Mohon tunggu...
Resi Aji Mada
Resi Aji Mada Mohon Tunggu... Lainnya - Tulisan pribadi

Pernah menjalani pendidikan bidang studi Administrasi Negara di perguruan tinggi negeri di kota Surakarta. Pemerhati isu-isu sosial, politik, dan pemerintahan.

Selanjutnya

Tutup

Gadget Artikel Utama

Cuma Beli Merk Kok Bangga

25 Oktober 2020   16:00 Diperbarui: 28 Oktober 2020   15:34 1148
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto oleh freestocks.org dari Pexels

Ketika berbicara mengenai perkembangan teknologi, ada yang hampir tidak pernah terlewat dari pemikiran dan perhatian. Iya, gawai atau mungkin kita lebih mengenalnya dalam bahasa inggris dengan istilah gadget. Lalu apa sih gadget itu? 

Sepengertian penulis, gawai atau gadget diartikan sebuah perangkat elektronik berukuran compact (apa ya bahasa indonesianya, dibilang kecil kurang tepat juga) yang memiliki teknologi yang selalu ditingkatkan serta fungsi praktis untuk menunjang kehidupan manusia. 

Ada cukup banyak macam gawai beserta teknologinya masing-masing, tapi saya akan membahas tentang smartphone, benda yang pasti selalu diingat saat membicarakan gadget. 

Saat ini sudah banyak merk smartphone yang beredar dipasaran (secara khusus di Indonesia) dari yang berharga masih ratusan ribu rupiah dengan fitur terbatas, hingga puluhan juta rupiah. Bahkan ada yang dibuat khusus dengan lapisan emas atau berlian dengan harga yang bisa mencapai ratusan juta hingga milyaran, tapi saya tidak akan membahas yang satu ini. 

Kalau boleh jujur secara fungsi, sebenarnya smartphone seharga ratusan ribu, atau paling tidak sejuta rupiah lebih dikit saja sudah bisa mengakomodasi kebutuhan fungsi dasar yang dicari seseorang dari smartphone. 

tapi kenyataannya lebih banyak yang dijual dengan harga lebih tinggi bahkan jauh lebih tinggi dan tetap saja diperebutkan. Kemudian terpikir dibenak saya, apa yang dicari setiap orang (termasuk saya sendiri) dari harga yang jauh lebih mahal? 

yang terpikirkan pertama kali mengenai perbedaan harga ya merknya. Dari iPhone, oh iya menurut saya ini merk ya karena nama sistem operasinya IOS sedangkan Android juga nama sistem operasi. 

Jadi kalau topiknya iPhone vs Android kok penulis rasa kurang tepat, bukannya salah lho ya. Balik lagi soal merk, ada juga Samsung, Oppo, sampai merk china yang saya pakai (xiaomi), hingga merk lokal Indonesia semacam advan. Masih banyak lagi yang tidak disebutkan, yang pasti tiap perusahaan pemegang merk ini memproduksi smartphone dengan rentang harga yang beragam dengan spesifikasi perangkatnya juga beragam. 

Kok bahas merk, jangan-jangan jawaban dari pertanyaan tadi itu ya? Yang dicari itu merknya? Ga juga sih, meski beberapa orang saya rasa secara sadar atau tidak sadar mencari itu. Kok bisa? Iya lah, dibalik deh pertanyaannya. Lebih pede mana bawa Iphone atau Xiaomi? Pasti sebagian (atau malah sebagian besar) akan jawab Iphone, padahal rentang harga Iphone baru termurah, mungkin sama dengan xiaomi baru kelas atas. 

"Ya kan beli Iphone meski mahal tapi menunjang kebutuhan saya lho bang, saya butuh sistem operasi dengan keamanan tinggi karena komunikasi dengan klien-klien penting dan penggunaan mobile banking yang masif." 

Atau "perangkat-perangkat lain di rumah saya terhubung lewat Cloud Sistemnya IOS, susah kalau ga punya Iphone" Yang lain lagi "saya butuh hasil posting bagus di Instagram karna pekerjaan saya sangat bergantung pada posting dan Story Instagram." (Entah bagaimana, tetapi hasil posting foto di Instagram menggunakan Iphone lebih baik daripada perangkat dengan os Android. Entah juga apakah masih sampai saat ini). 

kalau yang jadi argumentasi itu ya sangat tepat. Sama juga atlet E-sport yang membeli ROG phone (hp gaming) untuk menunjang latihan. 

Tapi kalau Instagram cuman lihat-lihat linimasa, buka wa juga seminggu sekali ada notif, buka M-banking cuma cek saldo, ga nambah nambah saldonya. posting foto selalu mukanya sendiri (ekspresinya sama terus pula) main game ya buat sendiri ga dijadiin konten ga juga niat jadi atlet e-sport. Apa iya perlu Iphone mahal, samsung seri S yang belasan juta itu, atau ROG phone spesifikasi tertinggi?

Penulis ga sedang julid sama orang lain lho ya. Oh ya di acaranya om Deddy Corbuzier kemaren bahas juga tentang pengertian julid, dan membicarakan  orang lain itu tidak selalu berarti julid. Apalagi saya juga ga sedang membicarakan siapa-siapa, cuma menyampaikan fakta yang ada. Mungkin juga malah tertuju pada penulis sendiri. 

Balik lagi ke topik, dengan kebutuhan yang "hanya" Tertentu itu butuhkah smartphone mahal? Atau diganti pertanyaannya, ga boleh kah dengan kebutuhan "hanya" Itu punya smartphone mahal? Jawabannya, ya boleh saja kalau punya anggaran yang cukup, asal tidak membebani anggaran pribadi, apalagi harus berhutang. 

Menurut pandangan pribadi saya sendiri, untuk barang semacam smartphone (kalau masih punya dan masih berfungsi), kurang bijak untuk membeli lagi atau ganti dengan cara kredit atau hutang. Boleh lah mau nambah atau upgrade, tapi lebih baik nabung dulu. Apalagi hanya untuk menaikkan prestige dimata kawan-kawan.

Saya rasa kawan-kawan kita akan lebih kagum saat kita bisa menggunakan smartphone kita secara produktif dan menghasilkan sesuatu dibanding hanya melihat kita menenteng smartphone merk terkenal dan mahal padahal kita fungsikan cuman untuk itu-itu saja. Bukan kekaguman yang diterima, tapi mungkin malah julid-an dari orang lain ditambah pikiran negatif mereka darimana atau bagaimana kita dapat smartphone mahal kita. 

Pada akhirnya, saat kita bicara topik iPhone vs Android, sebenarnya bukan apa kelebihan masing-masing yang harus kita tahu lebih dulu, tetapi seberapa tingkat kebutuhan kita, kemudian kita cari merk dan tipe smartphone yang paling worth it, maksudnya dengan harga paling sesuai dibanding kebutuhan kita. 

Tingkat kebutuhan smartphone tiap orang akan berbeda, tidak perlu untuk iri melihat milik orang lain yang lebih mahal karena mungkin kita tidak tahu kebutuhan lebih mereka. 

Jangan sampai pada akhirnya malah membebani diri sendiri. Tapi nih tapi, balik lagi semua hak asasi masing-masing, tidak ada yang boleh melarang setiap orang punya smartphone termahal, apalagi kalau kita tanya sama perusahaan smartphonenya. 

Hanya saja, pemilik smartphone tetep harus lebih smart dari gawainya, jangan sampai gawai yang menguasai orangnya termasuk sampai menguasai keuangan. Smartphone adalah kebutuhan, tetapi bisa jadi barang konsumtif saat kita kurang bijak menggunakan. Smartphone bisa membantu kehidupanmu, tapi bisa juga membunuhmu, ga hanya rokok. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gadget Selengkapnya
Lihat Gadget Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun