Mohon tunggu...
Veronica Rompies
Veronica Rompies Mohon Tunggu... Wiraswasta - hobi ngomong, omongannya ditulis. haha.

Lulus tahun 1998 dari Universitas Darma Persada, Jakarta jurusan Sastra Inggris D3. Memulai bisnis furniture sejak tahun 2000 di Jepara, hingga saat ini.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Untuk Anak ku, dan Orang Tua yang Menjajah Hidup Anaknya

6 September 2017   16:07 Diperbarui: 6 September 2017   16:11 1622
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Meaning of Life

Seringkali kita mendengar orang dewasa yang menasehati anak-anaknya demikian:

"Nak, belajar yang pintar ya supaya jadi juara di sekolah...."

"Ayo belajar lagi, ikut les tambahan ini itu, rangking mu turun kemarin masuk 5 besar sekarang rangking  7... jangan banyak main lagi ya...!"

Selain itu, terkadang dalam menghadapi ujian nasional putra-putrinya, ada pula orang tua yang ingin anaknya mendapat bantuan dalam mengerjakan ujian yang menggunakan rasio, dengan cara yang sama sekali irasional: mengunjungi kuburan keramat, bertapa, pergi ke dukun dan sejenisnya untuk mendapatkan nilai yang bagus dan lulus ujian sekolah.

Namun aku, Ibu mu, tidak ingin menasehati mu demikian, Nak.

Aku hanya ingin, kau belajar mengenal diri mu yang sesungguhnya, mengetahui apa yang benar-benar bisa membuatmu bahagia dan memiliki kemampuan untuk menciptakan kebahagiaan itu untuk dirimu sendiri, dan untuk orang lain di sekitarmu jika mungkin, tanpa merugikan siapapun.

Karena menurutku, nilai yang kau capai di sekolah tidaklah berarti sesuatu dalam mencapai kebahagiaan di dalam kau menjalani kehidupanmu.

Aku tidak berkata bahwa prestasi di sekolah bukan hal yang berarti.  Jelas, ilmu pengetahuan merupakan salah satu hal yang penting dan harus diketahui dalam menjalankan kehidupan mu, aku ingin kau memahami ilmu pengetahuan ... bukan mendapat nilai yang bagus dalam mata pelajaran atau menjadi juara di kelas atau sekolahmu.  Namun, ada hal yang jauh lebih penting daripada pendidikan pelajaran di sekolah, yaitu memahami dirimu sendiri.

Aku tidak mau melihat, bahwa seseorang dengan nilai matematika 5 di raport adalah orang yang lemah kemampuan berpikirnya atau tidak naik kelas adalah anak yang bodoh.  Namun aku jelas melihat kebodohan pada mereka yang mengharapkan mendapat nilai matematika 10 di raport dengan bersemedi di kuburan keramat atau berdoa sepanjang malam sebelum ujian alih-alih belajar.

Benar Nak, jika kau berpikir dengan nilai rata-rata 9 di ijazah mu, kau akan lebih mudah mendapat pekerjaan kelak.  Karena banyak perusahaan yang menilai kemampuan seseorang bekerja dengan melihat ijazah mereka.  Dengan diterimanya engkau bekerja kelak di perusahaan itu, kau akan mendapatkan uang untuk kebutuhan mu sehari-hari tanpa mengharapkan dari orang lain.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun