Mohon tunggu...
reas
reas Mohon Tunggu... Jurnalis - Tumpukan Aksara

Langkahkan kaki dan wujudkan mimpi.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Lingkung Seni Gerakan Pramuka: Hidup adalah Seni, Wujudkan dengan Prestasi

1 Maret 2019   09:30 Diperbarui: 1 Maret 2019   09:46 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto: Pers Pramuka UIN SGD Bandung

Senin 25 Februari 2019, Unit Lingkung Seni Gerakan Pramuka atau yang akrab dipanggil dengan liska, telah mengadakan kegiatan pagelaran motekar. Kata motekar itu sendiri diambil dari bahasa sunda yang juga merupakan nama angkatan ke-22 di unit liska. Arti dari kata tersebut ialah seseorang yang selalu ingin berkarya, bermimpi, berjuang, dan bekerja keras. Pagelaran yang diadakan di Teras Sunda ini ditujukan sebagai syarat akhir untuk menjadi anggota muda.

Foto: Pers Pramuka UIN SGD Bandung
Foto: Pers Pramuka UIN SGD Bandung
Pagelaran dimulai dengan prosesi upacara adat. Diawali dengan rajah, diselingi dengan lengser dan ambu, umbul-umbul dan pembawaan payung adat, dilanjutkan dengan tari badaya, catrik dan ditutup dengan tari persembahan. Setelah upacara adat dilaksanakan, kemudian pagelaran dimulai.

Foto: Pers Pramuka UIN SGD Bandung
Foto: Pers Pramuka UIN SGD Bandung
Pembawa acara dari pagelaran ini sangat menarik. Pasalnya, mereka adalah abah dan ambu dari prosesi upacara adat. Gaya bahasa yang berbeda dari pembawa acara kebanyakan, menjadikan pagelaran ini menyenangkan tanpa ada kesan bosan. Mereka membawakan acara menggunakan bahasa sunda, itu ditujukan untuk melestarikan bahasa daerah. Mereka juga membawakan acara dengan bumbu-bumbu humor, yang menjadikan acara dihiasi dengan gelak tawa.

Foto: Pers Pramuka UIN SGD Bandung
Foto: Pers Pramuka UIN SGD Bandung
Selain menampilkan budaya-budaya sunda, seperti tari tradisional, lagu-lagu sunda, dan permainan budak lembur, disini juga disajikan modern dance dan perkusi. Itu semua disajikan sebagai tanda bahwa selain mengetahui budaya, kita juga perlu untuk mengikuti perkembangan zaman. Pagelaran ini ditutup dengan persembahan angklung dari para calon anggota muda. Lagu yang dibawakan pun sangat sakral, yaitu hymne sunan gunung djati-pakungwati.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun