetiakawanan juga akan muncul kepada siapa saja. Tidak lagi hanya setia kawan kepada sesama muslim, sesama kristiani, atau sesama yang lain.

Kesetiakawanan juga harus dibangun diatas semangat kesetaraan dan nasionalisme. Hal ini penting agar kita tidak hanya peduli terhadap sesama, tapi juga peduli kepada seluruh alam semesta, termasuk negara kesatuan republik Indonesia. Ingat, Indonesia merupakan negara yang kaya. 

Jangan sampai kekayaan yang dimiliki negara ini, hancur hanya karena penduduknya saling bertikai sendiri. Mari kita belajar dari negara-negara timur tengah, yang terus bertikai diantara masyarakatnya sendiri. Indonesia merupakan negara damai. Saling peduli yang merupakan sifat dasar manusia dan karakter penduduk Indonesia, jangan sampai hilang agar generasi berikutnya tetap menjadi generasi yang saling peduli.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun