Masa pandemi covid 19 menuntut agar pembelajaran tetap dilaksanakan yakni dengan system PJJ (Pembelajaran Jarak Jauh). Pembelajaran online membantu tetap terlaksananya pembelajaran dalam masa pandemi covid-19 namun pembelajaran online juga merupakan tantangan pembelajaran abad-21 yang menggunakan teknologi dalam belajar, sehingga belajar dapat dilakukan dalam jarak jauh menggunakan jaringan internet dan perangkat yang mendukung seperti HP, Laptop dan Komputer.
Dengan adanya perkembangan teknologi komunikasi saat ini menghasilkan banyak media komunikasi yang dapat digunakan untuk menyampaikan sebuah informasi, slaah satunya yang dapat digunakan adalah media sosial. Yang merupakan salah satu bentuk pemanfaatan teknologi komunikasi dalam menyebarluaskan informasi terkait pembelajaran.
Mungkin saat ini di sebagian daerah perkotaan sudah terbiasa dan tidak asing lagi dengan istilahnya Google Meet, Zoom, GoogleClassroom, dsb. Bahkan memang faktanya pun sistem pembelajarannya sudah menggunakan platfrom tersebut.
Bagaimana dengan yang di daerah pedesaan ? Apakah mereka mayoritas sudah bisa mengakses dan menggunakan beberapa platform tersebut?
Melalui program Kuliah kerja nyata (KKN) “Membangun Desa melalui Bidang Pendidikan Ekonomi dalam Ipmplementasi MBKM pada Masa Pandemi (KKN Tematik MDBPE-MBKM. Yang berlangsung sejak tanggal 1-30 Juli 2021. Kegiatan ini dijadikan sebagai wahana belajar dan pengabdian mahasiswa kepada Masyarakat. Kegiatan ini juga merupakan program yang sudah cukup lama dilaksanakan dan dikembangkan di lingkungan Universitas Pendidikan Indonesia
Pembelajaran online ini memberikan dampak yang cukup besar khususnya di ranah pendidikan. Banyak sekali keluhan siswa terutama di daerah pedesaan yang mengeluh karna tidak memakai handphone dan juga akses internet yang tidak memadai. Selain itu juga masalah kuota yang harus dibeli serta jaringan sinyal yang tidak stabil. Hal tersebut juga berdampak bagi guru yang mengajar karena keterbatasan siswa dalam penggunaan alat komunikasi.
Seperti halnya di SD Negeri Parakanlima, sekolah ini telah melaksanakan pembelajaran luring dan daring selama 2 tahun. Untuk pembelajaran daring hanya menggunakan WhatsappGroup saja belum pernah menggunakan aplikasi pembelajaran yang lain seperti Google Meet, Google Classroom dsb.
Bapak Tono Hartono,S.Pd.SD selaku guru kelas 6 mengatakan bahwa system pembelajaran daring hanya menggunakan WhatsappGroup dalam bentuk penugasan kepada siswa. Pembelajaran yang sering dilaksanakan yaitu luring (luar jaringan). Hal tersebut dilakukan karena melihat kondisi sekitar bahwasannya banyak siswa yang tidak memiliki handphone, jadi mereka mengikuti pembelajaran di handphone orang tuanya, terkadang juga ikut di hp temannya bergiliran. Jadi hal tersebut yang menjadi kendala bagi semua pihak baik siswa maupun gurunya sendiri.
Namun sebagai guru bahwasannya kita berada di era milenial dimana teknologi terus berkembang dan semakin maju, guru menjadi factor utama bagi keberhasilan pendidikan. Karena itu, tidak mengherankan jika setiap adanya inovasi pendidikan, khususnya dalam perubahan kurikulum dan peningkatan sumber daya manusia selalu bermuara pada factor guru.
Berdasarkan Undang-Undang No.14 Tahun 2005, guru adalah tenaga pendidik professional di bidangnya yang memiliki tugas utama dalam mendidik, mengajar, membimbing, memberi arahan, memberi penilaian dan mengadakan evaluasi kepada peserta didik yang menempuh pendidikannya sejak usia dini melalui jalur formal pemerintahan berupa Sekolah Dasar hingga Sekolah Menengah.
Maka dari itu jika ditinjau dari beberapa hal diatas pemanfaatan platform digital sebetulnya sangat diperlukan dalam pembelajaran saat ini. Platfrom digital yang bisa digunakan salah satunya GoogleMeet dan GoogleClassroom. Untuk GoogleMeet sendiri sebelumnya di SD Negeri Parakanlima sudah pernah dicoba diterapkan kepada siswanya, namun pada kenyataannya banyak sekali kendala yang dihadapi sehingga penggunaan aplikasi GoogleMeet dalam pembelajaran kurang efektif jika digunakan.
Selanjutnya mengenai aplikasi GoogleClassroom yakni platform gratis berbasis web yang dikembangkan oleh Google untuk sekolah, yang bertujuan untuk menyederhanakan membuat, mendistribusikan dan menilai tugas tanpa harus bertatap muka. Belum banyak yang tau mengenai aplikasi GoogleClassroom ini serta cara penggunaannya, tujuan utama Google Classroom ini adalah untuk merampingkan proses berbagi file antara guru dan siswa.
Pengenalan aplikasi GoogleClassroom kepada pengajar sangat dianjurkan karena platform ini memberikan banyak manfaat positif dalam proses pembelajaran, guru bisa menambahkan materi dari youtube, survey googleforms, dsb. Selain itu juga guru bisa memberikan undangan kepada wali dan orang tua untuk melihat rangkuman atas hasil pembelajaran anak dan juga tugas-tugas yang mungkin diberikan. Fitur-fitur dalam GoogleClassroom juga mempermudah pekerjaan guru.
Aplikasi GoogleClassroom ini sangat direkomendasikan dalam pembelajaran. Pada umumnya memang untuk proses belajar cukup menggunakan WhatsappGroup. Namun jika dilihat dari sisi metode atau praktek mengajarnya, GoogleClassroom lebih metodik. Jika di WhatsappGroup bisa saja jadinya siswa kurang fokus karna misal ada chat lain yang masuk, kemudian ketika guru memberikan materi lalu di grupnya banyak komentar yang masuk, berapa scroll yang harus dilakukan untuk menemukan dokumen/materi tersebut sehingga harus menandai materinya dengan bintang agar mudah ditemukan.
Berbeda dengan aplikasi GoogleClassroom, siswa tidak perlu khawatir ketinggalan materi pelajaran, serta tidak perlu repot menandainya dengan bintang karena di dalam aplikasi ini lebih khusus dan juga tersusun rapi ketika pemberian ataupun tugas. Dan masih banyak pula keunggulan dari platform digital yang satu ini. Hanya saja belum banyak yang menggunakan aplikasi ini terutama di daerah pedesaan karena beberpa hal.
Melalui pengenalan platform digital ini kepada guru di SD Negeri Parakanlima, membuat ketertarikan guru untuk menggunakan aplikasi ini. GoogleClassroom ini sebetulnya benar-benar akan sangat membantu guru dalam pembelajaran daring, untuk mengimplementasikannya bisa dengan mensosialisasikan terlebih dahulu cara penggunaan aplikasi ini kepada siswa agar siswa memahami dan paham cara penggunaannya. Sasarannya pun bisa dicoba terlebih dahulu di kelas tinggi. Bahwasannya jika memungkinkan, maka platform digital ini akan digunakan dalam jangka panjang pada pembelajaran daring. Ujar “Bapak Sandi Rustandi, S.Pd. selaku Guru kelas 5A”
Dengan adanya pengenalan aplikasi Google Classroom diharapkan mampu membantu para peserta didik dalam pembelajaran berbasis online dan semoga platform digital ini bisa diterapkan secara efektif. Kalaupun memang tidak bisa diterapkan karena terkendala oleh kondisi letak geografisnya (jaringan, keterbatan alat komunikasi,dsb) setidaknya melalui pengenalan GoogleClassroom kepada para pengajar ini setidaknya menambah ilmu dan pengetahuan yang semoga nantinya bisa dimanfaatkan dalam hal tertentu.
DPL Kelompok 6 : Pidi Mohammad Setiadi, M.Pd.
