Mohon tunggu...
RESSY AMALIA ZUVARA
RESSY AMALIA ZUVARA Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Just be you

Selanjutnya

Tutup

Travel Story

Pariwisata Laut yang Berkelanjutan di Pulau Seribu

24 April 2020   14:54 Diperbarui: 24 April 2020   15:08 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika mendengar kata Pulau Seribu, maka yang terbayang adalah sebuah pulau yang merupakan bagian dari Daerah Khusus Ibukota Jakarta dengan ekosistem pantai dan panorama alam yang indah serta hamparan pasir putih yang bersih. Pulau Seribu, secara geografis berada pada 523'-- 540' LS, 10625'-- 10637' BT di teluk Jakarta bagian sebelah utara wilayah kotamadya Jakarta Utara, dengan luasan lautan 6.997,5 km2 dan luas daratan 8,6459 km2.

Pulau Seribu terdiri dari 110 pulau dan 11 diantaranya merupakan pulau berpenghuni yang dijadikan sebagai obyek wisata pesisir dan pulau-pulau kecil. Ke-sebelas destinasi pulau-pulau kecil tersebut terdiri dari, Pulau Untung Jawa, Pulau Pari, Pulau Lancang, Pulau Tidung Besar, Pulau Tidung Kecil, Pulau Pramuka, Pulau Panggang, Pulau Harapan, Pulau Kelapa, Pulau Kelapa Dua, dan Pulau Sebira.

Beragam pulau-pulau kecil yang dimiliki, menjadikan Pulau Seribu termasuk sebagai Taman Nasional untuk kawasan pelestarian alam bahari di Indonesia, dimana sudah tentu pulau-pulau tersebut memiliki potensi bahari yang dapat dijadikan sebagai rumah bagi puluhan jenis karang dan ikan satwa laut lainnya. Lokasi yang dekat dengan ibu kota Jakarta, menjadikan Pulau Seribu sebagai alternatif destinasi warga kota yang ingin menikmati wisata alam, disamping untuk menikmati aktivitas berwisata seperti diving, snorkeling (selam dangkal), ataupun hanya sekedar menikmati panorama alam di kawasan Pesisir Pulau Seribu.

Pulau Pari, menjadi salah satu pulau kecil di gugusan Kepulauan Seribu yang memiliki daya tarik wisata bahari berupa pantai dan terumbu karang. Dengan adanya potensi daya tarik tersebut, maka aktivitas bahari berupa snorkeling pun menjadi salah satu alternatif masyarakat kota dalam menikmati wisata alam. Pulau Pari memiliki spot untuk melakukan snorkeling yang terkenal, yaitu Area Perlindungan Laut (APL) yang berlokasi di sebelah Selatan Pulau Pari. Sebagian besar dari para tour guide akan membawa para wisatawan untuk melakukan snorkeling di wilayah tersebut karena aksebilitas yang mudah untuk dijangkau.

Tapi, tahukah kalian? seiring dengan banyaknya minat para wisatawan untuk melakukan aktivitas snorkeling, maka hal tersebut berdampak pada penurunan kualitas tutupan terumbu karang yang mencapai 35% dengan kategori sedang (Daniel, 2014). Terumbu karang merupakan ekosistem yang penting di perairan laut dan mempunyai banyak fungsi, baik secara ekologis maupun ekonomis.

Secara ekologi, terumbu karang merupakan rumah bagi ribuan hewan-hewan laut yang hidupnya sangat bergantung dengan keberadaannya. Sementara secara ekonomi, terumbu karang berperan sebagai penjaga ketersediaan ikan-ikan di laut terutama ikan pelagis, dan hal tersebut sangat berpengaruh pada produktivitas penangkapan ikan.

Pariwisata berkelanjutan. Mungkin masih terdengar asing ditelinga, namun dengan banyaknya kerusakan sumber daya alam, terutama terumbu karang sebagai daya tarik utama wisata laut, konsep tersebut menjadi sangat dibutuhkan dalam penerapan pengembangan, maupun pengelolaan dalam menjadikan sebuah destinasi wisata berkelanjutan.

Pariwisata berkelanjutan menurut (Diana, 2015), adalah sebuah konsep yang memperhatikan dampak terhadap ekologi, sosial, budaya, ekonomi untuk masa kini dan masa depan bagi masyarakat lokal dan wisatawan. sementara menurut Burns dan Holden (1997) dalam (Sutiarso, 2017) terdapat prinsip serta acuan dalam pengembangan maupun pembangunan pariwisata berkelanjutan, yakni:

  • Lingkungan memiliki nilai hakiki yang juga bisa sebagai aset pariwisata. Pemanfaatannya bukan hanya untuk kepentingan pendek, namun juga untuk kepentingan generasi mendatang.
  • Pariwisata harus diperkenalkan sebagai aktivitas yang positif dengan memberikan keuntungan bersama kepada masyarakat, lingkungan dan wisatawan itu sendiri.
  • Hubungan antara pariwisata dan lingkungan harus dikelola sehingga lingkungan tersebut berkelanjutan untuk jangka panjang. Pariwisata harus tidak merusak sumber daya, masih dapat dinikmati oleh generasi mendatang atau membawa dampak yang dapat diterima.
  • Aktivitas pariwisata dan pembangunan harus peduli terhadap skala/ukuran, alam, dan karakter tempat dimana kegiatan tersebut dilakukan.
  • Pada lokasi lainnya, keharmonisan harus dibangun antara kebutuhan-kebutuhan wisatawan, tempat/lingkungan, dan masyarakat lokal.
  • Dalam dunia yang dinamis dan penuh dengan perubahan, dapat selalu memberikan keuntungan.
  • Industri pariwisata, pemerintah lokal dan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) pemerhati lingkungan semuanya memiliki tugas untuk peduli pada prinsip-prinsip tersebut di atas dan bekerja bersama untuk merealisasikannya.

Berkaca dari permasalahan Pulau Pari sebagai salah satu pulau kecil di Kepulauan Seribu yang terdampak, dengan adanya penurunan ekosistem laut, maka konsep pengelolaan pariwisata berkelanjutan menjadi sangat penting guna memenuhi kebutuhan lingkungan, sosial dan ekonomi.

Pengelolaan sumberdaya alam menjadi salah satu kunci dalam penerapan pariwisata berkelanjutan di Pulau Seribu disamping melalui daya tampung wisatawan di setiap pulau-pulau kecil di Pulau Seribu. Hal ini menjadi pertimbangan guna menjaga aspek ekologi laut dari aktivitas manusia. Selain itu dengan adanya pelibatan dan pemberdayaan komunitas masyarakat dalam pengelolaan di Pulau Seribu juga menjadi salah satu aspek penting guna menjaga fasilitas serta sarana infrastruktur objek wisata di Pulau Seribu.

Di samping itu, pelibatan masyarakat dalam meyebarkan informasi terkait menjaga sumberdaya laut kepada para wisatawan menjadi salah satu cara untuk meningkatkan rasa tanggung jawab wisatawan untuk lebih menghargai objek wisata yang mereka datangi. Karena perhatian utama dari pariwisata laut berkelanjutan tidak hanya sekedar mencakup kesenangan saja, melainkan penekanan pada aspek edukasi dan partisipasi, baik wisatawan maupun masyarakat lokal untuk terlibat dan mendapatkan manfaat dari adanya pariwisata laut sebagai daya tarik pariwisata yang terus hidup di Kepulauan Seribu.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun