Mohon tunggu...
Retnandita SalvaRestuanisa
Retnandita SalvaRestuanisa Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Pelajar

Berusaha lebih baik untuk mencapai hasil yang terbaik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Hati-hati! Ternyata 5 Kebiasaan Ini Dapat Memicu Perilaku Korupsi

18 November 2022   05:17 Diperbarui: 18 November 2022   05:25 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Pinterest/Cartoon Movement-BTS: Tjeerd Royaards

Foto: Pinterest/Jess Keys-The golden girl
Foto: Pinterest/Jess Keys-The golden girl

Dilansir dari etheses.lainkediri, gaya hidup adalah konsep yang lebih baru dan lebih mudah terukur dibandingkan kepribadian. Gaya hidup didefinisikan sebagai pola di mana orang hidup dan menggunakan uang dan waktunya. 

Gaya hidup mencerminkan pola konsumsi yang menggambarkan pilihan seseorang bagaimana ia menggunakan waktu dan uangnya. Sedangkan, mewah adalah secara berlebihan atau identik dengan sesuatu yang serba lebih. 

Jadi, dapat kita simpulkan bahwa gaya hidup mewah adalah pola hidup seseorang dengan menggunakan uang dan waktunya secara berlebihan. Seperti yang kita semua ketahui, bahwa sesuatu yang terlalu berlebihan tidak akan baik dampaknya, begitu juga dengan gaya hidup. 

Gaya hidup yang berlebihan dan menuruti hawa nafsu hanya akan membuat seseorang yang mengalaminya terasa berat hati dan akan menstimulasi timbulnya keinginan untuk memperoleh sesuatu hal secara lebih dan lebih lagi tanpa mengenal kata puas. 

Hal ini dapat memicu timbulnya perilaku korupsi yang dengan mudah dapat memenuhi segala kebutuhan gaya hidup seseorang tersebut. Oleh karena itu, terapkanlah gaya hidup sederhana pada diri kita. Jika kita terbiasa untuk hidup sederhana, maka dengan sendirinya kita akan merasa bersyukur atas semua nikmat dan pencapaian yang telah kita miliki dan tentunya dapat mencegah timbulnya perilaku korupsi.

3. Kurang Bersyukur

Foto: Pimterest/Luifer_VIP
Foto: Pimterest/Luifer_VIP

Sebagai makhluk ciptaan Tuhan, tentu saja seharusnya kita dapat mengungkapkan rasa terimakasih kepada Sang Pencipta atas segala nikmat yang telah diberikan kepada kita. Bersyukur merupakan salah satu cara untuk mengungkapkan terimakasih kepada-Nya. Kurangnya bersyukur akan menimbukan dampak negatif terutama bagi diri sendiri. 

Contohnya, jika kita sudah hidup berkecukupan, namun kita melihat orang lain yang lebih berkecukupan sehingga menjadi iri terhadap mereka padahal kita sudah memiliki kehidupan yang baik dan cukup, tetapi selalu ingin terlihat lebih dan lebih lagi. 

Terkadang, kita melupakan bahwa banyak juga orang yang tidak seberuntung kita yang saat ini masih mempunyai rumah, dapat makan makanan yang layak, mendapat pendidikan layak dan lainnya. 

Sangat banyak orang diluar sana yang bahkan tidak memiliki tempat untuk bernaung dari hujan dan badai, tidak dapat memakan makanan yang layak, bahkan tidak mendapat pendidikan. Kurangnya bersyukur juga dapat memicu timbulnya perilaku korupsi guna memenuhi ketidakpuasan orang tersebut sehingga dapat melakukan segala cara untuk mencapai standar yang ia tentukan. 

Oleh karena itu, sangat penting untuk kita dapat bersyukur dan berterimakasih atas semua nikmat yang telah kita dapat. Dengan bersyukur, hidup juga akan lebih bahagia.

4. Menginginkan Hasil Optimum tanpa Usaha Yang Sebanding

Foto: Pinterest/verywellfamily.com
Foto: Pinterest/verywellfamily.com

Suatu pencapaian yang luar biasa, tentu akan dapat membuat kita bangga. Namun, apa jadinya jika pencapaian atau apresiasi yang kita dapatkan bukan hasil kerja keras dan jerih upaya diri kita sendiri? 

Sering kita temui, bahkan di sekolah terdapat kecurangan-kecurangan yang secara tidak sadar dapat menimbulkan dampak negatif, salah satu dampaknya yaitu menginginkan hasil yang optimum dengan cara instan sehingga hasil dan usaha tidak sebanding. 

Hal ini menjadi pemicu maraknya korupsi di Indonesia. Perilaku ini sangat berdampak terhadap masa depan bangsa apabila generasi muda terus melakukannya.

Contoh sederhananya adalah menyontek saat ujian, hal ini menunjukkan bahwa seseorang ingin mendapat hasil maksimal tanpa ingin melalui proses yang rumit. Padahal, suatu pencapaian akan lebih bernilai apabila kita telah melalui prosesnya dengan nyata. 

Jerih upaya dan kerja keras yang dikeluarkan untuk mencapai suatu hal yang kita inginkan haruslah sebanding dengan hasilnya sehingga pencapaian yang didapatkan akan lebih bermakna. 

Proses atau perjalanan yang dilewati dalam mencapai suatu hal juga dapat memberi kita banyak pengalaman akan pentingnya menghargai sesuatu sekecil apa pun. 

Dengan proses itu juga kita akan lebih bersyukur menerima suatu hal. Maka, jika kita menginginkan sesuatu untuk dicapai, lewati lah prosesnya sesulit apa pun itu, karena proses itulah yang dapat mengajarkan arti sukses.

5. Tidak Jujur

Foto: Pinterest/Piska Bobra
Foto: Pinterest/Piska Bobra

Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), jujur artinya lurus hati; tidak berbohong; tidak curang. Sedangkan pengertian jujur secara istilah adalah sikap seseorang ketika berhadapan dengan sesuatu atau pun fenomena tertentu dan menceritakan kejadian tersebut tanpa ada perubahan atau modifikasi sedikit pun yang benar-benar sesuai dengan fakta yang terjadi. 

Dapat disimpulkan, bahwa jujur adalah suatu sikap yang menjujung tinggi kebenaran dengan tidak berbuat curang, tidak berbohong dan selalu mengatakan sesuatu yang terjadi sesuai fakta yang ada tanpa dikurangi atau ditambahkan sedikit pun. 

Sebaliknya, tidak jujur adalah sikap yang tidak mencerminkan kebenaran dengan mengatakan sesuatu yang realitanya tidak terjadi. Sikap ini merupakan faktor besar timbulnya perilaku korupsi. Kebiasaan ini sangat merugikan bagi diri sendiri dan orang lain. 

Lalu, bagaimana cara kita untuk menghindari perilaku ini? Perilaku ini juga ada kaitannya dengan 4 sikap sebelumnya. Langkah pertama untuk menghindari perilaku ini adalah mempercayai diri sendiri. 

Percaya pada diri sendiri merupakan hal paling sederhana yang dapat kita lakukan contohnya, mulai percaya pada kemampuan  kita sendiri dengan cara tidak menyontek saat ujian, percaya pada diri kita bahwa kita dapat melakukan hal yang baru bagi kita dan lainnya. 

Jika kita saja sulit untuk percaya pada diri kita sendiri, lantas bagaimana dengan orang lain? Kemampuan untuk percaya dengan orang lain dan orang lain percaya dengan kita pun juga akan sulit. Sikap tidak jujur ini banyak dilakukan oleh koruptor-koruptor diluar sana. 

Oleh karena itu, marilah bersama-sama untuk membiasakan diri berperilaku jujur. Seburuk apapun realita yang telah terjadi, alangkah baiknya kita jujur dan menerima semua peristiwa yang terjadi di lingkungan kita. Ingat, jujur itu hebat!

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun