Mohon tunggu...
Resi Aji Mada
Resi Aji Mada Mohon Tunggu... Lainnya - Tulisan pribadi

Pernah menjalani pendidikan bidang studi Administrasi Negara di perguruan tinggi negeri di kota Surakarta. Pemerhati isu-isu sosial, politik, dan pemerintahan.

Selanjutnya

Tutup

Money Pilihan

Menyikapi Fenomena BTS x McD, Siapa Untung Siapa Buntung?

12 Juni 2021   16:00 Diperbarui: 12 Juni 2021   16:23 995
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi BTS Meal dengan saus cajun dan saus sweet chilli. (SHUTTERSTOCK/Najmi Arif)

Angka tersebut kemungkinan juga belum final karena belum termasuk hasil penjualan merchandise yang juga dijual bersamaan menu BTS meal ini. 

Ketiga, perusahaan aplikasi layanan pengantaran makanan. Menu BTS meal ini tidak tersedia untuk dine in maupun take away. Menu hanya bisa didapat melalui drive thru maupun lewat layanan pengantaran makanan. Dalam kondisi ini, pastinya berdampak pada peningkatan trafik pengantaran yg secara tidak langsung merupakan keuntungan bagi perusahaan. 

Meskipun sebuah keuntungan bagi layanan pengantaran makanan, namun hal ini masih bisa diperdebatkan secara dampak bagi pengemudinya. Nyatanya untuk menyelesaikan sebuah orderan, pengemudi harus menghabiskan waktu yg jauh lebih lama karena antrean yg begitu panjang akibat pemesanan serempak oleh customer. 

Belum lagi antrean pengemudi online yang membentuk kerumunan membuat resiko munculnya potensi penularan dan kluster baru penyebaran virus korona yang tentu saja akan merugikan sang pengemudi itu sendiri dan masyarakat bila penularan ini benar-benar terjadi. 

Lalu bagaimana dampak fenomena ini sendiri bagi Indonesia? Jika berbicara mengenai keuntungan, perekonomian, bagaimana efek kolaborasi ini berdampak bagi perekonomian Indonesia?

Kondisi perekonomian Indonesia saat ini masih belum kembali normal, bahkan di kuartal pertama tahun 2021 masih mencatatkan pertumbuhan ekonomi yang minus. 

Dengan kondisi tersebut, maka gebrakan promo yang benar2 bisa menarik daya beli masyarakat seperti BTS meal ini tentu saja serasa membawa angin segar dan optimisme pulihnya daya beli masyarakat, dan tentu saja pertumbuhan ekonomi nasional. 

Pajak pertambahan nilai (ppn), pajak restoran dsb, yang masuk ke kantong kas negara adalah bentuk nyata apa yg dinikmati Indonesia hasil dari kolaborasi McDonald x BTS. Tetapi apa yg didapat oleh Indonesia hanya sebagian kecil dari potensi pemasukan yg dihasilkan dari promosi ini. 

Pajak hanya berkisar 10% dari potensi pendapatan sebenarnya. Sedangkan potensi utamanya lari ke mana? Tentu saja ke McDonald's Corporation dan manajemen BTS selaku dua pihak utama yg melakukan kolaborasi. 

Ini artinya, sebenarnya kita yg begitu antusias menyerbu promo ini hanya menjadi target pasar saja. Kalau boleh saya menggunakan bahasa yg lebih vulgar, kita ini masih sebatas "sapi perah yang terus diperah susunya, kemudian diberikan jerami yang bisa kita nikmati dan kita olah lagi menjadi susu yg siap diperah lagi".

Hasil penjualan besar-besaran BTS meal dibawa keluar sedangkan negara ini dan rakyatnya hanya diberi bagian kecil dalam bentuk setoran pajak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun