Mohon tunggu...
WAHYUNI SU
WAHYUNI SU Mohon Tunggu... Penulis - Penulis buku, jurnalis web, penerjemah ('translator'), editor ... masih terus belajar tentang segala sesuatu

'... memegang teguh disiplin lahir dan batin,percaya pada diri sendiri, dan mengutamakan kepentingan nasional di atas kepentingan pribadi maupun golongan'

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Keripik Jagung, Jimat Pelindung Perangkat High Tech di Taiwan

18 April 2021   20:35 Diperbarui: 18 April 2021   21:02 295
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
'Kuai Kuai' di depan sirkuit listrik sebuah mesin teknologi tinggi, tulisan dengan spidol hitam adalah permohonan agar mesin tidak mengalami hambatan saat dioperasikan (dok. Taipei Times/ed.WS)

Keripik jagung biasanya adalah camilan di waktu senggang atau pengganjal lapar saat waktu makan terlewatkan karena kesibukan kerja, namun di Taiwan makanan ringan renyah sejenis bermerek 'Kuai Kuai' ternyata memiliki peran yang lebih signifikan: Menjaga mesin-mesin elektronik dari mulai ATM sampai menara transmisi radio agar kondisinya tetap prima (bbc.com, 16 April 2021).

Keripik jagung itu sebenarnya memiliki tiga varian; yaitu kemasan hijau rasa kelapa, kemasan kuning rasa lima rempah, dan kemasan merah rasa coklat. Namun yang sangat populer sebagai jimat keberuntungan untuk menjamin kelancaran perangkat elektronik adalah keripik kemasan hijau.

Kalangan luas di Taiwan meletakkan sekantong 'Kuai Kuai' hijau di sekitar mesin-mesin untuk perangkat teknologi bekerja dengan baik dan tidak rusak. Mereka meletakkannya di atas atau di dekat mesin vital di banyak laboratorium, bank, dan rumah sakit untuk memastikan berbagai peralatan elektronik yang digunakan berfungsi dengan baik.

Lantas bagaimana awalnya sehingga makanan ringan tersebut ditahbiskan menjadi jimat pelindung oleh masyarakat di negara berteknologi maju yang memasok sebagian besar semikonduktor dunia?

Konon, menurut Irene Liao yang merupakan manajer umum perusahaan 'Kuai Kuai', "Semua bermula dari seorang mahasiswa pascasarjana yang sedang mengerjakan tesis namun komputernya ngadat terus, sehingga dia berpikir mungkin komputernya butuh jimat."

Pilihan mahasiswa itu jatuh pada keripik 'Kuai Kuai' yang namanya secara harafiah dalam bahasa Mandarin berarti 'jadilah baik' ditambah asumsi umum masyarakat Taiwan bahwa warna hijau punya makna mirip lampu lintas yang jika menyala hijau artinya pengendara 'harus bergerak maju'. Maka keripik bungkus hijau pun akhirnya bertengger di atas komputer, "Hal berikutnya yang dia tahu, komputernya kembali bekerja dengan normal dan dia bisa menyelesaikan tesisnya tepat waktu." Lanjut Irene.

Cerita ajaib itupun selanjutnya menyebar deras dari mulut ke mulut melahirkan mitos yang akhirnya mengubah camilan anak-anak menjadi penjinak gangguan teknologi.

'Kuai Kuai' bungkus hijau kini bukan hanya digunakan untuk ATM, server kantor, dan mesin fotokopi, namun juga dimanfaatkan oleh rumah-rumah sakit di seluruh Taiwan untuk menjaga mesin penting seperti ventilator tetap berjalan..

'Kuai Kuai' bahkan dapat ditemukan di Academia Sinica, lembaga penelitian utama Taiwan. Ting Jen-Chieh, seorang peneliti yang berspesialisasi dalam psikologi sosial, menegaskan bahwa teknisi institut telah meletakkan 'Kuai Kuai' sejak 2002 dalam keadaan masih tersimpan di dalam dus-nya untuk mencegah serbuan hewan pengerat.

Begitu juga di stasiun transmisi Radio Komunitas Internasional Taipei . Lionel Leng, seorang insinyur, yang telah bekerja di sana sejak tahun 1990-an, tidak ingat kapan tradisi itu bermula dan entah siapa yang memulainya.

Tapi dia menyatakan mulai menggunakan jimat keripik itu karena dia pernah melihat orang lain seprofesinya juga melakukan itu, "Saya melihat apa yang mereka lakukan dengan bungkusan keripik itu dan saat saya menanyakannya, mereka akan berkata, 'oh itu Kuai Kuai', yang berarti 'dengarkan saya' atau 'patuhi', jadi mesin akan 'patuh' melaksanakan fungsinya tanpa rewel."(bbc.com, 16 April 2021). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun