Mohon tunggu...
Resi Prasasti
Resi Prasasti Mohon Tunggu... Freelancer - Resi Prasasti

Aktif Blogger 2016, untuk menyalurkan hobi menulis dan menyampaikan informasi yang bermanfaat bagi orang lain. Berbagi ilmu dan informasi itu baik. *Pengalaman sebagai freelance: penulis , penerjemah buku, notulen dan pernah bekerja formal di berbagai bidang (LSM, Konsultan Komunikasi, Properti, Lembaga Negara)*. Penggemar coklat dan es krim, nonton, kuliner dan kucing Blog lainnya di kataresi.blogspot.com Twitter @resi_san & Insta @resicute

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tip Mereview Film dari Danamon Menginspirasi dan KomikNobar

10 Juni 2017   16:51 Diperbarui: 10 Juni 2017   17:39 309
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saatnya Sineas Perempuan Pegang Kendali dalam Kancah Film Nasional menjadi tema #KomikNobar bersama KoMik (Komunitas Film Kompasiana) bulan lalu. Aku sangat tertarik ingin ikut ketika melihat temanya karena aku merasa masih mempunyai kelemahan dalam melihat mutu film Indonesia, alias masih mengagungkan film luar dibandingkan film sendiri. 

Aku juga masih mengalami kesulitan dalam mereview sebuah film. Komik Nobar kali ini didukung sepenuhnya oleh Bank Danamon dan diadakan di Lau’s Kopitiam Setiabudi One, Jakarta. Peserta Komik yang hadir dibagikan kartu Danamon Flazz Edisi Reguler bergambar  Mercu Suar dan disajikan minuman dingin.

Hadir sebagai pembicara untuk memberikan pendapat dan tips soal film, ada Swastika Nohara dan Balda Zain Faiziyyah, blogger film dengan blog ulasanfilm21.com yang dipandu oleh moderator yang juga menjadi admin Komik yaitu Dewi Puspasari. Swastika ternyata adalah seorang penulis skenario film 3 Srikandi yang mungkin sudah tidak asing lagi. 

Film tentang 3 perempuan atlit panahan asal Indonesia di era tahun 1988 dan berhasil mengikuti Olimpiade Musim Panas di Seoul pada tahun yang sama. Diakui Swastika film 3 Srikandi melakukan riset mulai dari tahun 2014 dan berhasil rilis film di tahun 2016.

20170506-102852-593bbf5af09673910775d3d0.jpg
20170506-102852-593bbf5af09673910775d3d0.jpg
Untuk menjadi seorang penulis skenario yang berhasil tidak mudah bagi Swastika yang menyukai film Claudia Jasmine. Pengalaman film pertama yang ditonton Swastika adalah film berjudul Dinding Kelambu, yang ditontonnya pertama kali bersama ibundanya. Bagi Swastika pengalaman pertamanya menonton film Indonesia itu seru dan membuat penasaran karena sebenarnya film tersebut tidak sesuai untuk usianya.

Perkembangan film Indonesia pesat menurut Swastika, semakin banyak tema yang beragam dan kualitas film Indonesia lebih baik dalam 10 tahun terakhir. Peran perempuan dalam film Indonesia tidak melulu dianggap sebuah simbol seks, gadis malam, atau pemuas nafsu birahi saja dan semuanya seakan merendahakan martabat perempuan. Angin segar perfiliman Indonesia muncul dengan kehadiran film Sherina. Perempuan kini mempunyai prestasi dalam film baik di dalam layar maupun di belakang layar. Sebagai contoh film 3 Srikandi yang digarap Swastika dan film Kartini.

Swastika yang dulunya seorang reporter ini mempunyai cita-cita membuat film dokumenter dan demi mewujudkan keinginannya akhirnya Swastika sekolah lagi mendalami penulisan skenario film. Motto utama dalam penulisan skenario yang dipelajari Swastika adalah “Show, Don’t Tell”yang juga menjadi tantangan dalam menulis skenario. “Kita harus suka menulis untuk menajamkan feel kita dalam menulis skenario”, ujar Swastika memberikan tipsnya.

Banyak ide yang ada di kepala Swastika bahkan di laptop pribadinya banyak tersimpan sinopsis yang merupakan bibit awal dari skenario. Swastika menambahkan bahwa tidak ada elemen yang tidak penting dalam sebuah karya film. Mulai dari detail busana, detail make up, dan yang utama adalah pemilihan karakter kepada seorang artis atau aktor. Bahkan bentuk alis dalam film 3 Srikandi melalui riset untuk menyesuaikan latar belakang film yang menggambarkan tahun 1988.

20170506-105337-593bbfa96623bdb331da04a2.jpg
20170506-105337-593bbfa96623bdb331da04a2.jpg
Balda Zain sebagai seorang penulis review film juga hadir memberikan tips-tipsnya dan bercerita bahwa awalnya Balda gemar membuat twit tentang film. Berkat saran dari teman Balda mulai menulis review film di blog dan itu meminjam blog temannya. Review film Balda yang pertama adalah film Single.Beberapa tips Balda dalam menulis review:
  • Jangan tertipu trailer dan review (komen) dari yang sudah menonton
  • Trailer hanya berisi cuplikan dan potongan film dan itu belum menceritakan keseluruhan cerita. Untuk review dan komentar  dari yang sudah menonton terkadang bersifat subyektif. Lebih baik langsung menonton sendiri.
  • Masukan unsur alasan pemilihan film pada paragraf kedua
  • Untuk tambahan juga bisa masukan sinopsis pada paragraf kedua
  • Masukan pertanyaan yang mencuat saat menonton film pada review
  • Masukan penilaian kita tentang film tersebut, yang sejujurnya.
  • Bagi Balda menulis review ibarat menulis essay
  • Perbanyak referensi dan perbendaharaan kata/istilah film
  • Perhatikan kualitas dari akting pemain utama untuk poin film yang direview layak untuk ditonton lagi atau tidak.
  • Perhatikan juga akting pemeran pendukung, soundtrack, penataan visual gambar, dan plot twist dari sebuah film yang akan direview
  • Untuk menulis review pada sebuah film yang buruk, Balda lebih memilih untuk menuliskannya secara lugas dan memberikan solusinya.

Swastika dan Balda sepakat bahwa di ranah film independen, Indonesia sudah banyak berprestasi di film festival internasional. Namun untuk melawan film produksi Hollywood masih jauh tertinggal dari sisi marketing. Setidaknya perfilman Indonesia harus mampu meningkatkan marketing untuk bisa mendekati level film Hollywood yang tingkatnya sudah dunia. Semoga suatu saat film Indonesia bisa selevel film Hollywood, jangan mau kalah dari Cina dan India yang sudah banyak bekerjasama dengan Hollywood.

Oiya, Jaringan Prima juga hadir mendukung acara Komik Nobar kali ini. Adi Nugraha dari Jaringan Prima hadir memberikan beberapa informasi mengenai jaringan prima khususnya yang ada dalam kartu Danamon Flazz. Pasti kamu sudah pernah lihat kan kartu dan mesin ATM yang berlogo jaringan prima ternyata mempunyai beberapa kelebihan. Kelebihan utamanya dari Jaringan Prima adalah Real Time Online di 101 ribu ATM berlogo Prima dan ada 65 bank yang sudah terhubung dengan Jaringan Prima.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun