Mohon tunggu...
Bayu Faqikhudin
Bayu Faqikhudin Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

akan ada mawar merekah dimana saya melangkah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Celaan di Hari Ulang Tahun

17 Agustus 2012   07:32 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:37 136
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

“katanya merdeka, kok.. blablabla”

“Negara lain saja.. blablabla,, kita? Huh payah”

Di momen 17 Agustus seperti hari ini, masih sering saya jumpai kalimat – kalimat seperti itu di timeline twitter atau status Facebook. Seolah dengan kritik dan sarkas seperti itu merasa sudah sangat cerdas dalam mengisi perayaan ulang tahun kemerdekaan Negara.

Amat disayangkan, seolah olah dengan berkata demikian dia seperti majikan yang tinggal di sebuah rumah bernama Indonesia dimana sesama warganegara yang lain dia anggap babu yang tak becus menciptakan Negara seperti yang dia inginkan.

Saya membayangkan bagaimana jika kalimat sarkastis itu ditujukan kepada diri masing masing. Mempertanyakan mengapa selama ini tak bisa membuat nama Indonesia menjadi “wah” dimata dunia. Mengapa selama ini menjadi mahasiswa bisanya Cuma kuliah – pulang.

Makna kemerdekaan yang mainstream disebutkan, seperti merdeka dari kemiskinan, merdeka dari hutang Negara, merdeka dari koruptor dll. Satu yang ingin saya tambahkan adalah, merdeka dari pola pikir manja, yang dengan gampangnya beranggapan bahwa ‘negara nggak pernah maju ya salah para pengendali pemerintahan’.

Mungkin jika diibaratkan ‘Indonesia’ berwujud manusia. Dan kita berkesempatan diundang untuk menghadiri ulang tahunnya tanggal 17 Agustus ini. Begitu datang ke pestanya, bukannya memberikan ucapan selamat ulang tahun, mendoakan apa yang terbaik baginya, atau memberikan harapan yang positif, namun malah memberikan ucapan pesimistis seperti “kamu ini, kemiskinan dimana mana”, “kamu ini hutang Negara makin tinggi”, “kamu ini, pemerintah gak becus ngurus dirimu”. Kira2 bagaimana reaksi yang bakal ditunjukkan si Indonesia ini? Yang pasti malah sedih, murung, sendu dan lain lain. Bukannya malah gembira dan happy di momen ulang tahunnya.

Ya seperti itulah gambaran jika kita terlalu asyik dengan respon negatif terhadap bangsa sendiri, tanpa ada keyakinan positif atau optimisme terhadap esok yang lebih baik untuk Indonesia. Padahal dari banyaknya keburukan yang dikandung negeri ini, jauh lebih banyak kebaikan, kelebihan, kemakmuran, dan kekayaan alam ibu pertiwi yang menunggu untuk disyukuri.

DIRGAHAYU 67 TAHUN REPUBLIK INDONESIA

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun