Mohon tunggu...
Resti Seli
Resti Seli Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurusan Ilmu Komunikasi

suka menulis apa saja

Selanjutnya

Tutup

Worklife

Cerita Pebasket Muda Asal NTT: Dari Tidak Bisa Apa-Apa, hingga Jadi Jagoan Lapangan

24 Juli 2021   10:07 Diperbarui: 24 Juli 2021   10:26 273
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Prestasi di Jogja sih ada banyak, saya diminati banyak club dan membanggakan nama kampus juga" sambung pria yang kini menekuni jurusan Arsitektur di UKDW Yogyakarta itu. Dirinya mengutarakan tahun pertama kuliah, dia membuktikan potensinya dilapangan dengan menjuarai Piala Raja DY yang merupakan pertandingan antar club se-yogyakarta. Dirinya direkrut oleh salah satu club basket bergengsi di Jogja. Selain juara, Aldo juga berhasil menjadi pencetak poin terbanyak (top scorer) dalam satu pertandingan final itu. Senang dan bangga dirasakan olehnya "Waktu final itu senang sih karena bukan pemain dari Jawa, anak daerah tapi berhasil menjadi top scorer ditahun pertama kuliah. Bangga bisa membuktikan diri di Jogja kalau tidak jago di kandang (Kupang) aja, tapi juga disana"

Pria dengan tinggi 182 cm itu mengatakan waktu bermain mewakili kampus juga berhasil menjadi top scorer dan pencetak poin penentu. "Puji Tuhan bisa dikasih prestasi-prestasi itu" sambung Aldo.

Mimpi-Mimpi Yang Tidak Tergapai : Fasilitas Dan Pelatih Yang Kurang Memadai

Aldo pernah bermimpi untuk melanjutkan perkuliahannya dengan menjadi student atlet di salah satu universitas swasta di Indonesia. "Pengen banget bermain (basket) dari universitas itu tapi, mereka tertarik sama yang udah jago duluan, udah punya nama, yang pernah bermain di timnas, dan masuk all star". Ungkap Aldo Rabu (25/11) lalu. Dirinya melanjutkan, anak daerah apalagi NTT sulit untuk diterima masuk dalam tim basket tersebut "Saya kan hanya anak daerah, yang kurang fasilitas dan pembinaan dari pelatih profesional" lanjutnya.

Selain itu, pria berkulit putih itu juga memiliki impian masuk All Star saat mengikuti DBL Camp 2018 lalu dan tidak terwujud. Dirinya hanya sampai pada 50 besar di babak penyisihan 300 peserta dari seluruh Indonesia. Merupakan pencapaian baginya karena dia merupakan anak NTT pertama yang berhasil menembus 50 besar, walaupun harus berhenti disitu. Dirinya mengaku belum layak dan merasa sedih "Sedih sih, itu kan mimpi" curhatnya.

Terlepas dari itu, Aldo memiliki mimpi besar yaitu bermain dikancah internasional membawa nama baik Indonesia. Walaupun sulit, dia akan berusaha semaksimal mungkin. "Liat aja, soalnya susah, anak dari daerah suka diremehkan karena basket pusat tu maunya yang sudah jadi saja, yang ada nama dan banyak prestasi". Dia juga menyampaikan harusnya basket pusat lebih bijak lagi, mau membimbing pebasket-pebasket yang sebenarnya merupakan bibit bagus dari daerah.

"Orang NTT itu bisa untuk bersaing dan bahkan lebih baik dari daerah lain, maka dari itu perlu adanya pembinaan dari kecil, ada fasilitas dan tenaga pelatih yang memadai. Prospek basket NTT sekarang sudah mulai bagus, sudah ada academy usia dini juga" timpalnya. Aldo mengajak kita semua untuk mendoakan semoga basket NTT kedepannya lebih maju lagi.

Aldo menyampaikan harapannya kepada seluruh anak muda NTT yang ingin mengembangkan bakat dalam hal apapun. "Terus kejar mimpinya, jangan pasrah dengan keadaan, karena tidak ada jalan yang mulus. Pasti ada masalah, kendala, dan tantangan. Tetapi, kalau bisa dilewati pasti, ada hal manis yang didapat. Saya percaya hasil tidak akan mengkhianati proses".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun