Mohon tunggu...
Restu Kandela
Restu Kandela Mohon Tunggu... Mahasiswa - Restu Kandela

Mahasiswa Sarjana dan Magister (on-going) Akuakultur IPB | SR Asrama PPKU IPB | HMI Komisariat C Cabang Bogor | Yakusa!

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Alam & Tekno

Kembangkan Budidaya Lobster di Pulau Seribu, Program Kedaireka Satukan Mahasiswa, Dosen, PKSPL IPB, dan Aquatec

24 Oktober 2021   21:44 Diperbarui: 8 Desember 2021   15:04 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Wilayah laut Indonesia menyimpan potensi yang besar untuk kesejahteraan masyarakatnya. Salah satu potensi laut Indonesia adalah komoditas lobster (Panulirus sp.). Saat ini, lobster ramai dibincangkan oleh pengusaha, akademisi, pengamat, pemerintah, bahkan masyarakat umum. Pro dan kontra terhadap lobster sebagai komoditas, menjadi dinamika yang menarik untuk ditelusuri. Dinamika tersebut direfleksikan oleh kebijakan pemerintah terhadap komoditas lobster.

Komoditas lobster di Indonesia cenderung didominasi dari hasil penangkapan. Kondisi ini menjadi sorotan bagi khalayak umum, terkait dampak penangkapan yang bersifat eksploitatif terhadap ketersediaan benih lobster di masa depan.  Lobster (Panulirus sp.) telah dimanfaatkan untuk kesejahteraan masyarakat Indonesia. 

Pemanfaatan lobster di Indonesia tersebar pada 11 WPP (Wilayah Pengelolaan Perikanan). Kepmen KP No. 50 tahun 2017 menunjukkan bahwa rata-rata tingkat pemanfaatan lobster pada 11 WPP di Indonesia adalah 1,0236. Hal ini menunjukkan bahwa status lobster di Indonesia dieksploitasi secara berlebihan atau over-exploited (E>1), sehingga kegiatan penangkapan lobster perlu dikurangi.

Tingkat pemanfaatan lobster yang tinggi perlu diimbangi dengan resctocking melalui kegiatan budidaya, sehingga lobster dapat dijaga kelestariannya dalam jangka panjang. Oleh karena itu, setiap pembudidaya lobster di Indonesia diatur untuk melakukan restocking minimal 2 % dari hasil panen berdasarkan Permen KP No. 17 tahun 2021.

dokpri
dokpri

Mahasiswa dan Dosen BDP IPB menanggapi isu nasional lobster terkini dengan mengupayakan pengembangan budidaya lobster di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. 

Pengembangan budidaya lobster dilakukan bersama dengan Pusat Kajian Studi Pesisir dan Lautan (PKSPL) IPB dan AquaTec melalui program matching fund kedaireka. Pada hari Minggu, 24 Oktober 2021, dosen dan mahasiswa BDP bersama PKSPL mengadakan diskusi di Balai Sea Farming PKSPL IPB, Kepulauan Seribu.

Dr. Ir. Irzal Effendi, M. Si selaku Dosen Departemen Budidaya Perairan dan Kepala Divisi Coastal and Marine Science Technopark PKSPL LPPM IPB University mengatakan “Mahasiswaku sekalian, saya ingin program matching fund kedaireka ini benar-benar dimanfaatkan secara penuh dan komprehensif oleh mahasiswa karena mahasiswa bisa secara langsung belajar di luar kampus, melihat dunia usaha dan dunia industri (DUDI), sekaligus membangun masyarakat. 

Kita bersama PKSPL IPB dan AquaTec akan menguji keramba tenggelam AquaTec sebagai produk terkini budidaya lobster di Indonesia, sekaligus berbagi ilmu dengan masyarakat. Hidup beberapa bulan di balai Sea Farming ini akan menjadi kesan yang dapat diceritakan sepanjang umur. 

Terbukti dari alumni-alumni balai sea farming yang masih ingin kembali ke balai ini karena banyaknya pengalaman dan cerita yang selalu terkenang. Jangan hanya berorientasi pada skripsi. 

Skripsi itu hanya 10 % dari pembelajaran yang akan kalian dapatkan disini. Buat balai ini seperti rumah, ditata, dibersihkan, agar nyaman. Jaga kekompakan karena kita satu tujuan disini. Banyak hikmah dan pembelajaran di laut yang akan membentuk diri kita, yakinlah.”

M. Qustam Sahibuddin, SE selaku Peneliti PKSPL IPB mengatakan “Program kedaireka di Balai Sea Farming PKSPL IPB ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas produksi budidaya lobster dan memberdayakan masyarakat wilayah pesisir dan pulau pulau kecil (WP3K) di Kepulauan Seribu, DKI Jakarta. 

Kita harus bersama-sama menjaga balai ini agar tetap bersih, sehingga sewaktu-waktu Pak Rektor atau tamu dari luar negeri datang kesini, bisa terlihat IPB membawa banyak perubahan ke arah yang lebih baik. 

Terutama Pak Rektor request Balai Sea Farming ini untuk bisa mengikuti perkembangan saat ini, era digital 4.0. Catat semua hal-hal yang penting, kemudian angkat menjadi tulisan. Tulisan atau video yang kita buat bisa mengangkat marwah mahasiswa, dosen, PKSPL, dan IPB. Itulah public relation, bukan pencitraan.”

dokpri
dokpri

Restu Kandela mewakili mahasiswa Departemen Budidaya Perairan IPB menanggapi “Terima kasih Pak Irzal, Pak Qustam, atas arahan dan wejangannya. 

Alhamdulillah, kami telah mampu beradaptasi, tinggal di laut selama 2 minggu ini. Banyak kegiatan produktif yang bisa kami lakukan bersama Kang Anwar dan Bang Arif selaku teknisi disini, seperti memancing ikan, memasak, membersihkan jaring, memberi makan kerapu, berbincang dengan masyarakat pulau, sekaligus kuliah online. 

In syaa Allah kami akan berusaha menjalankan kegiatan matching fund kedaireka ini dengan bertanggung jawab, terbuka, dan ikhlas. Mudah-mudahan kita semua sehat karena kesehatan adalah hal utama dalam beraktivitas sehari-hari.”

dokpri
dokpri

Kegiatan pengembangan budidaya lobster akan diselenggarakan di Balai Sea Farming PKSPL IPB pada November 2021. Kegiatan ini dimotori oleh program kedaulatan Indonesia dalam reka cipta (Kedaireka) Kemendikbudristek RI. Program kedaireka ini menjembatani kerjasama antara Aquatec PT. Gani Arta Dwitunggal sebagai perwakilan DUDI dengan IPB sebagai perwakilan dunia pendidikan tinggi. 

Program ini diharapkan dapat meningkatkan pengalaman mahasiswa di luar kampus yang tercatat sebagai surat keterangan pendamping ijazah (SKPI), menghasilkan karya yang bermanfaat bagi masyarakat Kepulauan Seribu, dan terjalinnya sinergisitas DUDI dan dunia pendidikan dalam memajukan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni (IPTEKS) terkait budidaya lobster. (RK)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Lihat Ilmu Alam & Tekno Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun