Mohon tunggu...
Resti Sari
Resti Sari Mohon Tunggu... Perawat - tie

Penulis amatir, pengkhayal profesional

Selanjutnya

Tutup

Politik

Kasus Megawati, Pertaruhan bagi Nurani Polri

25 Januari 2017   22:03 Diperbarui: 25 Januari 2017   22:37 743
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Penistaan demi penistaan terhadap agama dipertontonkan di depan keseharian kita dengan arogansi luar biasa. Para pelakunya berseliweran sambil mencibir nurani publik yang terluka. Karena mereka merasa aman berlindung di balik kekuasaan, sementara hukum mulai kehilangan sensivitasnya. Mereka merasa aman, bahkan kuat, menyuruk di belakang kekuasaan yang cenderung bersekongkol.

Belum reda tangis rakyat akibat mulut berbisa Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), kini giliran Megawati Soekarnoputri yang membuat hati umat Islam tersakiti. Ucapannya pada hari jadi PDI Perjuangan dianggap telah menghina keyakinan umat Islam, masyarakat mayoritas di negeri ini.

Presiden RI ke-5 yang menjabat karena presiden sebelumnya, Abdurrahman Wahid (Gus Dur) dilengserkan, dan saat pemilihan selanjutnya tidak lagi menjadi pilihan rakyat itu, memang sejak awal telah menunjukkan posisi yang berseberangan dengan umat Islam. Pertama, saat Ahok, calon gubernur yang diusung partai politiknya diduga menista Al Quran, ia tampil membela.

Saat rakyat geram dan mulai turun ke jalan, karena Ahok seolah dilindungi penguasa sehingga aparat terlihat mandul dalam memproses kasusnya, ia pasang badan. Tampil di media, Megawati mengeluhkan tuntutan rakyat yang meminta penegakan hukum terhadap jagoannya di pilkada.

Megawati menyebut, umat Islam yang datang berduyun-duyun dari berbagai pelosok nusantara untuk berkumpul di Ibukota, sebagai anti toleransi dan kebhinekaan. “Ke mana sebenarnya kebesaran Islam itu secara agama? Nanti tanggal 4 itu yang dikatakan, maaf, jihad atau begini. Ini Pemerintah Republik Indonesia. Tidak bisa diinjak-injak begitu saja,” ujarnya.

Tidak hanya itu, para pendukung putri sang proklamator itu juga membuat aksi-aksi tandingan terhadap demonstrasi umat Islam. Dua kegiatan digelar, Parade Kebudayaan Indonesia dan Parade Kita Indonesia. Umat yang hatinya terluka lantaran agama mereka dinista seolah diejek, dianggap tidak bisa hidup berbhinneka.

Hal itu, tentu saja menimbulkan semangat perlawanan dari umat Islam. Bertepatan dengan hari jadi PDIP, salah seorang warga Jakarta bernama Abyan Karami membuat petisi di change.org untuk membubarkan partai berlambang banteng itu. Hanya selang beberapa jam, belasan ribu orang mendukung petisi tersebut.

Pada saat hari ulang tahun PDIP itu pula, Megawati akhirnya menunjukkan sikap dan pendirian yang sesungguhnya. Ia menyebut umat Islam adalah penganut ideologi tertutup. Para ulama dianggap memposisikan diri mereka sebagai pembawa self fulfilling prophecy, para peramal masa depan.

“Mereka dengan fasih meramalkan yang akan pasti terjadi di masa yang akan datang, termasuk dalam kehidupan setelah dunia fana. Padahal, notabene mereka sendiri tentu belum pernah melihatnya,” kata dia.

Rakyat kembali terluka. Bagi mereka, kata-kata ini menghina keyakinan akan hari akhir. Memang belum satu pun dari mereka yang pernah pergi ke sana, tapi adanya kehidupan setelah mati merupakan kabar dari tuhan yang disampaikan oleh rasul. Umat Islam wajib percaya itu. Aneh jika ada orang mengaku muslim, tapi ia tidak mempercayai ajaran nabinya.

Megawati lalu dilaporkan ke polisi. Ucapan yang menyinggung perasaan umat Islam harus dipertanggungjawabkan di hadapan hukum. Tapi tentu saja, rakyat tidak usah terlalu berharap banyak. Sebab belum tentu kasus ini bakal diusut, karena pertimbangan lain dan banyak hal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun