Mohon tunggu...
Ressy Rahmawati 2001111106
Ressy Rahmawati 2001111106 Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Allah Maha Penyayang

-

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sahur Pertama, Kepergian Ibuku

24 Februari 2021   12:12 Diperbarui: 24 Februari 2021   12:11 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Sekarang aku hanya memiliki Ayah, Aku sangat beruntung bisa memiliki sosok Ayah seperti dirinya, Ayah yang selalu menyayangiku, dan yang selalu memanjakan ku. Ayah adalah pahlawanku, dari ayah aku banyak belajar tentang segala hal, mulai dari mengetahui apa artinya kesabaran, keikhlasan, dan kekuatan untuk menjalani hidup ini. Ayah tidak pernah sedikitpun mengeluh, ingin rasanya ku menangis tak kuasa melihat semua pengorbananmu, setiap hari aku meminta ini itu kepadanya, tapi apa balasan dia kepadaku? Ayah tetap sabar dan Ikhlas mendidikku menjadi anak yang baik. Aku selalu berdoa “Ya Allah, panjangkanlah umur ayahku, berilah kemudahan dalam hidupnya, jauhkanlah dia dari penyakit, aku sangat mencintainya, Ya Allah, aku tidak ingin merasakan kegagalan untuk yang kedua kalinya, berilah aku kesempatan agar bisa membahagiakan ayah, Aku sangat ingin melihat ayah tersenyum bahagia jika melihat kesuksesan ku kelak”. Ayah maafkanlah anakmu yang belum bisa jadi anak yang baik, belum bisa jadi seperti yang kau harapkan, kasih sayangmu takkan pernah tergantikan oleh orang lain, terima kasih untuk semuanya Ayah.

 Ibu Tidak terasa sudah 14 tahun kau pergi meninggalkan kami semua. Sekarang usiaku sudah memasuki 19 tahun dan usia adik sudah memasuki kurang lebih 13 tahun. Ibu, anak-anakmu sekarang sudah dewasa, aku sangat membutuhkan dirimu, tak jarang aku sering merasakan kesedihan yang begitu dalam ketika aku melihat teman-temanku yang masih bisa merasakan masakan ibunya, yang masih bisa merasakan hangatnya pelukan seorang ibu, yang masih bisa bercanda dan tertawa dengan ibunya, dan yang masih bisa merasakan kasih sayang ibunya. Ibu, saat ini kita sudah berpisah di dunia, tapi Aku yakin bahwa kelak kita akan dipertemukan di Surga-Nya Allah SWT, sekarang aku hanya bisa mendoakan yang terbaik untukmu ibu, berharap semoga ibu tenang di sana dan semua amal ibadahnya di terima disisi Allah SWT.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun