Mohon tunggu...
Resha AksatriaShakti
Resha AksatriaShakti Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Hanya sekedar mengetik.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Bagaimana Pandemi Covid-19 Merugikan Pendidikan

30 Juli 2021   13:30 Diperbarui: 30 Juli 2021   13:50 111
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Pendidikan merupakan hal yang paling penting dan sangat dibutuhkan oleh kita para generasi muda dalam  meraih cita - cita. Melalui pendidikan,kita jadi banyak mengetahui tentang pengetahuan dan keterampilan. Ilmu yang kita dapat dari pendidikan menjadikan diri kita dari yang tidak tahu menjadi tahu,tidak berkarakter menjadi berkarakter serta tidak terlatih menjadi terlatih.Dengan demikian, Pendidikan diartikan sebagai awal kesuksesan seseorang.

Dalam menjalani pendidikan, kita harus melewati beberapa tahapan tahapan pembelajaran, biasanya dimulai dari taman kanak-kanak (TK),sekolah dasar (SD),sekolah menengah pertama (SMP),sekolah menengah atas (SMA), sampai ke perguruan tinggi. Pemerintah sudah menetapkan aturan wajib belajar bagi warga negara Indonesia yang tercantum dalam PP. No.47 Tahun 2008.

Ada banyak pengertian pendidikan menurut para ahli, salah satunya adalah Plato. Plato mengartikan pendidikan sebagai sesuatu yang membantu perkembangan individu dari jasmani dan akal dengan sesuatu yang dapat memungkinkan tercapainya sebuah kesempurnaan. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan

Dimasa yang sulit seperti Covid-19 ini memaksakan penyelenggaraan  pendidikan secara daring (dalam jaringan), pemerintah melarang kegiatan belajar - mengajar tatap muka. Sudah dipastikan hal tersebut berpengaruh pada pola pendidikan saat ini.Banyak dampak dampak yang muncul setelah diberlakukannya pembelajaran jarak jauh.

Pembelajaran daring yang belum direncanakan secara matang ini berdampak pada metode pembelajaran yang diajarkan oleh para tenaga pendidik. Pemahaman dari para peserta didik seringkali tidak memahami materi yang diajarkan ataupun penyampaian dari guru yang kurang jelas.

Guru-guru terkadang hanya memberikan tugas kepada siswa - siswanya melalui aplikasi chat bernama whatsapp. Guru membuat grup kelas untuk memberitahu apa saja yang harus dikerjakan tiap hariselama proses pembelajaran. Sore harinya guru akan mengoreksi tugas tugas yang sudah diberikan.Masalahnya banyak guru kurang mengerti penggunaan whatsapp secara menyeluruh.

Hal ini dapat meningkatkan tingkat kemalasan siswa dan siswa merasa tidak  terawasi oleh guru.Siswa sulit menangkap materi yang diberikan sehingga mengakibatkan siswa merasa gagal dalam mengikuti pembelajaran.

Malasnya siswa dalam belajar dirumah membuat siswa bosan dan kurang perhatian terhadap belajar.Hasil belajarpun akan berbeda antara hasil belajar daring dan hasil belajar tatap muka.Tidak sedikit siswa mendapatkan nilai yang rendah saat diadakan ujian secara daring.Dibandingkan dengan tatap muka,Jumlah yang mendapat nilai tinggi akan lebih banyak daripada siswa yang mendapat nilai rendah.Dapat dikatakan bahwa proses belajar -- mengajar secara daring kurang efektif.

Keterampilan dan sikap siswa tidak bisa terlihat dalam pembelajaran daring.Contohnya ketika ujian praktik dilakukan, Guru tidak bisa melihat siswa mengerjakan praktik secara langsung, guru hanya bisa melihat siswanya ujian praktik melalui handphone atau laptop.Sehingga, tidak dapat dipastikan siswa tersebut  mengerjakan ujian praktik sendiri atau dibantu oleh orang lain.

Begitu pula dengan sikap, sikap siswa dikhawatirkan tidak dapat dikendalikan oleh orangtua dan guru dikarenakan tidak ada interaksi antara siswa dan guru sebagai pendidik sikap dan etika.Banyak siswa di masa sekarang yang kurang sopan terhadap orang yang lebih tua.

Faktor internet dan perangkat yang belum memadai juga menjadi masalah pembelajaran daring. Banyak siswa -- siswa yang tidak bisa mengikuti belajar daring, khususnya yang bertempat tinggal di pelosok -- pelosok desa dikarenakan jaringan yang tidak sampai ke tempat mereka tinggal maupun perangkat yang belum mendukung sistem pembelajaran daring.Jika dibiarkan begini, maka akan terjadi ketidakmerataan pendidikan di Indonesia.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun