Mohon tunggu...
Resti Seli
Resti Seli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi

suka menulis apa saja

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Cerita Pebasket Muda Asal NTT: Dari Tidak Bisa Apa-Apa, hingga Jadi Jagoan Lapangan

24 Juli 2021   10:07 Diperbarui: 24 Juli 2021   10:26 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Adriel Geraldo Elim atau biasa disapa Aldo merupakan pebasket muda asal NTT yang kini fokus menitih karir basketnya di daerah Yogyakarta. Untuk menjadi seorang pebasket yang jago dan profesional apalagi dari daerah timur memang tidaklah mudah. Hal ini disampaikan oleh pria 20 tahun itu pada Rabu (21/7) lalu, ketika bercerita mengenai pengalaman dirinya bermain basket se-masa SMP hingga sekarang.

Basket Sebagai Ajang Unjuk Diri

"Dulu tidak bisa dan tidak suka olahraga apapun, waktu SMP ketemu basket disekolah, suka dan mulai berlatih". Dirinya mengatakan motivasi awal bermain basket adalah sebagai ajang unjuk diri. Walaupun tidak bisa olahraga lain seperti futsal dan bulutangkis, dirinya ingin agar menjadi jagoan basket dilapangan. Hingga, pertandingan perdana Exhibition antar SMP se-Kota Kupang di Honda DBL 2016 menjadi kemenangan pertamanya. Kemenangan ini menjadi titik awal dia mulai fokus menekuni basket. "Sejak kemenangan itu mulai fokus berlatih dan mengembangkan bakat" Ungkapnya saat diwawancarai melalui aplikasi WhatsApp.

Basket itu bagian dari Hidup!

Basket yang awalnya hanya sebagai ajang aktualisasi diri kini, Aldo menjadikan basket sebagai bagian dari hidupnya. "Basket itu bagian dari Hidup, bisa buat senang dan bahagia, bisa jadi diri sendiri. Basket itu lebih dari permainan, butuh pengorbanan, kerja keras dan dedikasi". Sampai saat ini, Aldo masih terus menjalani latihannya. "Sedang fokus latihan Shooting menambah akurasi, selain itu juga lebih kepada peningkatan stamina, karena percuma skill bagus tapi main sedikit udah capek" sambungnya.

Yakin akan menang, Malah kalah

Sejak kemenangannya saat SMP itu mendatangkan keyakinan tersendiri bagi pria keturunan Rote-China itu bahwa dirinya akan menemui kemenangan dengan mudah ketika SMA nanti. "Udah latihan sejak SMP, udah menang juga. Jadi yakin akan menang gampang saat SMA nanti" katanya. Namun, yang terjadi malah bertolak belakang dengan keyakinannya. Pada ajang Honda DBL (Development Basketball League) 2017 yang merupakan ajang pertandingan basket terbesar tingkat SMA di Indonesia. Dirinya bersama tim mengalami kekalahan saat berhadapan dengan tim basket SMAN 2 Kupang, yang artinya kekalahan pertama baginya. "pertama kali kalah dan sangat menyakitkan, sampai nangis ditengah lapangan" sambungnya.

Terlepas dari kekalahan itu, Aldo sadar bahwa dirinya masih memiliki banyak kekurangan dan perlu untuk belajar lagi. Dia juga tidak akan menganggap remeh lawan. Kegagalan di DBL tahun pertamanya menimbulkan tekad kuat baginya agar dapat menang di DBL berikutnya.

Menyabet Banyak Prestasi

Tekad tersebut dibuktikan dengan kemenangan dirinya bersama tim basket SMA Lentera Harapan Kupang di DBL 2018, Aldo juga mendapat gelar MVP (Most Valuable Player) atau pemain terbaik 2018 yang mewakili NTT untuk mengikuti DBL Camp di Surabaya. Diwaktu yang sama dia juga menjuarai 3x3 Loop, serta berbagai kejuaraan lainnya seperti 3x3 National Hoops, Juara 1 Unkris Cup. Berhasil menjadi Player Of The Match di Pra-PON Banten 2019 lalu ketika melawan Sulawesi Utara. "Waktu lawan Sulut, saya jadi player of the match, bisa cetak 18 poin dan 11 rebound. Padahal pemain sulut itu tinggi-tinggi dan jago" tegas dirinya.

"Prestasi di Jogja sih ada banyak, saya diminati banyak club dan membanggakan nama kampus juga" sambung pria yang kini menekuni jurusan Arsitektur di UKDW Yogyakarta itu. Dirinya mengutarakan tahun pertama kuliah, dia membuktikan potensinya dilapangan dengan menjuarai Piala Raja DY yang merupakan pertandingan antar club se-yogyakarta. Dirinya direkrut oleh salah satu club basket bergengsi di Jogja. Selain juara, Aldo juga berhasil menjadi pencetak poin terbanyak (top scorer) dalam satu pertandingan final itu. Senang dan bangga dirasakan olehnya "Waktu final itu senang sih karena bukan pemain dari Jawa, anak daerah tapi berhasil menjadi top scorer ditahun pertama kuliah. Bangga bisa membuktikan diri di Jogja kalau tidak jago di kandang (Kupang) aja, tapi juga disana"

Pria dengan tinggi 182 cm itu mengatakan waktu bermain mewakili kampus juga berhasil menjadi top scorer dan pencetak poin penentu. "Puji Tuhan bisa dikasih prestasi-prestasi itu" sambung Aldo.

Mimpi-Mimpi Yang Tidak Tergapai : Fasilitas Dan Pelatih Yang Kurang Memadai

Aldo pernah bermimpi untuk melanjutkan perkuliahannya dengan menjadi student atlet di salah satu universitas swasta di Indonesia. "Pengen banget bermain (basket) dari universitas itu tapi, mereka tertarik sama yang udah jago duluan, udah punya nama, yang pernah bermain di timnas, dan masuk all star". Ungkap Aldo Rabu (25/11) lalu. Dirinya melanjutkan, anak daerah apalagi NTT sulit untuk diterima masuk dalam tim basket tersebut "Saya kan hanya anak daerah, yang kurang fasilitas dan pembinaan dari pelatih profesional" lanjutnya.

Selain itu, pria berkulit putih itu juga memiliki impian masuk All Star saat mengikuti DBL Camp 2018 lalu dan tidak terwujud. Dirinya hanya sampai pada 50 besar di babak penyisihan 300 peserta dari seluruh Indonesia. Merupakan pencapaian baginya karena dia merupakan anak NTT pertama yang berhasil menembus 50 besar, walaupun harus berhenti disitu. Dirinya mengaku belum layak dan merasa sedih "Sedih sih, itu kan mimpi" curhatnya.

Terlepas dari itu, Aldo memiliki mimpi besar yaitu bermain dikancah internasional membawa nama baik Indonesia. Walaupun sulit, dia akan berusaha semaksimal mungkin. "Liat aja, soalnya susah, anak dari daerah suka diremehkan karena basket pusat tu maunya yang sudah jadi saja, yang ada nama dan banyak prestasi". Dia juga menyampaikan harusnya basket pusat lebih bijak lagi, mau membimbing pebasket-pebasket yang sebenarnya merupakan bibit bagus dari daerah.

"Orang NTT itu bisa untuk bersaing dan bahkan lebih baik dari daerah lain, maka dari itu perlu adanya pembinaan dari kecil, ada fasilitas dan tenaga pelatih yang memadai. Prospek basket NTT sekarang sudah mulai bagus, sudah ada academy usia dini juga" timpalnya. Aldo mengajak kita semua untuk mendoakan semoga basket NTT kedepannya lebih maju lagi.

Aldo menyampaikan harapannya kepada seluruh anak muda NTT yang ingin mengembangkan bakat dalam hal apapun. "Terus kejar mimpinya, jangan pasrah dengan keadaan, karena tidak ada jalan yang mulus. Pasti ada masalah, kendala, dan tantangan. Tetapi, kalau bisa dilewati pasti, ada hal manis yang didapat. Saya percaya hasil tidak akan mengkhianati proses".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun