Mohon tunggu...
Resi Aji Mada
Resi Aji Mada Mohon Tunggu... Lainnya - Tulisan pribadi

Pernah menjalani pendidikan bidang studi Administrasi Negara di perguruan tinggi negeri di kota Surakarta. Pemerhati isu-isu sosial, politik, dan pemerintahan.

Selanjutnya

Tutup

Worklife Artikel Utama

Posisi Menentukan Prestasi, Berlaku di Tempat Kerja Anda?

4 Februari 2023   15:00 Diperbarui: 5 Februari 2023   05:17 393
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi jabatan tinggi di kantor (Sumber: shutterstock)

Dulu waktu masih jaman kita bersekolah (kecuali kalau Anda memang masih sekolah) pasti setidaknya sekali pernah mendengar ungkapan, "Posisi menentukan prestasi". Entah ungkapan ini muncul dari mana, apakah berdasarkan survei ilmiah, atau hanya berdasar pandangan. Intinya bahwa posisi di mana seorang siswa duduk bisa menggambarkan prestasi anak yang bersangkutan.

Biasanya siswa rajin dan cerdas sering duduk di bangku yang lebih depan, sedangkan semakin kebelakang diisi siswa yang katanya "biasa saja" atau cenderung agak nakal. Mungkin kalau dilihat secara ilmiah, semakin siswa duduk di depan sudah pasti semakin dekat dengan guru. Hal itu membuat penjelasan yang diberikan oleh guru semakin jelas ditangkap dibanding siswa yang duduk di belakang. Tapi bisa juga dibantah, sebuah ruang kelas pasti sudah dihitung untuk bisa menangkap suara guru secara cukup jelas dari segala penjuru meski guru menjelaskan tanpa pengeras suara, betul gak ya?

Tetapi menurut penulis, ungkapan "posisi menentukan prestasi" hasil dari pemikiran yang agak kuno. Karena penulis yakin yang dilihat dan diartikan dari kata "prestasi" adalah secara akademis. Padahal di dunia modern ini, ketika ilmu pengetahuan semakin berkembang. Banyak orang sudah mulai menyadari dan disadarkan jika prestasi tidak seharusnya hanya dilihat dari nilai akademis. 

Setiap anak atau setiap orang ternyata memiliki kecerdasan dan kemampuan lebih di area tertentu dan kurang di area yang lain, setiap orang bisa berbeda. Ada yang cerdas dalam akademis, ada yang dalam softskill, ada juga dalam hal psikomotorik dan yang lainnya.

Jadi siswa yang posisinya di kelas  sering duduk di belakang menurut penulis tidak berarti mereka kurang dibanding dengan siswa yang duduk di depan. Tidak sedikit juga pada akhirnya malah mereka lebih sukses, karena mungkin lebih bisa berpikir kreatif, tidak kaku.

Tetapi sebenarnya yang penulis ingin bahas bukan terkait masa sekolah, melainkan "posisi menentukan prestasi" dalam dunia kerja. Terutama dalam lingkup perusahaan di mana persaingan dunia kerja baik saat mencari pekerjaan dan bahkan ketika sudah bekerja tetap begitu tinggi (persaingannya).

Lalu maksudnya bagaimana? Kita yang saat kerja duduk lebih depan lebih berpotensi untuk memiliki prestasi lebih dibanding yang duduk dibelakang? Bukan, tetapi posisi di sini adalah jenjang karir atau jabatan seseorang dalam bekerja. Jadi maksudnya semakin tinggi jabatan semakin dianggap berprestasi? Itu kan hal yang memang seharusnya dan selumrahnya ya? Ada yang salah dengan itu?

Yang penulis maksud di sini tentang bagaimana seseorang "menjaga" prestasinya, atau lebih tepat lagi menjaga dan mempertahankan karirnya, jabatannya. Masih belum nangkap maksudnya? Penulis buat dalam contoh kasus saja.

Pernahkah Anda temui, ketika dalam bekerja, ada hal yang tidak beres dalam koordinasi yang dilakukan atasan misalnya, yang menyebabkan kesalahan dalam pekerjaan yang dikerjakan tim, tetapi pada akhirnya ketika dievaluasi kesalahan itu menjadi kesalahan anak buahnya. Setidaknya pasti kita yang sudah bekerja pernah menemui atau mendengar cerita dari orang lain.

Fenomena ini akan lebih sering terjadi pada perusahaan yang masih menerapkan sistem kontrol dan evaluasi secara konvensional ya, maksudnya ketika laporan pekerjaan dibuat berjenjang dari bawah ke atas sampai akhirnya laporan final diterima bos. Kenapa bisa terjadi kesalahan atasan berpindah jadi kesalahan bawahannya? 

Sederhana, karena semakin tinggi posisi, semakin seseorang memiliki kewenangan lebih, memiliki akses mengubah laporan untuk menentukan benar salah, dan tentu saja memiliki akses lebih terbuka kepada bos untuk menyampaikan apa yang "menurutnya" benar (walau mungkin tidak benar). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Worklife Selengkapnya
Lihat Worklife Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun